Sabtu, 04 Januari 2014

TAKDIR ALLAH BAGI MANUSIA  

SEMOGA ALLAH MENETAPKAN  KITA SEMUA DI DALAM TAQWA DAN MENDAPAT KHUSNUL KHOTIMAH DI AKHIR HAYAT...

عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ : إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ. فَوَ اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا. [رواه البخاري ومسلم].


Terjemah Hadits Arbain

Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radiallahuanhu beliau berkata: Rasulullah صلى الله عليه وسلم menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan: Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara: menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan celaka atau bahagianya. Demi Allah yang tidak ada ilah selain-Nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli syurga hingga jarak antara dirinya dan syurga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli syurga maka masuklah dia ke dalam syurga. (Riwayat Bukhari dan Muslim).

Syarah/penjelasan Hadist (Arbain Annawawi)

Allah سبحانه و تعالى mengetahui tentang keadaan makhluk-Nya sebelum mereka diciptakan dan apa yang akan mereka alami, termasuk masalah bahagia dan celaka. Tidak mungkin bagi manusia di dunia ini untuk memutuskan bahwa dirinya masuk syurga atau neraka, akan tetapi amal perbuatan merupakan sebab untuk memasuki keduanya. Amal perbuatan dinilai di akhirnya. Maka hendaklah manusia tidak terpedaya dengan kondisinya saat ini, justru harus selalu mohon kepada Allah agar diberi keteguhan dan akhir yang baik (husnul khotimah). Disunnahkan bersumpah untuk mendatangkan kemantapan sebuah perkara dalam jiwa. Tenang dalam masalah rizki dan qanaah (menerima) dengan mengambil sebab-sebab serta tidak terlalu mengejar-ngejarnya dan mencurahkan hati karenanya. Kehidupan ada di Tangan Allah. Seseorang tidak akan mati kecuali dia telah menyempurnakan umurnya. Sebagian ulama dan orang bijak berkata bahwa dijadikannya pertumbuhan janin manusia dalam kandungan secara berangsur-angsur adalah sebagai rasa belas kasih terhadap ibu. Karena sesungguhnya Allah mampu menciptakannya sekaligus.
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Allah سبحانه و تعالى telah menentukan semunya, terkait RIZKI: masalah jodoh, penghasilan pekerjaan, AJAL: kapan, di mana, dengan cara bagaimana maut menjemput kita, AMALAN: hidup ini akan kita isi dengan amal shaleh atau kemaksiatan yang lebih mendominasi, CELAKA ATAU BAHAGIA: dalam menjalani kehidupan, kita lebih condong memilih jalan ke neraka atau ke surga.

HIDAYAH HANYA MILIK ALLAH سبحانه و تعالى ...Mungkin kita sering berfikir, sudah banyak sekali cara kita untuk menyadarkan seseorang yang kita cintai, untuk merubah sifat seseorang yang sangat disayangi. Akan tetapi, segala cara dan upaya kita, ternyata tidak mampu untuk merubahnya menjadi seseorang yang baik. Sebenarnya apa yang salah dengan upaya kita, bagaimanakah caranya agar kita dapat merubah seseorang?

Mengenai hal ini, perlu kita ketahui, hidayah atau petunjuk hanyalah milik Allah سبحانه و تعالى , bagaimana pun upaya kita untuk merubah seseorang, bagaimana pun kerja keras kita untuk menyadarkan seseorang, maka itu tidak ada artinya jika Allah tidak menghendaki hidayah kepadanya, orang tersebut tidak akan berubah sampai Allah memberikannya hidayah.Allah سبحانه و تعالى berfirman yang artinya "Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Alloh memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Alloh lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (QS Al Qashash: 56).

Ibnu katsir mengatakan mengenai tafsir ayat ini, "Allah mengetahui siapa saja dari hambanya yang layak mendapatkan hidayah, dan siapa saja yang tidak pantas mendapatkannya".

Syaikh Muhammad ibnu Shalih Al-Utsaimin menerangkan, "Hidayah di sini maknanya adalah hidayah petunjuk dan taufik. Allah سبحانه و تعالى berikan hidayah ini kepada orang yang pantas mendapatkannya, karena segala sesuatu yang dikaitkan dengan kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka mesti mengikuti hikmah-Nya."

Rasulullah صلى الله عليه وسلم Sendiri Tidak Dapat Memberi Hidayah Taufik

Turunnya ayat ini berkenaan dengan cintanyaRasulullah صلى الله عليه وسلم kepada pamannya Abu Tholib. Akan tetapi, segala cara dan upaya yang dilakukan beliau untuk mengajak pamannya kepada kebenaran, tidak sampai membuat pamannya menggenggam Islam sampai ajal menjemputnya. Seorang rosul yang kita tahu kedudukannya di sisi Allah سبحانه و تعالى saja tidak mampu untuk memberi hidayah kepada pamannya, apalagi kita yang keimanannya sangat jauh dibandingkan Beliau.

Tidakkah kita melihat perjuangan Nabi Allah Nuh di dalam menegakkan tauhid kepada umatnya? Waktu yang mencapai 950 tahun tidak dapat menjadikan umat nabi Nuh mendapatkan hidayah Allah, bahkan untuk keturunannya sendiri pun ia tidak dapat menyelamatkannya dari adzab, Allah سبحانه و تعالى berfirman yang artinya "Dan Nuh memanggil anaknya yang berada di tempat yang jauh, ‘Wahai anakku! Naiklah bahtera ini bersama kami dan janganlah kamu bersama orang-orang kafir’. Dia berkata, ‘Aku akan berlindung ke gunung yang akan menghindarkanku dari air bah. Nuh berkata, ‘Hari ini tidak ada lagi yang bisa melindungi dari adzab Allah kecuali Dzat Yang Maha Penyayang.’ Dan gelombang pun menghalangi mereka berdua, maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan." (QS. Hud:42-43)

Melihat anaknya yang tenggelam, Nabi Nuh berdoa (yang artinya), "Dan Nuh pun menyeru Rabbnya, ‘Wahai Rabbku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji-Mu adalah janji yang benar, dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya.’ Allah berfirman, ‘Wahai Nuh, sesungguhnya dia bukan termasuk keluargamu (yang diselamatkan), sesungguhnya amalannya bukanlah amalan yang shalih. Maka janganlah engkau meminta kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui. Sesungguhnya Aku peringatkan engkau agar jangan termasuk orang-orang yang jahil." (QS. Hud: 45-46)

Contoh lainnya adalah apa yang dialami oleh Nabi Allah, Ibrohim. Berada ditengah-tengah orang-orang yang menyekutukan Allah سبحانه و تعالى, ia termasuk orang yang mendapat petunjuk. Allah سبحانه و تعالى dengan mudahnya memberikan hidayah kepada seseorang yang dikehendakinya, padahal tidak ada seorang pun yang mengajarkan dan menerangkan kebenaran kepadanya, Allah سبحانه و تعالى berfirman yang artinya "Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan yang ada di langit dan di bumi, agar dia termasuk orang-orang yang yakin. Ketika malam telah gelap, dia melihat bintang, lalu berkata, ‘Inilah rabbku’. Tetapi tatkala bintang itu tenggelam, dia berkata, ‘Aku tidak suka pada yang tenggelam’. Kemudian ketika dia melihat bulan terbit, dia berkata, ‘Inilah rabbku’. Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata, ‘Sesungguhnya jika Rabbku tidak memberi petunjuk padaku, pasti aku termasuk orang-orang yang sesat. Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata, ‘Inilah rabbku, ini lebih besar’. Tatkala matahari itu terbenam, dia pun berkata, ‘Wahai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian persekutukan! Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan-Nya’." (QS. Al-An’am: 75-79)

Dari hal ini, sangat jelaslah bagi kita, hidayah hanyalah milik Allah سبحانه و تعالى , dan Allah سبحانه و تعالى memberi hidayah kepada orang yang dikehendakinya. Barangsiapa yang Allah سبحانه و تعالى beri hidayah, tidak ada seorang pun yang bisa menyesatkannya dan barangsiapa yang telah Allah سبحانه و تعالى sesatkan, tidak ada seorang pun yang bisa memberi hidayah kepadanya. Allah سبحانه و تعالى berfirman yang artinya "Allah memberikan hidayah kepada siapa yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus." (QS. Al-Baqarah: 213) dan Allah سبحانه و تعالى berfirman yang artinya "Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemberi petunjuk." (QS. Az-zumar:23).

TANDA TANDA orang yang ditakdirkan Allah سبحانه و تعالى selalu mendapat hidayah akan berupaya semaksimal mungkin Menggapai dan mempertahankan Hidayah dari Allah سبحانه و تعالى .

Setelah mengetahui hal ini, lantas bagaimana upaya kita untuk mendapatkan dan mempertahan hidayah? Bagaimana berikhtiar/caranya membuat orang lain dengan taqdir dan izin Allah سبحانه و تعالى untuk mendapatkan hidayah?

Di antara sebab-sebab seseorang mendapatkan hidayah Allah سبحانه و تعالى adalah:

1. Bertauhid

Seseorang yang menginginkan hidayah Allah, maka ia harus terhindar dari kesyirikan, karena Allah سبحانه و تعالى tidaklah memberi hidayah kepada orang yang berbuat syirik. Allah سبحانه و تعالى berfirman yang artinya "Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kesyirikan, mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al-an’am:82).

2. Taubat kepada Allah سبحانه و تعالى

Allah سبحانه و تعالى tidak akan memberi hidayah kepada orang yang tidak bertaubat dari kemaksiatan, bagaimana mungkin Allah memberi hidayah kepada seseorang sedangkan ia tidak bertaubat? Allah سبحانه و تعالى berfirman yang artinya "Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepada-Nya".

3. Belajar Agama

Tanpa ilmu (agama), seseorang tidak mungkin akan mendapatkan hidayah Allah سبحانه و تعالى . Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda yang artinya “Jika Allah menginginkan kebaikan (petunjuk) kepada seorang hamba, maka Allah akan memahamkannya agama” (HR Bukhori)

4. Mengerjakan apa yang diperintahkan dan menjauhi hal yang dilarang.

Kemaksiatan adalah sebab seseorang dijauhkan dari hidayah. Allah سبحانه و تعالى berfirman yang artinya "Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka), dan kalau demikian, pasti Kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi Kami, dan pasti Kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus." (QS. An-nisa: 66-68).

5. Membaca Al-qur’an, memahaminya mentadaburinya dan mengamalkannya.

Allah سبحانه و تعالى berfirman yang artinya "Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus" (QS. Al-Isra:9)

6. Berpegang teguh kepada agama Allah سبحانه و تعالى

Allah سبحانه و تعالى berfirman yang artinya "Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS. Ali-Imron:101).

7. Mengerjakan sholat.

Di antara penyebab yang paling besar seseorang mendapatkan hidayah Allah adalah orang yang senantiasa menjaga sholatnya, Allah سبحانه و تعالى berfirman pada surat al-baqoroh yang artinya "Aliif laam miim, Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya dan merupakan petunjuk bagi mereka yang bertaqwa."

Siapa mereka itu, dilanjutkan pada ayat setelahnya "yaitu mereka yang beriman kepada hal yang ghoib, mendirikan sholat dan menafkahkah sebagian rizki yang diberikan kepadanya" (QS. Al-baqoroh:3).

8. Berkumpul dengan orang-orang sholeh

Allah سبحانه و تعالى berfirman yang artinya "Katakanlah: "Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita dan (apakah) kita akan kembali ke belakang, sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh syaitan di pesawangan yang menakutkan; dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan): "Marilah ikuti kami." Katakanlah:"Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam.” (QS. Al-An’am:72).

Ibnu katsir menafsiri ayat ini, "Ayat ini adalah permisalan yang Allah berikan kepada teman yang sholeh yang menyeru kepada hidayah Allah dan teman yang jelek yang menyeru kepada kesesatan, barangsiapa yang mengikuti hidayah, maka ia bersama teman-teman yang sholeh, dan barang siapa yang mengikuti kesesatan, maka ia bersama teman-teman yang jelek. "

Dengan mengetahui hal tersebut, marilah kita berupaya untuk mengerjakannya dan mengajak orang lain untuk melakukan sebab-sebab ini, semoga dengan jerih payah dan usaha kita dalam menjalankannya dan mendakwahkannya menjadi sebab kita mendapatkan hidayah Allah سبحانه و تعالى . Syaikh Abdullah Al-bukhori mengatakan dalam khutbah jum’atnya "Semakin seorang meningkatkan ketaqwaannya kepada Allah, niscaya bertambah hidayah padanya. Seorang hamba akan senantiasa ditambah hidayahnya selama dia senantiasa menambah ketaqwaannya. Semakin dia bertaqwa, maka semakin bertambahlah hidayahnya, sebaliknya semakin ia mendapat hidayah/petunjuk, dia semakin menambah ketaqwaannya. Sehingga dia senantiasa ditambah hidayahnya selama ia menambah ketaqwaannya."

SESEORANG YANG PADA DETIK INI tengah mendapat hidayah tidak boleh dan tidak benar memastikan bahwa hidayah itu akan pasti bertahan hingga akhir hidupnya, sebaliknya orang yang detik ini belum mendapat hidayah juga tidak bisa, tidak benar mengatakan dan memastikan bahwa dirinya akan terus tersesat sampai akhir hidupnya, maka janganlah mengatakan "aku pasti masuk surga atau sebaliknya seseorang memastikan dirinya bakal masuk neraka".

Maka Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengajarkan kepada kita untuk selalu HARAP,CEMAS DAN TAKUT untuk persolan hidayah: berharap, berdoa kepada Allah سبحانه و تعالى dan berupaya keras agar hidayah tetap untuk kita, cemas dan takut jangan sampai kehilangaan hidayah...
----------------------------------------------------------------------------------

--------semoga bermanfaat--------

Untuk Anggota Grup AHSANU QAWLAN Penyejuk Hati
----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------
(((~~~ Saat jiwa kita sangat mencintai kebenaran, maka rawatlah dengan sebaik-baiknya, sehingga Allah juga berkenan merawat dan melindungi kita untuk menjadi hamba-Nya yang selalu ber-istiqomah.

"Bersegeralah beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam yang gelap gulita, seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di waktu sore telah kafir, dan di waktu sore beriman dan pagi menjadi kafir, ia menjual agamanya dengan kesenangan dunia." (HR. Ahmad no: 8493)

"Bersegeralah kamu dengan mengerjakan amalan-amalan (shalih) sebelum munculnya berbagai macam fitnah (kerusakan/ penyimpangan dalam agama) yang (gambarannya) seperti satu bagian malam yang gelap gulita, (sehingga) ada seorang yang di waktu pagi dia masih memiliki iman tapi di waktu sore dia telah menjadi orang yang kafir, dan (ada juga) yang di waktu sore dia masih memiliki iman tapi besok paginya dia telah menjadi orang yang kafir, dia menjual agamanya dengan perhiasan dunia.” (HR. Muslim no: 118).~~~)))
----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------
JANGAN JENUH UNTUK SELALU BEDO'A
YA ALLAH BIMBINGLAH KAMI UNTUK TETAP MAMPU BERTAHAN MENJADI HAMBA-MU YANG AMANAH...

Persoalan tentang balasan hidup di akhirat seharusnya sudah bisa kita rasakan sebagai sesuatu yang "sangat dekat pasti akan terjadi", yang wajib kita yakini dalam hidup nyata kita saat ini, bukan sekedar ancaman yang masih jauh masa terj...adinya, tanpa dicampuri keraguan sedikitpun, bahwa setiap orang akan mendapatkan pembalasan secara sempurna dari ...semua yang dilakukannya. Maka dengan ini kita akan bisa lebih berhati-hati dalam hidup, sangat mengutamakan akherat sehingga sangat selektif terhadap "segala tawaran.., peluang, sodoran kesempatan" untuk mendapatkan harta, hidup kaya, bermewah-mewah, bersaing ketat dalam kepemilikan sesuatu, terjebak dalam perlombaan kehidupan materialistis. Ya.. Rahmaan... Ya Rahiim... senantiasa lindungilah dan bimbinglah kami untuk bisa menjalani hidup seperti yang Engkau dan Rasul-Mu inginkan... jauhkan kami dari berani melakukan pengambilan harta yang bukan hak kami ya Allah...
-------------------------------------------------------------------
Sebagai apa pun kita saat ini peluang hidup dengan cara yang tidak benar selalu ada.., dan kita semua kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah سبحانه و تعالى
-------------------------------------------------------------------
Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu akan ditanya mengenai kepemimpinanmu. Imam (Penguasa) adalah pemimpin dan akan ditanya mengenai kepemimpinannya. Seorang laki-laki adalah pemimpin keluarganya dan bertanggung jawab mengenai kepemimpinannya. Istri adalah pemimpin rumah tangga suaminya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Pelayan (buruh) adalah pemeliharaharta majikannya dan akan ditanya mengenai pemeliharaannya. Maka kamu sekalian adalah pemimpin dan masing-masing bertanggung jawab atas kepemimpinannya." (HR. Bukhari - Muslim).

"........... , maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu, kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya.” (Terjemah Alquran Surat Al-Imran: 161).

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: “Hai manusia, barang siapa yang mejalankan tugas untuk kami, lalu dia menyembunyikan dari kami barang sekecil jarum atau lebih, maka apa yang disembunyikannya itu adalah kecurangan (korupsi) yang kelak akan dibawa pada hari kiamat.” (HR. Muslim dan Ahmad).
-------------------------------------------------------------------
Korupsi Dalam Perang Khaibar

Yahya Ibn Sa’id telah menyampaikan kepada kami dari Yahya Ibn Sa'id Ibnu Hayyan, dari Muhammas Ibn Yahya, dari Abi 'Amrah, dari Zaid Ibn Khalid al-Juhani bahwa seorang sahabat Nabi dari meninggal pada waktu penaklukan Khaibar, maka para sahabat melaporkan hal itu kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم Lalu beliau bersabda: “Salatkanlah kawanmu itu”, maka berubahlah raut wajah orag-orang karena sabda itu dan Nabi bersabda: "Rekanmu itu telah melakukan gulul dalam Perang". Maka kamipun memeriksa barang-barangnya, lalu kami temukan manik-manik orang Yahudi yang harganya tidak mencapai dua dirham (HR. Ahmad).

Hadis ini mengkisahkan "sebuah kasus korupsi kecil" yang dilakukan oleh salah seorang sahabat yang ikut dalam penaklukan perang Khaibar. Tidak ada catatan tentang nama orang tersebut, tetapi dalam beberapa versi Hadits, yang bersangkutan disebutkan bahwa ia berasal dari Bani 'Asyja'. Dalam kasus ini korupsi diberi hukuman moral, yaitu Rasulullah saw.. tidak ikut menyshalatkan jenazahnya; beliau menyuruh sahabatnya saja yang melakukanya.
-------------------------------------------------------------------
Ismail telah menyampaikan kepada kami, ia berkata Malik telah menyampaikan kepadaku, dari Saur Ibn Zaid ad-Dili, dari Abi al-Ghais bekas budak Ibn Muti’, dari Abu Hurairah (bahwa) ia berkataa: Kami keluar bersama Rasulullah صلى الله عليه وسلم pada waktu penaklukan Khaibar, kami tidak memperoleh rampasan Perang berupa emas dan peran, yang kami peroleh adalah benda tak bergerak, pakaian dan barang-barang dan seorang lelaki dari Bani ad-Dubaib bernama Rifa’ah Ibn Zaid menghadiahi Rasulullah صلى الله عليه وسلم seorang budak bernama Mi'dam. Rasulullah صلى الله عليه وسلم berangkat menuju Wadi al-Qura', sehingga ketika ia sampai ke Wadi al-Qura' itu pada saat Mi'dam emnurunkan barang-barang bawaan Rasulullah صلى الله عليه وسلم tiba-tiba sebuah panah misterius (mengenai Mi’dam) dan menyebabkan ia meninggal. Maka orang-orang (yang melihat) mengatakan: Semoga ia masuk sorga. Maka Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: "Tidak! Demi Tuhan yang diriku berada di tangannya, sesungguhnya mantel yang diambilnya pada waktu penaklukan Khaibar dari rampasan Perang yang belum dibagi akan menyulut api neraka yang akan membakarnya". Ketika orang-orang mendengar pernyataan Rasulullah itu, seorang laki-laki datang kepada Nabi صلى الله عليه وسلم membawa seutas tali sepatu atau dua utas tali sepatu (keraguan dari rawi). Nabi صلى الله عليه وسلم lalu mengatakan: seutas tali sekalipun akan menjadi api neraka atau dua utas talipun akan menjadi api neraka (seandainya tidak dikembalikan). (HR. Bukhari).

JIKA KORUPSI KECIL SEPERTI KEJADIAN YANG TELAH TERCERITAKAN DI ATAS... RASULULLAH صلى الله عليه وسلم SUDAH MEMBENCINYA... BAHKAN TIDAK MAU MENSHALATKAN JENAZAH SI PELAKU.... lalu bagaimana dengan model-model korupsi yang dilakukan oleh orang-orang pada zaman sekarang..??? Naudzubillah, Kami berlindung kepada Engkau ya Allah...



-----------semoga bermanfaat-----------
---BERBAGI TUGAS DA'WAH---
Kami Yang Menulis Anda Yang Giat Mengajak Orang Lain
Untuk Bergabung Bersama Grup AHSANU QAWLAN

Hindari meminta pemenuhan kebutuhan kepada manusia, mintalah HANYA kepada yang pintu-pintuNya tidak pernah tertutup.., Dia akan murka jika kita tidak meminta kepadaNya.., sedangkan manusia kadang bahkan sering marah jika kita meminta sesuatu kepadanya...

.............. KARENA ALLAH CINTA.., adakalanya seorang hamba diuji dengan berbagai macam kesulitan dalam hidupnya, bahkan hingga titik terlemah pada kondisi seorang hamba, ujian-NYA masih juga "menyapa"..,

.............. KARENA ALLAH SAYANG.., maka seringkali diakhirkan petolongan-NYA datang, karena DIA ingin membentuk dari kalangan manusia para hamba terpilih.., saat masih ditangguhkan apa-apa yang tengah diinginkan dan sedang diperjuangkan seorang hamba, terkadang seorang hamba merasa diabaikan, harus selalu disadari bahwa tidak ada satupun do'a dan langkah perjuangan seorang hamba yang Allah sia-siakan...

.............. Bukan Allah tidak mendengar do'a.., hanya saja DIA lah Yang Maha Mengetahui "apa yang terbaik dan batas cukup atas segala sesuatu bagi setiap hamba-NYA...".

.............. Teruslah berdo'a.., jangan hentikan ikhtiar, hari ini kita lakukan pada batas terbaik yang kita mampu, bahkan kita susul dengan penuh sigap, bersiap-siap dengan tingkat ikhtiar yang lebih baik lagi untuk esok hari...

.............. Tak mengapa jika air mata kerap kali jatuh... Sahabat-sahabatku TETAPLAH BERSEMANGAT !!! Biarlah Allah yang memberi nilai dan hasil akhir dari setiap sesuatu yang kita perjuangkan pada waktu yang menjadi pilihan-NYA... Bukan pilihan kita !!!

KITA HARUS SELALU MEYAKINI bahwa ketika setiap kita tengah menjalani ujian musibah dari Allah سبحانه و تعالى, sesungguhnya masih telampau banyak orang lain yang menerima ujian jauh lebih berat dari yang tengah atau sudah kita jalani.., MAKA bersabarlah, TETAP dalam kesabaran dan SELALU kuatkan kesabaran... Sangat baik jika kita selalu berupaya mengingat-ingat semua yang masih ada pada diri kita, yang masih kita miliki.., BUKAN pada apa-apa yang diinginkan dan belum dimiliki... BINA diri kita masing-masing untuk MENJADI HAMBA-HAMBA-NYA YANG TANGGUH dalam hidup ini. Seorang hamba boleh meminta sebanyak dan sesempurna mungkin tentang segala sesuatu dalam do'anya, tetapi ia harus "pandai" memahami bahwa Allah سبحانه و تعالى lebih mengetahui "batas cukup dan terbaik" setiap sesuatu bagi seorang hamba...
-----------------------------------------------------------------------------
Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. al-Mu’min (40) : 60)

Jika kita berdoa kepada Allah سبحانه و تعالى paling tidak kita akan mendapat satu di antara tiga kebaikan.., dan bahkan bila Allah سبحانه و تعالى menghendaki maka akan di berikan ketiga-tiganya
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda yang artinya:"...Setiap muslim yang memohon -------- selain suatu dosa dan pemutusan hubungan silaturrahmi-------- pasti Allah akan membari SALAH SATU dari TIGA HAL: DOANYA DIKABULKAN DENGAN SEGERA, atau DOANYA DISIMPAN UNTUK DIAKHERAT atau lantaran doa tersebut IA DIJAUHKAN DARI MARA BAHAYA SEBESAR KEBAIKAN YANG DIPINTA". (HR. Imam Ahmad, Al-Bazaar, Abu Ya'la, At-Tirmidzy) shahih dalam ktb Ad-Da'wat IX/923)
---------------------------------------------------------------------------
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda yang artinya: 

"Do'a salah seorang dari kalian akan dikabulkan selagi tidak mengucapkan, "Aku sudah berdo'a, tetapi mengapa belum dikabulkan?" (HR. Bukhori Ad-Da'wat XI/140 dan HR. Muslim Adz-Dzikr wad-Du'a XVII/51)

"Manlam yasalillahi yaghdob 'alaihi" artinya: " barang siapa tidak memohon kepada Allah, ia akan dimurkai".
(HR. At-Tirmidzi dlm Ad-Da'awatIX/313, Ibnu majah dlm Ad-Du'aI/491, di shahihkan oleh Adz-Dzahabi)



----------------------------------------------------------------------------------
AGAR DO'A KITA DIKABULKAN OLEH ALLAH

1. BERWASILAH DENGAN AMAL SHALIH
----------------------------------------------------------------------------------
Seorang hamba ketika dalam keadaan sangat terdesak, saat meminta sesuatu kepada Allah dalam do'anya boleh menyebutkan amal shaleh yang pernah dilakukan "hanya" dihadapan-Nya...
----------------------------------------------------------------------------------
Dari Abdullah bin Umar Radiyallahu 'anhu berkata: Saya telah mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, yang artinya:

"Terjadi di masa dahulu sebelum kamu, tiga orang berjalan-jalan hingga terpaksa bermalam di dalam gua. Tiba-tiba ketika mereka sedang berada di dalam gua itu, ada sebuah batu besar yang jatuh dari atas bukit dan menutup pintu gua itu sehingga mereka tidak dapat keluar. Maka berkatalah mereka, "Sungguh tidakada yang dapat menyelamatkan kita dari bahaya ini, kecuali jika kalian bertawassul kepada Allah dengan amal-amal shalehyang pernah kalian lakukan dahulu."

Maka seorang dari mereka berdoa, "Ya Allah, dahulu saya mempunyaiayah dan ibu dan sudah menjadi kebiasaanku tidak memberi minuman susu kepada seorangpun sebelum keduanya (ayah dan ibu), baik kepada keluargaku atau kepada hamba sahaya. Maka pada suatu hari saya agak jauh menggembala ternak sehingga saya terlambat tidak kembali kepada keduanya hingga malam hari dan ketika itu ayah bundaku telah tidur. Maka saya terus memerah susu untuk keduanya dan saya segan untuk membangunkan keduanya tetapi saya pun tidak akan memberikan minuman itu kepada siapapun sebelum ayah bundaku. Maka saya tunggu keduanya hingga terbit fajar lalu bangunlah keduanya dan minum susu yang saya perahkan itu. Padahal malam itu anak-anakku juga menangis meminta susu itu di dekat kakiku. Ya Allah, jika saya lakukan itu benar-benar karena mengharapkan keridhaan-Mu maka lepaskanlah kami dari kesulitan ini. Maka bergeserlah batu itu sedikit hanya saja mereka belum dapat keluar dari gua tersebut.

Lalu orang yang kedua berdoa, "Ya Allah, dahulu saya pernah jatuh cinta pada anak gadis pamanku. Karena cinta kasihku saya selalu merayu dan ingin berzina dengannya tetapi ia selalu menolak hingga terjadilah pada suatu saat ia menderita kelaparan dan datang minta bantuan kepadaku. Maka saya berikan padanya uang seratus dua puluh dinar dengan janji bahwa ia akan menyerahkan kegadisannya kepadaku malam harinya. Kemudian ketika saya telah berada di antara kedua kakinya tiba-tiba ia berkata, "Takutlah kepada Allah dan jangan engkau pecahkan tutup kecuali dengan cara yang halal. Maka saya segera bangun daripadanya padahal saya masih menginginkannya dan saya tinggalkan dinar emas yang telah saya berikan kepadanya itu. Ya Allah, bila saya berbuat itu semata-mata karenamengharapkan keridhaan-Mu maka hindarkanlah kami dari kemalangan ini." Maka bergeserlah batu itu sedikit tetapi mereka belum juga dapat keluar daripadanya.

Lalu berdoalah orang yang ketiga, "Ya Allah, saya dahulu menjadi majikan yang mempunyai banyak buruh dan pegawai. Pada suatu hari ketika saya membayar upah buruh-buruh itu, tiba-tiba ada seorang dari mereka yang tidak sabar menunggu lalu segera pergi dan meninggalkan upahnya terus pulang ke rumahnya dan tidak kembali. Maka saya perniagakan upah itu hingga bertambah dan berbuah menjadi harta kekayaan yang banyak. Kemudian setelah berselang waktu cukup lama, buruh itu datang kembali dan berkata, "Hai hamba Allah berikan kepadaku upahku yang dahulu itu."Aku menjawab, "Semua kekayaan di depanmu yang berupa unta, lembu, kambing dan budak penggembalanya itu adalah upahmu." Orang itu berkata, "Hai hamba Allah, janganlah engkau mengolok-olokkan aku." Aku menjawab, "Aku tidak mengolok-olokkan kamu." Maka diambilnya semua yang saya sebutkan itu dan tidak ditinggalkan seekor pun daripadanya. "Ya Allah, jika saya berbuat itu karena mengharapkan keridhaan-Mu maka bebaskanlah kami dari kesempitan ini." Tiba-tiba batu itupun bergeser lagi sehingga mereka dapat keluar dengan selamat."(HR. Bukhari - Muslim).
----------------------------------------------------------------------------------
2. MENDOAKAN SESAMA MUSLIM DARI TEMPAT YANG JAUH

(Untuk sesama Mu'min: Mari saling mendokan....Doakan orang lain(sesama mu'min) sebanyak mungkin, sebelum kita berdoa untuk hajat diri sendiri).

Dari Abu Darda' bahwa dia berkata bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, yang artinya:

"Tidaklah seorang muslim berdoa untuk saudaranya yang tidak di hadapannya, maka malaikat yang ditugaskan kepadanya berkata : "Amin, dan bagimu seperti yang kau doakan". [Shahih Muslim, kitab Doa wa Dzikir bab Fadli Doa fi Dahril Ghalib].

Imam An-Nawawi berkata bahwa hadits di atas menjelaskan tentang keutamaan seorang muslim mendoakan saudaranya dari tempat yang jauh, jika seandainya dia mendoakan sejumlah atau sekelompok umat Islam, maka tetap mendapatkan keutamaan tersebut. Oleh sebab itu sebagian ulama salaf tatkala berdoa untuk diri sendiri dia menyertakan saudaranya dalam doa tersebut, karena disamping terkabul dia akan mendapatkan sesuatu semisalnya. [Syarh Shahih Muslim karya Imam An-Nawawi 17/49]
 
-----------------------------------------------------------------------------
3. BERSUNGGUH-SUNGGUH DAN SANGAT BERHARAP KETIKA BERDO'A SERTA TIDAK TERGESA-GESA MEMINTA HASIL DALAM SETIAP DOANYA

Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم bersabda yang artinya: "Adakalanya seseorang yang rambutnya terurai dan berdebu, bahkan diusir dari semua pintu rumah orang karena hina dalam pandangan manusia. Namun kalau ia sungguh-sungguh meminta kepada Allah, pasti Allah mengabulkannya." (HR. Muslim ).

Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم bersabda:

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ جَمِيعًا عَنْ ابْنِ عُلَيَّةَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ ابْنُ عُلَيَّةَ عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ صُهَيْبٍ عَنْ أَنَسٍ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَعَا أَحَدُكُمْ فَلْيَعْزِمْ فِي الدُّعَاءِ وَلَا يَقُلْ اللَّهُمَّ إِنْ شِئْتَ فَأَعْطِنِي فَإِنَّ اللَّهَ لَا مُسْتَكْرِهَ لَهُ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Zuhair bin Harb dari Ibnu ‘Ulayyah, Abu Bakr berkata; telah menceritakan kepada kami Isma’il bin ‘Ulayyah dari ‘Abdul ‘Aziz bin Shuhaib dari Anas dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Jika salah seorang dari kalian berdoa hendaklah benar-benar mantap dalam mengharap, dan janganlah mengatakan; ‘ALLAHUMMA IN SYI’TA FA’THINI (Ya Allah jika Engkau menghendaki maka berikanlah untukku), karena sesungguhnya Allah ‘azza wajalla tidak ada yang bisa memaksa.”(HR. Muslim ). ~~~di dalam Kitab Dzikir, Doa, Taubat dan Istighfar~~~

Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم bersabda, yang artinya:
"Sungguh, Seseorang diantara kalian akan senantiasa dikabulkan do’anya selama ia tidak tergesa-gesa. Ia berkata: Aku telah berdo’a akan tetapi do’aku belum juga dikabulkan" (H.R. Bukhari). ~~~di dalam kitab Fatkhul Bari syarh Shohih Bukhari~~~

-----------------------------------------------------------------------------
4. TETAP MEMPERBANYAK BERDO'A DI SAAT LAPANG

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم bersabda, yang artinya:

"Barangsiapa yang ingin doanya terkabul pada saat sedih dan susah, maka hendaklah memperbanyak berdoa pada saat lapang". (Sunan At-Tirmidzi, kitab Da'awaat bab Da'watil Muslim Mustajabah 12/274. Hakim dalam Mustadrak. Dishahihkan oleh Imam Dzahabi 1/544. Dan di hasankan oleh Al-Albani No. 2693).

Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa makna hadits di atas adalah hendaknya seseorang memperbanyak doa pada saat sehat, kecukupan dan selamat dari cobaan, sebab ciri seorang mukmin adalah selalu dalam keadaan siaga sebelum membidikkan panah. Maka sangat baik jika seorang mukmin selalu berdoa kepada Allah sebelum datang bencana berbeda dengan orang kafir dan zhalim.

Firman Allah سبحانه و تعالى :

 وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ الضُّرُّ دَعَانَا لِجَنْبِهِ أَوْ قَاعِدًا أَوْ قَائِمًا فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهُ مَرَّ كَأَنْ لَمْ يَدْعُنَا إِلَىٰ ضُرٍّ مَسَّهُ ۚ كَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِلْمُسْرِفِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Artinya:" Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan." (Al-Qur'an Surat Yunus ayat 12).

  وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهُ مُنِيبًا إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا خَوَّلَهُ نِعْمَةً مِنْهُ نَسِيَ مَا كَانَ يَدْعُو إِلَيْهِ مِنْ قَبْلُ وَجَعَلَ لِلَّهِ أَنْدَادًا لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۚ قُلْ تَمَتَّعْ بِكُفْرِكَ قَلِيلًا ۖ إِنَّكَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ

"Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: "Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka".(Al-Qur'an Surat Az-Zumar ayat 8).

~~~Ayo kita perbanyak berdoa pada waktu lapang, tidak hanya di saat sulit agar doa-doa kita dikabulkan oleh Allah سبحانه و تعالى di setiap keadaan~~~.III
----------------------------------------------------------------------------------
--------semoga bermanfaat--------

Untuk Anggota Grup AHSANU QAWLAN Penyejuk Hati
----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------
(((~~~ Saat jiwa kita sangat mencintai kebenaran, maka rawatlah dengan sebaik-baiknya, sehingga Allah juga berkenan merawat dan melindungi kita untuk menjadi hamba-Nya yang selalu ber-istiqomah.

"Bersegeralah beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam yang gelap gulita, seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di waktu sore telah kafir, dan di waktu sore beriman dan pagi menjadi kafir, ia menjual agamanya dengan kesenangan dunia." (HR. Ahmad no: 8493)

"Bersegeralah kamu dengan mengerjakan amalan-amalan (shalih) sebelum munculnya berbagai macam fitnah (kerusakan/ penyimpangan dalam agama) yang (gambarannya) seperti satu bagian malam yang gelap gulita, (sehingga) ada seorang yang di waktu pagi dia masih memiliki iman tapi di waktu sore dia telah menjadi orang yang kafir, dan (ada juga) yang di waktu sore dia masih memiliki iman tapi besok paginya dia telah menjadi orang yang kafir, dia menjual agamanya dengan perhiasan dunia.” (HR. Muslim no: 118).~~~)))
----------------------------------------------------------------------------------

***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------
MENGUATKAN KESABARAN

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا

"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu)”. (Al-Quran Surat Ali-'Imran ayat 200).

 

SABAR ITU TIDAK BERBATAS, ketika seseorng masih meyakini dan terbiasa mengucapkan kata-kata "sabar ada batasnya", sesungguhnya itu menunjukan masih belum tercapainya menjadi hamba yang penyabar.., mari selalu kita tingkatkan kesabaran  kita.

MAKNA SABAR

Sabar merupakan istilah dari bahasa Arab dan sudah menjadi istilah bahasa Indonesia. Asal katanya adalah "shabara", yang membentuk infinitif (masdar) menjadi "shabran".

Secara bahasa, sabar berarti menahan dan mencegah. Untuk Menguatkan definisi ini di sebutkan dalam Al-Qur’an, Firman Allah yang artinya:

"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.”(Terjemah Al-Quran Surat Al-Kahfi ayat 28).

Perintah bersabar pada ayat di atas adalah untuk menahan diri dari keingingan "keluar" dari komunitas orang-orang yang menyeru Rabnya serta selalu mengharap keridhaan-Nya. Perintah sabar di atas sekaligus juga sebagai pencegahan dari keinginan manusia yang ingin bersama dengan orang-orang yang lalai dari mengingat Allah سبحانه و تعالى.
Secara istilah sabar adalah menahan diri dari sifat kegundahan dan rasa emosi, kemudian menahan lisan dari keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah.
Amru bin Usman mengatakan, bahwa sabar adalah keteguhan bersama Allah سبحانه و تعالى , menerima ujian dari-Nya dengan lapang dan tenang. Hal senada juga dikemukakan oleh Imam Al-Khawas, “Sabar adalah refleksi keteguhan untuk merealisasikan Al-Qur’an dan sunnah. Sehingga sabar tidak identik dengan kepasrahan dan ketidakmampuan.
Dalam Al-Qur’an banyak ayat yang berbicara mengenai kesabaran. Jika ditelusuri, terdapat 103 kali disebut dalam Al-Qur’an, baik berbentuk isim maupun fi’ilnya. Hal ini menunjukkan betapa kesabaran menjadi perhatian Allah سبحانه و تعالى

PARA ULAMA MEMBAGI KESABARAN MENJADI 3:

A. Sabar dalam ketaatan kepada Allah.

Seseorang yang tengah membina diri untuk bertqwa kepada Allah adakalanya akan mendapat ejekan, hinaan dari orang-orang yang tidak taat.

Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

"Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, DAN YANG TIDAK TAKUT KEPADA CELAAN orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui."(Al-Quran Surat Al-Maidah ayat 54).

B. Sabar untuk tidak melakukan perkara-perkara yang diharamkan oleh Allah.

Allah berfirman:

وَرَاوَدَتْهُ الَّتِي هُوَ فِي بَيْتِهَا عَنْ نَفْسِهِ وَغَلَّقَتِ الْأَبْوَابَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ ۚ قَالَ مَعَاذَ اللَّهِ ۖ إِنَّهُ رَبِّي أَحْسَنَ مَثْوَايَ ۖ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ

"Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: "Marilah ke sini". Yusuf berkata: "Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik". Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung."(Al-Quran Surat Yusuf ayat 23)

وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ ۖ وَهَمَّ بِهَا لَوْلَا أَنْ رَأَىٰ بُرْهَانَ رَبِّهِ ۚ كَذَٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ ۚ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ

"Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih."(Al-Quran Surat Yusuf ayat 24)

وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَىٰ

فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَىٰ

Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).(Al-Quran Surat An-Naaziaat ayat 40-41)

C. Sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah.

Allah berfirman:

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun",(Al-Qur'an Surat Al-Mulk ayat 2).

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?"(Al-Quran Surat Al-Ankabuut ayat 2).

وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ

"Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta."(Al-Quran Surat Al-Ankabuut ayat 3).

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

"Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar".(Al-Quran Surat Al-Albaqarah ayat 155)

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ

الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya”. (Al-Quran Surat Al-Albaqarah ayat45-46).

أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat". (Al-Quran Surat Al-Albaqarah ayat 214).

وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman".(Al-Qur'an Surat Ali Imraan ayat 139).

Mencontoh Kesabaran Nabi Ayub 'Alaihi Salam

Sejenak kita tadabburi bagaimana kesabaran istri Nabi Ayub 'Alaihi Salam dalam merawat suaminya tercinta, yang bertahun-tahun mendapat cobaan dengan kemiskinan dan sakit yang parah disekujur tubuhnya.
Ustad Afif Abdul Fattah dalam kitabnya Ma'a Al-Anbiya' Fii Al-Qur'an ul Kariim, menyebutkan bahwa para pakar sejarah dan ulama tafsir berpendapat bahwa Nabi Ayub 'Alaihi Salam pada awalnya adalah seorang yang kaya raya dengan berbagai ragam jenis hartanya : hewan ternak, budak, kebun dan tanah yang luas. Disamping itu juga beliau mempunyai anak-anak dan keluarga yang banyak.

Musibah beruntun yang menimpa Nabi Ayub 'Alaihi Salam diawali dengan dicabutnya harta kekayaannya, hingga anak-anaknya meninggal dunia. Bahkan setelah itu sekujur tubuhnya menderita sakit yang parah, hati dan lisannya saja yang digunakan untuk mengingat Allah siang dan malam. Pada saat itu orang-orang mulai mengambil jarak dengan beliau, hanya istrinya seorang yang selalu menemaninya, merawatnya dengan baik. Membantunya dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Ini berlangsung cukup lama hingga harta persediaan mereka pun habis. Hingga akhirnya istri Nabi Ayub pun bekerja pada orang lain agar mendapat uang untuk makan mereka berdua.

Dr. Aidh Abdullah al Qarni menukilkan bahwa ketika penyakit itu telah begitu parah, Beliau berkata, "Ya Rabbku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, sedangkan Engkau adalah Yang Maha Penyayang dari semua Penyayang." (Al-Quran Surat Al- Anbiya ayat 83)
Seolah-olah Beliau 'Alaihi Wasalam berkata "Ya Allah aku sakit, dan Engkaulah tabibnya. Engkaulah Yang lebih Mengetahui apakah penyakit ini telah sampai pada puncaknya dan telah tiba saatnya untuk diobati ataupun belum."
Nabi Ayub 'Alaihi Wasalam tidak berkata, "Ya Tuhanku sesungguhnya aku sekarang sedang sakit berat, maka lenyapkanlah penyakit itu sekarang juga." tapi menyerahkan kepada-Nya Yang Maha Mengetahui yang terbaik bagi hamba kesayangan...

Maka musibah apapun yang menimpa kita, bukanlah artinya Allah سبحانه و تعالى benci kepada kita... namun sebaliknya.. sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasalam, "Tidaklah suatu cobaan menimpa seorang Muslim, seperti kegelisahan, kesusahan, sakit perut, kesedihan, samapai tertusuk duri, melainkan dengannya Allah akan menghapus dosa-nya." (HR Bukhari dan Muslim)

Nabi Ayub 'Alaihi Wasalam hidup sejahtera selama 80 tahun, lalu setelah itu menderita sakit selama 18 tahun. Ketika istrinya berkata, “Berdoalah kepada Tuhanmu,” Nabi Ayub 'Alaihi Wasalam menjawab, “Aku malu kepada Tuhan. Dia telah memuliakanku selama delapan puluh tahun, dan tidak bisa bersabar selama delapan belas tahun?”

“Dan ingatlah kisah Nabi Ayub 'Alaihi Salam, ketika ia menyeru Tuhannya, ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.” (Al-Quran Surat Al- Anbiya ayat 83)

Nabi Ayub Ayub 'Alaihi Wasalam tidak berdoa, “Ya Allah, bebaskan aku dari keadaan ini.” Akan tetapi, “Aku terserang penyakit, sedangkan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.”

Mari kita lanjutkan akhir kisah nabi Ayub 'Alaihi Wasalam dan istrinya yang setia. Kali ini Ustadz Akhmad Khalil Jam'ah dalam bukunya Istri-istri para Nabi, menuturkan :
Dikisahkan dalam sebuah hadits dari Anas bin Malik, bahwa Nabi Ayub 'Alaihi Salam menderita sakit selama 18 tahun, sehingga beliau ditolak baik mereka yang dekat maupun yang jauh. Hanya saudaranya saja yang kadang menemuinya di pagi atau sore hari. Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasalam bersabda : Ayub biasa keluar untuk buang hajat. Jika Beliau usai buang hajat, istri Beliau memegang tangan beliau. Pada suatu hari, istri beliau terlambat datang kepada Beliau. Kemudian Allah سبحانه و تعالى mewahyukan : "Hantamkanlah kakimu, inilah air sejuk untuk mandi dan untuk minum". (Al-Quran Surat As-Shod ayat 42 ).

Lalu istri Ayub 'Alaihi Wasalam tiba di tempat Ayub 'Alaihi Salam yang sakit beliau telah dihilangkan Allah dari beliau, dan sekarang lebih tampan dari sebelumnya. Ketika istri Ayub 'Alaihi Salam. Melihat Ayub 'Alaihi Salam., ia berkata : Semoga Allah memberkahimu, Apakah engkau melihat nabi Allah yang diuji ? Demi Allah, aku tidak melihat orang yang mirip dengan beliau daripada engkau jika beliau sehat. Ayub 'Alaihi Salam. berkata : "Akulah Ayub" .

Kisah Nabi Ayub 'Alaihi Salam menggambarkan sosok manusia yang paling sabar, bahkan bisa dikatakan bahwa beliau berada di puncak kesabaran. Sering orang menisbatkan kesabaran kepada Nabi Ayub. Misalnya, dikatakan: seperti sabarnya Nabi Ayub. Jadi, Nabi Ayub 'Alaihi Salam menjadi simbol kesabaran dan cermin kesabaran atau teladan kesabaran pada setiap bangsa, pada setiap agama, dan pada setiap budaya. Allah سبحانه و تعالى telah memujinya dalam kitab-Nya yang berbunyi:
"Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaih-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya)." (Al-Quran Surat As-Shod ayat 44)

Al-Qur’an al-Karim tidak menyebutkan bentuk dari penyakitnya, dan banyak cerita-cerita dongeng yang mengemukakan tentang penyakitnya. Dikatakan bahwa beliau terkena penyakit kulit yang dahsyat sehingga manusia-manusia enggan untuk mendekatinya. Dalam cuplikan kitab Taurat disebutkan berkenaan dengan Nabi Ayub Ayub 'Alaihi Wasalam: “Maka keluarlah iblis dari haribaan Tuhan dan kemudian Ayub 'Alaihi Wasalam terkena suatu luka yang sangat mengerikan dari ujung kakinya sampai kepalanya.” Tentu kita menolak semua ini sebagai suatu hakikat yang nyata. Kami pun tidak mentolerir jika itu dianggap sebagai perbuatan seni semata. Perhatikanlah ungkapan dalam Taurat: “Kemudian Iblis keluar dari haribaan Tuhan kita,” sebagai orang-orang Muslim, kita mengetahui bahwa Iblis telah keluar dari haribaan Tuhan sejak Allah سبحانه و تعالى menciptakan Adam 'Alaihi Salam. Maka kapan Iblis kembali keharibaan Tuhan? Kita berada di hadapan ungkapan seni, tetapi kita tidak berada di hadapan suatu hakikat.

KISAH YANG POPULER tentang cobaan Nabi Ayub 'Alaihi Salam dan kesabarannya adalah riwayat berikut: para malaikat di bumi berbicara sesama mereka tentang manusia dan sejauh mana ibadah mereka. Salah seorang di antara mereka berkata: “Tidak ada di muka bumi ini seorang yang lebih baik daripada Nabi Ayub 'Alaihi Salam. Beliau adalah orang mukmin yang paling sukses, orang mukmin yang paling agung keimanannya, yang paling banyak beribadah kepada Allah سبحانه و تعالى dan bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya dan selalu berdakwah di jalan-Nya. Iblis mendengarkan apa yang dikatakan lalu ia merasa terganggu dengan hal itu. Kemudian ia pergi menuju ke Nabi Ayub 'Alaihi Salam dalam rangka berusaha menggodanya tetapi Nabi Ayub 'Alaihi Wasalam adalah seorang Nabi di mana hatinya dipenuhi dengan ketulusan dan cinta kepada Allah سبحانه و تعالى sehingga Iblis tidak mungkin mendapatkan jalan untuk mengganggunya.

Ketika Iblis berputus asa dari mengganggu Nabi Ayub 'Alaihi Salam, Iblis berkata kepada Allah سبحانه و تعالى: “Ya Rabbi, hamba-Mu Ayub sedang menyembah-Mu dan menyucikan-Mu namun, ia menyembah-Mu bukan karena cinta, tapi ia menyembah-Mu karena kepentingan-kepentingan tertentu. Ia menyembah-Mu sebagai balasan kepada-Mu karena Engkau telah memberinya harta dan anak dan Engkau telah memberinya kekayaan dan kemuliaan. Sebenarnya ia ingin menjaga hartanya, kekayaannya, dan anak-anaknya. Seakan-akan berbagai nikmat yang Engkau karuniakan padanya adalah rahasia dalam ibadahnya. Ia takut kalau-kalau apa yang dimilikinya akan binasa dan hancur. Oleh karena itu, ibadahnya dipenuhi dengan hasrat dan rasa takut. Jadi, di dalamnya bercampur antara rasa takut dan tamak, dan bukan ibadah yang murni karena cinta.”
Riwayat tersebut mengatakan bahwa Allah سبحانه و تعالى berkata kepada Iblis : "Sesungguhnya Ayub adalah hamba yang mukmin dan sejati imannya. Ayub 'Alaihi Salam menjadi teladan dalam keimanan dan kesabaran. Aku membolehkanmu untuk mengujinya dalam hartanya. Lakukan apa saja yang engkau inginkan, kemudian lihatlah hasil dari apa yang engkau lakukan".

Akhirnya, Iblis pergi dan mendatangi tanah Nabi Ayub 'Alaihi Salam dan berbagai tanaman dan kenikmatan yang dimilikinya. Kemudian Iblis itu menghancurkan semuanya. Keadaan Nabi Ayub pun berubah dari puncak kekayaan ke puncak kefakiran. Kemudian setan menunggu apa tindakan Nabi Ayub. Nabi Ayub berkata: “Oh musibah dari Allah سبحانه و تعالى. Aku harus mengembalikan kepada-Nya amanat yang ada di sisi kami di mana Dia saat ini mengambilnya. Allah سبحانه و تعالى telah memberi kami nikmat selama beberapa masa. Maka segala puji bagi Allah سبحانه و تعالى atas segala nikmat yang diberikannya, dan Dia mengambil dari kami pada hari ini nikmat-nikmat itu. Bagi-Nya pujian sebagai Pemberi dan Pengambil. Aku dalam keadaan ridha dengan keputusan Allah سبحانه و تعالى. Dia-lah yang mendatangkan manfaat dan mudharat. Dia-lah yang ridha dan Dialah yang murka. Dia adalah Penguasa. Dia memberikan kerajaan kepada siapa yang di kehendaki-Nya, dan mencabut kerajaan dari siapa yang dikehendaki-Nya; Dia memuliakan siapa yang dikehendaki-Nya dan menghinakan siapa yang dikehendaki-Nya.” Kemudian Nabi Ayub 'Alaihi Salam sujud dan Iblis tampak tercengang melihat pemandangan tersebut.

Lalu Iblis kembali kepada Allah سبحانه و تعالى dan berkata: “Ya Allah, jika Ayub 'Alaihi Salam tidak menerima nikmat kecuali dengan mengatakan pujian, dan tidak mendapatkan musibah kecuali mendapatkan kesabaran maka hal itu sebagai bentuk usahanya karena ia mendapatkan anak. Ia mengharapkan dengan melalui mereka kekayaannya meningkat dan melalui mereka ia dapat menjalani kehidupan yang lebih mudah.” Riwayat mengatakan bahwa Allah سبحانه و تعالى membolehkan bagi Iblis untuk berbuat apa saja kepada anak-anak Ayub 'Alaihi Salam. Kemudian Iblis menggoncangkan rumah yang di situ anak-anaknya tinggal sehingga mereka semua terbunuh. Dalam keadaan demikian, Nabi Ayub 'Alaihi Salam berdialog kepada Tuhannya dan menyeru: "Allah memberi dan Allah mengambil. Maka bagi-Nya pujian saat Dia memberi dan mengambil, saat Dia murka dan ridha, saat Dia mendatangkan manfaat dan mudharat. Kemudian Ayub 'Alaihi Salam pun sujud dan iblis lagi-lagi tampak tercengang dan merasa malu".

Iblis kembali menemui Allah سبحانه و تعالى dan mengatakan bahwa Ayub 'Alaihi Salam dapat bersabar karena badannya sehat. Seandainya Engkau memberi kekuasaan kepadaku, ya Rabbi, untuk mengganggu badannya niscaya dia akan berhenti dari kesabarannya. Riwayat ini mengatakan bahwa Allah سبحانه و تعالى menginzinkan setan untuk mengganggu tubuh Ayub 'Alaihi Salam. Dikatakan bahwa Iblis memukul tubuh Nabi Ayub 'Alaihi Salam dari kepalanya sampai kakinya sehingga Nabi Ayub sakit kulit di mana tubuhnya membusuk dan mengeluarkan nanah, bahkan keluarganya dan sahabat-sahabatnya meninggalkannya kecuali isterinya. Namun lagi-lagi Nabi Ayub 'Alaihi Salam tetap bersabar dan bersyukur kepada Allah سبحانه و تعالى. Beliau memuji-Nya pada hari-hari kesehatannya dan ia tetap memuji Allah سبحانه و تعالى saat mendapatkan ujian sakit. Dalam dua keadaan itu, Nabi Ayub 'Alaihi Salam tetap bersabar dan bersyukur kepada Allah سبحانه و تعالى.

Melihat pemandangan itu, amarah Iblis semakin meningkat namun ia tidak mengetahui apa yang harus dilakukannya. Di sini setan mengumpulkan para penasihatnya dari pakar-pakar dan ia menceritakan tentang kisah Ayub 'Alaihi Salam dan meminta mereka mengeluarkan pendapat—setelah ia menyampaikan rasa putus asanya saat menggodanya atau mencoba menghilangkan sifat sabarnya dan syukurnya.
Salah seorang setan berkata: "Sungguh engkau telah mengeluarkan Adam bapak manusia dari surga, lalu darimana engkau mendatanginya? Oh, yang engkau maksud adalah Hawa?" Terbukalah di hadapan Iblis suatu ide yang baru. Lalu ia pergi ke istri Ayub 'Alaihi Salam dan memenuhi hatinya dengan rasa putus asa sehingga ia pergi ke Ayub dan berkata padanya: “Sampai kapan Allah سبحانه و تعالى menyiksamu? Di mana harta, keluarga, teman dan kaum kerabat? Di mana masa jayamu dan kemuliaanmu dahulu?”
Mendengar perkataan isterinya itu, Nabi Ayub 'Alaihi Salam menjawab: “Sungguh engkau telah dikuasai oleh setan. Mengapa engkau menangisi kemuliaan yang telah berlalu dan anak yang telah mati?” Perempuan itu berkata: “Mengapa engkau tidak berdoa kepada Allah agar Dia menghilangkan cobaan darimu dan menyembuhkanmu serta menghilangkan kesedihannmu?” Nabi Ayub 'Alaihi Wasalam berkata: “Berapa lama kita merasakan kebahagiaan?” Istrinya menjawab: “Delapan tahun.” Ayub 'Alaihi Salam berkata: “Berapa lama kita mendapat penderitaan?” Istrinya menjawab: “Tujuh tahun.” Ayub 'Alaihi Salam berkata: “Aku malu jika aku meminta agar Allah سبحانه و تعالى melepaskan penderitaanku ketika aku melihat masa kebahagiaanku. Sungguh imanmu tampak melemah dan keputusan Allah سبحانه و تعالى membuat hatimu menjadi sempit. Seandainya aku sembuh dan kembali kepada kekuatanku, niscaya aku akan memukulmu dengan seratus kali pukulan dari tongkat. Sejak hari ini, aku tidak memakan dari makananmu dan dari minumanmu atau memerintahkanmu untuk melakukan suatu urusan. Maka pergilah kau dariku".

Kita telah memahami bahwa Nabi Ayub 'Alaihi Salam adalah hamba yang saleh dari hamba-hamba Allah سبحانه و تعالى. Allah سبحانه و تعالى menginginkan untuk mengujinya dalam hartanya, keluarganya, dan badannya. Hartanya hilang sehingga ia menjadi orang fakir setelah sebelumnya ia termasuk orang yang paling kaya. Kemudian ia ditinggalkan oleh istrinya dan keluarganya sehingga ia merasakan arti kesunyian dan kesendirian lalu ia ditimpa penyakit dalam tubuhnya dan ia merasa menderita karenanya, tetapi beliau tetap sabar menghadapi semua itu dan tetap bersyukur kepada Allah سبحانه و تعالى
Sakit yang dideritanya cukup lama sehingga beliau menghabiskan waktu-waktu dan hari-harinya dalam keadaan sendirian bersama penyakitnya, rasa sedihnya, dan kesendiriannya. Demikianlah Nabi Ayub 'Alaihi Salam merasakan segi tiga penderitaan. Segi tiga penderitaan dalam hidupnya, yaitu sakit, kesedihan, dan kesendirian. Di saat beliau mendapat cobaan seperti itu, pada suatu hari datang pada beliau salah satu pemikiran Iblis.

Pikiran itu berputar-putar di relung hatinya; pikiran itu mengatakan padanya, wahai Ayub penyakit ini dan penderitaan yang engkau rasakan oleh karena godaaan dariku. Seandainya engkau berhenti sabar dalam satu hari saja niscaya penyakitmu akan hilang darimu. Kemudian manusia-manusia berbisik-bisik dan berkata: Seandainya Allah سبحانه و تعالى mencintainya niscaya ia tidak akan merasakan penderitaan yang begitu hebat. Demikianlah pemikiran yang jahat itu.

Iblis tidak mampu untuk mengganggu seseorang kecuali dengan izin Allah سبحانه و تعالى sebagaimana Allah سبحانه و تعالى tidak menjadikan cinta-Nya kepada manusia identik dengan kesehatan mereka. Sesungguhnya Allah سبحانه و تعالى menguji mereka sebagaimana yang dikehendaki-Nya.

Pikiran Iblis itu berputar di sekitar hati Nabi Ayub 'Alaihi Salam seperti berputarnya lalat di musim panas di sekitar kepala manusia, namun beliau mampu menghilangkan pikiran ini dan sambil tersenyum kepada dirinya beliau berkata: “Keluarlah hai setan! Sungguh aku tidak akan berhenti bersabar, bersyukur, dan beribadah.” Akhirnya, pikiran jahat itu dengan rasa putus asa keluar dari akal Nabi Ayub 'Alaihi Salam. Nabi Ayub 'Alaihi Salam duduk dalam keadaaan marah karena setan berani untuk mengganggunya. Beliau membayangkan bahwa boleh jadi setan berani menggodanya dengan memanfaatkan kesendiriannya, penderitaannya, dan penyakitnya.

Istri Nabi Ayub 'Alaihi Wasalam datang dalam keadaan terlambat dan mendapati Nabi Ayub 'Alaihi Salam dalam keadaan marah. Istrinya itu menutupi kepalanya dengan suatu kain tertutup. Istri Nabi Ayub 'Alaihi Wasalam menghadirkan atau menghidangkan makanan yang baik untuknya. Nabi Ayub 'Alaihi Salam bertanya padanya: “Dari mana engkau mendapati uang?” Nabi Ayub 'Alaihi Salam telah bersumpah akan memukulnya seratus kali pukulan dengan tongkat ketika beliau sembuh, tetapi kesabarannya sungguh sangat luas seperti sungai yang besar. Dan di waktu sore, setelah mengetahui kehalalan makanan yang dihidangkan, beliau pun memakannya. Kemudian Nabi Ayub 'Alaihi Salam keluar menuju ke gunung dan berdoa kepada Tuhannya.

Allah Allah سبحانه و تعالى berfirman,yang artinya:
“Dan ingatlah akan hamba Kami Ayub ketika ia menyeru Tuhannya: ‘Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan.’ (Allah berfirman): ‘Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum. Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran. Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesugguhnya Kami mendapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia sangat taat (hepada Tuhannya).” (Al-Quran Surat As-Shod ayat 41)
-44)

Bagaimana kita memahami perkataan Nabi Ayub 'Alaihi Salam, “Sesungguhnya aku diganggu Iblis dengan kepayahan dan siksaan.”? Nabi Ayub 'Alaihi Salam ingin mengadukan kepada Tuhannya perihal keberanian Iblis padanya di mana Iblis membayangkan bahwa ia dapat mengganggunya.

Demikianlah pemahaman yang sesuai dengan kemaksuman para nabi dan kesempumaan mereka. Allah memerintahkan beliau untuk mandi di salah satu mata air di gunung.
Allah سبحانه و تعالى memerintahkannya agar beliau minum dari mata air ini. Kemudian Nabi Ayub 'Alaihi Salam melaksanakan perintah ini dan mandi serta minum. Belum lama beliau minum pada tegukan yang terakhir sehingga beliau merasakan sehat dan sembuh total dari penyakitnya. Kemudian suhu panas dalam tubuhnya pun kembali normal seperti biasanya. Allah سبحانه و تعالى memberikan kepada Ayub 'Alaihi Salam dan keluarganya dan orang-orang yang seperti mereka suatu rahmat dari sisi-Nya sehingga Nabi Ayub 'Alaihi Salam tidak kembali sendirian. Allah سبحانه و تعالى memberinya berlipat-lipat kekayaan dan kemuliaan dari sisi-Nya sehingga Ayub 'Alaihi Salam tidak menjadi fakir.

Yang perlu kita perhatikan dan perlu kita pastikan adalah apa-apa yang telah disampaikan oleh Al-Qur’an berkenaan dengan cerita Nabi Ayub 'Alaihi Salam. Al-Qur’an adalah kitab satu-satunya yang pasti benar yang tiada kebatilan di depan dan di belakangnya.

Allah سبحانه و تعالى berfirman yang artinya:
"Dan (ingatlah kisah) Ayub ketika ia menyeru Tuhannya: (‘Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.’ Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyahit yang ada padanya dan Kami kembalihan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah". (Al-Quran Surat Al-Anbiya’: 83-84)

Nabi Ayub 'Alaihi Salam kembali mendapatkan kesehatannya setelah lama merasakan penderitaan dan sakit; Nabi Ayub 'Alaihi Salam bersyukur kepada Allah سبحانه و تعالى. Beliau telah bersumpah untuk memukul istrinya sebanyak seratus pukulan dengan tongkat ketika beliau sembuh. Sekarang beliau sembuh maka Allah سبحانه و تعالى mengetahui bahwa beliau tidak bermaksud untuk memukul istrinya. Namun agar beliau tidak sampai melanggar janjinya dan sumpahnya, Allah سبحانه و تعالى memerintahkannya agar segera mengumpulkan seikat ranting dari bunga Raihan yang berjumlah seratus dan hendaklah beliau memukulkan itu kepada istrinya dengan sekali pukulan. Dengan demikian, beliau telah memenuhi sumpahnya dan tidak berbohong. Allah سبحانه و تعالى membalas kesabaran Ayub 'Alaihi Salam dan memujinya dalam Al-Qur’an sebagaimana firman-Nya:
“Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya).” (Al-Quran Surat As-Shod ayat 44).

Subhannallah. Dapatkah Anda bayangkan kebahagiaan seperti apa yang terpancar dari sepasang suami istri agung tersebut ? Setelah mengarungi samudera ujian yang seolah tak bertepi, kini daratan tempat berlabuh telah nampak dihadapan. Mereka berdua pantas berbahagia atas prestasi kesabarannya yang akan tetap dikenang sepanjang masa. Sungguh kisah ini mampu menghapus deretan kisah-kisah romantis yang dipuja-puja banyak orang selama ini.
Indah sekali Al-Quran menggambarkan suasana happy ending dalam kisah agung ini. Allah berfirman yang artinya: " Dan kami anugerahi dia ( dengan mengumpulkannya kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) pada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran". (Al-Quran Surat As-Shod ayat 43) .

Semoga kita termasuk mereka yang mampu mengambil pelajaran dari kisah di atas. Kita berharap pada setiap musibah yang di ujikan kepada kita, dengan kekuatan iman dan kesabaran ... menjadi semakin ditebarkanya kasih sayang Allah سبحانه و تعالى untuk kita semua...Amiiin..
----------------------------------------------------------------------------------

--------semoga bermanfaat--------

Untuk Anggota Grup AHSANU QAWLAN Penyejuk Hati
----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------
(((~~~ Saat jiwa kita sangat mencintai kebenaran, maka rawatlah dengan sebaik-baiknya, sehingga Allah juga berkenan merawat dan melindungi kita untuk menjadi hamba-Nya yang selalu ber-istiqomah.

"Bersegeralah beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam yang gelap gulita, seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di waktu sore telah kafir, dan di waktu sore beriman dan pagi menjadi kafir, ia menjual agamanya dengan kesenangan dunia." (HR. Ahmad no: 8493)

"Bersegeralah kamu dengan mengerjakan amalan-amalan (shalih) sebelum munculnya berbagai macam fitnah (kerusakan/ penyimpangan dalam agama) yang (gambarannya) seperti satu bagian malam yang gelap gulita, (sehingga) ada seorang yang di waktu pagi dia masih memiliki iman tapi di waktu sore dia telah menjadi orang yang kafir, dan (ada juga) yang di waktu sore dia masih memiliki iman tapi besok paginya dia telah menjadi orang yang kafir, dia menjual agamanya dengan perhiasan dunia.” (HR. Muslim no: 118).~~~)))
----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------