Sabtu, 04 Januari 2014

BERSEGERA MEMINTA MAAF DAN MUDAH MEMAAFKAN...



--- Sudahkah ridlo Allah سبحانه و تعالى dan syurga-Nya menjadi cita-cita kita..?

--- Bersungguh-sungguhkah kita berupaya meraih kemuliaan hidup di Negeri Akherat..?

--- Jadikan paling tidak karena dua perkara ini menjadi pendorong bagi kita untuk cepat meminta maaf ketika bersalah dan mudah memaafkan orang lain...

MEMINTA MAAF

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

من كانت له مظلمة لأخيه من عرضه أو شيء فليتحلله منه اليوم قبل أن لا يكون دينار ولا درهم إن كان له عمل صالح أخذ منه بقدر مظلمته وإن لم تكن له حسنات أخذ من سيئات صاحبه فحمل عليه

"Orang yang pernah menzhalimi saudaranya dalam hal apapun, maka hari ini ia wajib meminta perbuatannya tersebut dihalalkan oleh saudaranya, sebelum datang hari dimana tidak ada ada dinar dan dirham. Karena jika orang tersebut memiliki amal shalih, amalnya tersebut akan dikurangi untuk melunasi kezhalimannya. Namun jika ia tidak memiliki amal shalih, maka ditambahkan kepadanya dosa-dosa dari orang yang ia zhalimi." (HR. Bukhari no.2449).

MEMBERI MAAF

SETIAP BERJUMPA dengan sesama mu'min BERUPAYA KERASLAH untuk merasakan kebaikan-kebaikanya, senang dengan kelebihan-kelebihanya, mampu melupakan secepat mungkin kesalahan-kesalahanya... dan yakinlah bahwa kekuranganya terlalu sedikit, sangaaat kecil.., dibandingkan dengan kelebihan-kelebihanya... dengan pembiasaan ini semoga kita "TERBIASA UNTUK MUDAH DAN CEPAT MEMAAFKAN ORANG LAIN". "Ya Robb kami.., ampunilah dosa-dosa kami dan janganlah Engkau jadikan di dalam hati kami PERASAAN TIDAK SUKA (ghil) terhadap orang-orang mu'min..........".

وَلَمَن صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
"Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan ) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan." (Terjemah A-Quran Surat Al-A'raaf Ayat 42-43).

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
"Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh." (Terjemah A-Quran Surat Al-A'raaf Ayat 199).

"Allah tidak akan menambah kemaafan seseorang, melainkan dengan kemuliaan, dan tidaklah seseorang merendahkan dirinya karena Allah melainkan Allah akan meninggikan derajatnya." (Hadist muttafaqun 'alaih).

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda kepada Uqbah bin Amir r.a : " Wahai Uqbah ! maukah engkau ku beritahukan budi pekerti ahli dunia dan akhirat yang paling utama ? yaitu : melakukan shilaturahim (Menghubungkan kekeluargaan dengan orang yang telah memutuskannya), memberi pada orang yang tidak memberimu, dan memaafkan orang yang pernah menganiayamu." (dalam Ihya Ulumuddin).

Tidak halal bagi seorang muslim menjauhi (memutuskan hubungan) dengan saudaranya melebihi tiga malam. Hendaklah mereka bertemu untuk berdialog mengemukakan isi hati dan yang terbaik ialah yang pertama memberi salam (menyapa). (HR. Bukhari).

PEMAAFNYA RASULULLAH MUHAMMAD صلى الله عليه وسلم

Dalam cuplikan Sejarah Kehidupan Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم dikemukakan tentang perilaku dan ketinggian budi pekerti Beliau. Dalam Perang Uhud Rasulullah صلى الله عليه وسلم mendapat luka pada muka dan juga patah beberapa buah giginya. berkatalah salah seorang sahabatnya :" Cobalah tuan doakan agar mereka celaka." Rasulullah menjawab :"Aku sekali kali tidak diutus untuk melaknat seseorang, tetapi aku diutus untuk mengajak kepada kebaikan dan sebagai rahmat. Lalu beliau menengadahkan tangannya kepada Allah Yang Maha Mulia dan berdoa :" Allahummaghfir liqoumi fa innahum la ya'lamuun " Ya Allah ampunikah kaumku , karena mereka tidak mengetahui ."

Rasulullah صلى الله عليه وسلم tidak membalas dendam, tetapi justru memaafkan mereka dan kemudian dengan rasa kasih sayang beliau mendoakan agar mereka diberi ampunan oleh Allah سبحانه و تعالى , karena mereka adalah kaum yang belum tahu tujuan ajakan baik yang dilakukan oleh Beliau.

Dikisahkan dalam Perang Khaibar (Perkampungan yahudi), Zainab Binti Al-Harits, istri Salam Bin Misykam, salah seorang pemimpin yahudi berhasil memperoleh hadiah karena dapat membubuhkan racun pada paha kambing panggang yang disajikan kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم, Beliau makan bersama Bisyr Bin Bara Bin Ma' rur. Bisyr sempat menelan daging beracun itu, tetapi Rasulullah صلى الله عليه وسلم baru sampai mengunyahnya, lalu dimuntahkannya kembali sambil berkata :" Daging ini memberitakan kepadaku bahwa dia beracun." beberapa hari kemudian Bisyr meninggal dunia. Rasulullah صلى الله عليه وسلم memanggil Wanita yahudi yang terkutuk itu dan bertanya kepadanya :" Mengapa engkau sampai hati melakukan peracunan itu." Wanita itu menjawab :" kiranya tiada tersembunyi hasrat kaumku untuk membunuh tuan, sekiranya tuan seorang raja tentu akan mati karena racun itu dan kami akan merasa senang. tetapi jika tuan seorang nabi, tentu tuan akan diberitahu oleh Allah سبحانه و تعالى bahwa daging itu mengandung racun, nyatanya tuan adalah seorang Nabi."

--- Apa yang dilakukan Rasulullah صلى الله عليه وسلم terhadap wanita itu, padahal Rasulullah صلى الله عليه وسلم sudah menguasainya ? wanita itu langsung dimaafkan dan dilepaskannya. sekarang apa yang kita lakukan jika hal itu terjadi pada kita ? jangankan masalah yang menyangkut nyawa, terhadap kesalahan-kesalahan yang lebih kecil lebih sering kita SANGAT BERAT untuk memaafkan.........

--- Jika Rasulullah صلى الله عليه وسلم mudah memaafkan orang-orang yang yang sangat berkeinginan membunuh Beliau, menyakiti pada tingkat mengancam keselamatan jiwa......
Lalu mengapa begitu berat kita memaafkan kesalahan orang lain yang tingkat kesalahanya tidak sampai membahayakan keselamatan kita..??? Semoga Allah سبحانه و تعالى melembutkan hati kita semuanya... Amin! Ya Rahmaan....
----------------------------------------------------------------------------------

--------semoga bermanfaat--------

Untuk Anggota Grup AHSANU QAWLAN Penyejuk Hati. ----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------
(((~~~ Saat jiwa kita sangat mencintai kebenaran, maka rawatlah dengan sebaik-baiknya, sehingga Allah juga berkenan merawat dan melindungi kita untuk menjadi hamba-Nya yang selalu ber-istiqomah.

"Bersegeralah beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam yang gelap gulita, seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di waktu sore telah kafir, dan di waktu sore beriman dan pagi menjadi kafir, ia menjual agamanya dengan kesenangan dunia." (HR. Ahmad no: 8493)

"Bersegeralah kamu dengan mengerjakan amalan-amalan (shalih) sebelum munculnya berbagai macam fitnah (kerusakan/ penyimpangan dalam agama) yang (gambarannya) seperti satu bagian malam yang gelap gulita, (sehingga) ada seorang yang di waktu pagi dia masih memiliki iman tapi di waktu sore dia telah menjadi orang yang kafir, dan (ada juga) yang di waktu sore dia masih memiliki iman tapi besok paginya dia telah menjadi orang yang kafir, dia menjual agamanya dengan perhiasan dunia.” (HR. Muslim no: 118).~~~)))
----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar