BERSEGERA MEMINTA MAAF DAN MUDAH MEMAAFKAN...
--- Sudahkah ridlo Allah سبحانه و تعالى dan syurga-Nya menjadi cita-cita kita..?
--- Bersungguh-sungguhkah kita berupaya meraih kemuliaan hidup di Negeri Akherat..?
---
Jadikan paling tidak karena dua perkara ini menjadi pendorong bagi kita
untuk cepat meminta maaf ketika bersalah dan mudah memaafkan orang
lain...
MEMINTA MAAF
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
من
كانت له مظلمة لأخيه من عرضه أو شيء فليتحلله منه اليوم قبل أن لا يكون
دينار ولا درهم إن كان له عمل صالح أخذ منه بقدر مظلمته وإن لم تكن له
حسنات أخذ من سيئات صاحبه فحمل عليه
"Orang yang pernah menzhalimi
saudaranya dalam hal apapun, maka hari ini ia wajib meminta perbuatannya
tersebut dihalalkan oleh saudaranya, sebelum datang hari dimana tidak
ada ada dinar dan dirham. Karena jika orang tersebut memiliki amal
shalih, amalnya tersebut akan dikurangi untuk melunasi kezhalimannya.
Namun jika ia tidak memiliki amal shalih, maka ditambahkan kepadanya
dosa-dosa dari orang yang ia zhalimi." (HR. Bukhari no.2449).
MEMBERI MAAF
SETIAP
BERJUMPA dengan sesama mu'min BERUPAYA KERASLAH untuk merasakan
kebaikan-kebaikanya, senang dengan kelebihan-kelebihanya, mampu
melupakan secepat mungkin kesalahan-kesalahanya... dan yakinlah bahwa
kekuranganya terlalu sedikit, sangaaat kecil.., dibandingkan dengan
kelebihan-kelebihanya... dengan pembiasaan ini semoga kita "TERBIASA
UNTUK MUDAH DAN CEPAT MEMAAFKAN ORANG LAIN". "Ya Robb kami.., ampunilah
dosa-dosa kami dan janganlah Engkau jadikan di dalam hati kami PERASAAN
TIDAK SUKA (ghil) terhadap orang-orang mu'min..........".
وَلَمَن صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
"Tetapi
orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan ) yang
demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan." (Terjemah A-Quran Surat
Al-A'raaf Ayat 42-43).
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
"Jadilah
engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta
berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh." (Terjemah A-Quran Surat
Al-A'raaf Ayat 199).
"Allah tidak akan menambah kemaafan
seseorang, melainkan dengan kemuliaan, dan tidaklah seseorang
merendahkan dirinya karena Allah melainkan Allah akan meninggikan
derajatnya." (Hadist muttafaqun 'alaih).
Rasulullah صلى الله عليه
وسلم bersabda kepada Uqbah bin Amir r.a : " Wahai Uqbah ! maukah engkau
ku beritahukan budi pekerti ahli dunia dan akhirat yang paling utama ?
yaitu : melakukan shilaturahim (Menghubungkan kekeluargaan dengan orang
yang telah memutuskannya), memberi pada orang yang tidak memberimu, dan
memaafkan orang yang pernah menganiayamu." (dalam Ihya Ulumuddin).
Tidak
halal bagi seorang muslim menjauhi (memutuskan hubungan) dengan
saudaranya melebihi tiga malam. Hendaklah mereka bertemu untuk berdialog
mengemukakan isi hati dan yang terbaik ialah yang pertama memberi salam
(menyapa). (HR. Bukhari).
PEMAAFNYA RASULULLAH MUHAMMAD صلى الله عليه وسلم
Dalam
cuplikan Sejarah Kehidupan Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم
dikemukakan tentang perilaku dan ketinggian budi pekerti Beliau. Dalam
Perang Uhud Rasulullah صلى الله عليه وسلم mendapat luka pada muka dan
juga patah beberapa buah giginya. berkatalah salah seorang sahabatnya :"
Cobalah tuan doakan agar mereka celaka." Rasulullah menjawab :"Aku
sekali kali tidak diutus untuk melaknat seseorang, tetapi aku diutus
untuk mengajak kepada kebaikan dan sebagai rahmat. Lalu beliau
menengadahkan tangannya kepada Allah Yang Maha Mulia dan berdoa :"
Allahummaghfir liqoumi fa innahum la ya'lamuun " Ya Allah ampunikah
kaumku , karena mereka tidak mengetahui ."
Rasulullah صلى الله
عليه وسلم tidak membalas dendam, tetapi justru memaafkan mereka dan
kemudian dengan rasa kasih sayang beliau mendoakan agar mereka diberi
ampunan oleh Allah سبحانه و تعالى , karena mereka adalah kaum yang belum
tahu tujuan ajakan baik yang dilakukan oleh Beliau.
Dikisahkan
dalam Perang Khaibar (Perkampungan yahudi), Zainab Binti Al-Harits,
istri Salam Bin Misykam, salah seorang pemimpin yahudi berhasil
memperoleh hadiah karena dapat membubuhkan racun pada paha kambing
panggang yang disajikan kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم, Beliau
makan bersama Bisyr Bin Bara Bin Ma' rur. Bisyr sempat menelan daging
beracun itu, tetapi Rasulullah صلى الله عليه وسلم baru sampai
mengunyahnya, lalu dimuntahkannya kembali sambil berkata :" Daging ini
memberitakan kepadaku bahwa dia beracun." beberapa hari kemudian Bisyr
meninggal dunia. Rasulullah صلى الله عليه وسلم memanggil Wanita yahudi
yang terkutuk itu dan bertanya kepadanya :" Mengapa engkau sampai hati
melakukan peracunan itu." Wanita itu menjawab :" kiranya tiada
tersembunyi hasrat kaumku untuk membunuh tuan, sekiranya tuan seorang
raja tentu akan mati karena racun itu dan kami akan merasa senang.
tetapi jika tuan seorang nabi, tentu tuan akan diberitahu oleh Allah
سبحانه و تعالى bahwa daging itu mengandung racun, nyatanya tuan adalah
seorang Nabi."
--- Apa yang dilakukan Rasulullah صلى الله عليه
وسلم terhadap wanita itu, padahal Rasulullah صلى الله عليه وسلم sudah
menguasainya ? wanita itu langsung dimaafkan dan dilepaskannya. sekarang
apa yang kita lakukan jika hal itu terjadi pada kita ? jangankan
masalah yang menyangkut nyawa, terhadap kesalahan-kesalahan yang lebih
kecil lebih sering kita SANGAT BERAT untuk memaafkan.........
---
Jika Rasulullah صلى الله عليه وسلم mudah memaafkan orang-orang yang
yang sangat berkeinginan membunuh Beliau, menyakiti pada tingkat
mengancam keselamatan jiwa......
Lalu mengapa begitu berat kita
memaafkan kesalahan orang lain yang tingkat kesalahanya tidak sampai
membahayakan keselamatan kita..??? Semoga Allah سبحانه و تعالى
melembutkan hati kita semuanya... Amin! Ya Rahmaan....
----------------------------------------------------------------------------------
--------semoga bermanfaat--------
Untuk
Anggota Grup AHSANU QAWLAN Penyejuk Hati.
----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------
(((~~~
Saat jiwa kita sangat mencintai kebenaran, maka rawatlah dengan
sebaik-baiknya, sehingga Allah juga berkenan merawat dan melindungi kita
untuk menjadi hamba-Nya yang selalu ber-istiqomah.
"Bersegeralah
beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam
yang gelap gulita, seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di waktu
sore telah kafir, dan di waktu sore beriman dan pagi menjadi kafir, ia
menjual agamanya dengan kesenangan dunia." (HR. Ahmad no: 8493)
"Bersegeralah
kamu dengan mengerjakan amalan-amalan (shalih) sebelum munculnya
berbagai macam fitnah (kerusakan/ penyimpangan dalam agama) yang
(gambarannya) seperti satu bagian malam yang gelap gulita, (sehingga)
ada seorang yang di waktu pagi dia masih memiliki iman tapi di waktu
sore dia telah menjadi orang yang kafir, dan (ada juga) yang di waktu
sore dia masih memiliki iman tapi besok paginya dia telah menjadi orang
yang kafir, dia menjual agamanya dengan perhiasan dunia.” (HR. Muslim
no: 118).~~~)))
----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar