Sabtu, 04 Januari 2014

KEWAJIBAN SETIAP MUSLIM TERHADAP AL-QUR'AN




Menurut bahasa, "Qur’an" berarti "bacaan", pengertian seperti ini dikemukakan dalam Al-Qur’an.
"Sesungguhnya mengumpulkan Al-Qur’an (di dalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan kami. (Karena itu), jika kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikuti bacaannya".(Terjemah Al-Qur'an
Surat Al-Qiyamah, ayat 17-18).
 

Adapun menurut istilah Al-Qur’an berarti: Kalam Allah سبحانه و تعالى yang merupakan mu’jizat yang diturunkan kepada  Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم melalui malaikat Jibril, yang disampaikan secara mutawatir dan membacanya merupakan ibadah.

Al Quran adalah Kitab Allah سبحانه و تعالى  petunjuk kehidupan menuju keselamatan dunia dan akhirat. Setiap muslim dituntut untuk berinteraksi/bermu'ayasah dengannya, menjalin keakraban, menjadi sahabatnya bahkan menjadi keluarganya yang siap mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, harta bahkan kalau perlu nyawa demi isi Al-Quran.

Kewajiban setiap muslim terhadap Al-Quran:

Firman Allah سبحانه و تعالى yang artinya:

"Dan sungguh akan Kami tempatkan di dalam jahanam kebanyakan jin dan manusia, mereka memiliki hati tidak dipergunakan untuk menghayatinya (ayat-ayat Allah), dan mereka memiliki mata tidak dipergunakan untuk melihatnya (ayat-ayat Allah),dan mereka memiliki pendengaran tidak dipergunakan untuk mendengarnya (ayat-ayat Allah), mereka laksana binatang ternak bahkan lebih buruk lagi, mereka itulah orang-orang yang lalai". (QS. Al-A'raaf(7): 179).

1.     Tilawah dan Tahsin

Tanggungjawab pertama seorang muslim terhadap Al-Qur'an adalam ‘tilawah’. Tilawah sering diartikan membaca. Sesuai dengan makna asal katanya yang berarti mengikuti, maka makna tilawah tersebut adalah mengikuti setiap huruf-demi huruf dengan segala tuntutan kesempurnaannya sebagaimana yang dicontohkan yakni dicontohkan oleh  Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم. Oleh karena itu tilawah yang berarti membaca, memiliki penekanan makna bahwa membaca itu harus tepat dan benar sesuai dengan orisinalitas bacaannya yang bersumber dari  Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم, dipraktikkan para sahabat dan dipelihara oleh para pengikut sunnahnya yang setia. Dengan demikian, pada kata tilawah terkandung pula makna tahsin. Tahsin menurut bahasa artinya membaguskan yakni membaguskan bacaan Al-Qur'an sebagaimana standar-standarnya yang telah ditetapkan dari sumbernya. Istilah Tahsin sering disebut dalam kitab-kitab bertemakan tentang tajwid (aturan membaca Al-Qur'an) sebagai sinonim kata tajwid, sementara menurut istilah, tajwid adalah mengeluarkan huruf-demi huruf dari tempat keluarnya dengan memberikan hak dan mustahaknya. Hak huruf adalah kesempurnaan pengucapan huruf disertai dengan kesempurnaan penerapan sifatnya sedangkan mustahak huruf adalah mengaplikasikan hukum-hukum bacaan terutama ketika satu huruf berhubungan dengan huruf lainnya.

2.    Tahfizh

Tahfizh Al-Qur'an adalah tanggung jawab berikutnya terhadap Al-Qur'an. Tahfizh berarti menjaga dan memelihara Al-Qur'an terutama dengan cara menghafalkannya atau dalam ingatan. Penjagaan dan pemeliharaanAl-Qur'an dengan cara ini, lebih mendekatkan setiap muslim pada al Quran karena ia dapat membacakannya di manapun kapan pun dengan mudahnya karena Al-Qur'an sudah tersimpan dalam ingatannya dan kesempatan untuk mendapatkan pahala pun semakin luas dan mudah. Adapun ayatAl-Qur'an  dan hadits-hadits shahih yang bersumber dari Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم banyak sekali yang mengindikasikan pentingnya menghafal Al-Qur'an ini.

3.    Tafhim

Tafhim merupakan tanggung jawab seorang muslim terhadapAl-Qur'an yang ketiga. Tafhim berarti memahami. Banyak sekali ayat Al-Qur'an yang mengingatkan bahwa fungsi Al-Qur'an adalah sebagai petunjuk menuju keselamatan dunia dan akhirat oleh karena itu menuntut setiap muslim untuk memahami dan mampu mendalami maknanya dalam rangka menguak makna yang terdalam melaui tafsir dan tadabbur. Tanpa upaya ini, maka keagungan Al-Qur'an tidak akan dapat dirasakan dalam kehidupan.

4.    Tathbiq

Tathbiq Al-Qur'an merupakan tanggung jawab berikutnya. Tathbiq artinya adalah merealisasikan dalam pengamalan. Penjagaan dan pemeliharaan Al-Qur'an melalui hafalan adalah dalam rangka mendekatkan setiap muslim terhadap kitab petunjuk kehidupannya. Melalui pemahaman yang mendalam, maka nilai-nilai Al-Qur'an dapat berfungsi secara aplikatif dalam kehidupan sehingga tujuan dapat tercapai, kebahagiaan dunia dan akhirat pun telah mentaatinya.

5.    Tabligh

Tabligh adalah menyampaikan artinya, nilai-nilai Al-Qur'an yang telah dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan bukanlah semata-mata untuk mencapai kesalehan secara pribadi saja tetapi setiap muslim pun dituntut untuk mensosialisasikannya kepada masyarakat secara umum sebagai wujud kepeduliaannya terhadap sesama.

Keutamaan Membaca-menghafat-menghayati-melaksanakan-menda'wahkan Al-Qur'an:

Dari Abu Musa Al-Asy`arit berkata, Rasulullah bersabda: "Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al Qur`an bagaikan buah limau baunya harum dan rasanya lezat. Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al Qur`an bagaikan kurma, rasanya lezat dan tidak berbau. Dan perumpamaan orang
munafik yang membaca Al Qur`an bagaikan buah raihanah yang baunya harum dan rasanya pahit, dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al Qur`an bagaikan buah hanzholah tidak berbau dan rasanya pahit." (HR. Muttafaqun 'Alaihi).

Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:  “Penghafal Al Quran akan datang pada hari kiamat, kemudian Al Quran akan berkata: Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia, kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah (kehormatan), Al Quran kembali meminta: Wahai Tuhanku tambahkanlah, maka orang itu diapakaikan jubah karamah. Kemudian Al Quran memohon lagi: Wahai Tuhanku ridhailah dia, maka Allah meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu, bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga), dan Allah menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan”  (HR. Tirmidzi, hadits hasan {2916}, Inu Khuzaimah, Al Hakim, ia menilainya hadits shahih).

Al Qur’an akan menjadi penolong (syafa’at) bagi penghafal .Dari Abi Umamah ra. ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Bacalah olehmu Al-Qur’an, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafa’at pada hari kiamat bagi para pembacanya (penghafalnya).”" (HR. Muslim).

Nabi صلى الله عليه وسلم memberikan amanat pada para hafizh dengan mengangkatnya sebagai pemimpin delegasi. Dari Abu Hurairah ia berkata, “Telah mengutus Rasulullah SAW sebuah delegasi yang banyak jumlahnya, kemudian Rasul mengetes hafalan mereka, kemudian satu per satu disuruh membaca apa yang sudah dihafal, maka sampailah pada Shahabi yang paling muda usianya, beliau bertanya, “Surat apa yang kau hafal? Ia menjawab,”Aku hafal surat ini.. surat ini.. dan surat Al Baqarah.” Benarkah kamu hafal surat Al Baqarah?” Tanya Nabi lagi. Shahabi menjawab, “Benar.” Nabi bersabda, “Berangkatlah kamu dan kamulah pemimpin delegasi.” (HR. At-Turmudzi dan An-Nasa’i).

Nikmat mampu menghafal Al-Qur’an sama dengan nikmat kenabian, bedanya ia tidak mendapatkan wahyu, “Barangsiapa yang membaca (hafal) Al Quran, maka sungguh dirinya telah menaiki derajat kenabian, hanya saja tidak diwahyukan padanya.” (HR. Hakim)

Seorang hafizh Al Qur’an adalah orang yang mendapatkan Tasyrif nabawi (Penghargaan khusus dari Nabi صلى الله عليه وسلم). Di antara penghargaan yang pernah diberikan Nabi
صلى الله عليه وسلم kepada para sahabat penghafal Al Qur’an adalah perhatian yang khusus kepada para syuhada Uhud yang hafizh Al-Qur’an. Rasul mendahulukan pemakamannya. “Adalah Nabi mengumpulkan diantara orang syuhada uhud, kemudian beliau bersabda, :Manakah diantara keduanya yang lebih banyak hafal Al-Quran, ketika ditunjuk kepada salah satunya, maka beliu mendahulukan pemakamannya di liang lahat.” (HR. Bukhari)

Hafizh Qur’an adalah keluarga Allah yang berada di atas bumi. “Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Al-Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan pilihan-pilihan-Nya.” (HR. Ahmad)

Siapa yang membaca Al-Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaiakan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, “Mengapa kami dipakaikan jubah ini?” Dijawab,”Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al-Qur’an.” (HR. Al-Hakim)

“Dan perumpamaan orang yang membaca Al-Qur’an sedangkan ia hafal ayat-ayatnya bersama para malaikat yang mulia dan taat.” (Muttafaqun alaih)

Dari Abdillah bin Amr bin ‘Ash dari Nabi صلى الله عليه وسلم, beliau bersabda, “Akan dikatakan kepada shahib Al-Qur’an, “Bacalah dan naiklah serta tartilkan sebagaimana engkau dulu mentartilkan Al Qur’an di dunia, sesungguhnya kedudukanmu di akhir ayat yang kau baca.” (HR. Abu Daud dan Turmudzi)

Kepada hafizh Al-Qur’an, Rasul صلى الله عليه وسلم menetapkan berhak menjadi imam shalat berjama’ah. Rasulullah SAW bersabda, “Yang menjadi imam suatu kaum adalah yang paling banyak hafalannya.” (HR. Muslim)

“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an maka baginya satu hasanah, dan hasanah itu akan dilipatgandakan sepuluh kali. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, namun Alif itu satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.”  (HR. At Turmudzi).

Bahkan Allah membolehkan seseorang memiliki rasa iri terhadap para ahlul Qur’an, “Tidak boleh seseorang berkeinginan kecuali dalam dua perkara, menginginkan seseorang yang diajarkan oleh Allah kepadanya Al-Qur’an kemudian ia membacanya sepanjang malam dan siang, sehingga tetangganya mendengar bacaannya, kemudian ia berkata, ‘Andaikan aku diberi sebagaimana si fulan diberi, sehingga aku dapat berbuat sebagaimana si fulan berbuat’ (HR. Bukhari).
----------------------------------------------------------------------------------

--------semoga bermanfaat--------

Untuk Anggota Grup AHSANU QAWLAN Penyejuk Hati
----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------
(((~~~ Saat jiwa kita sangat mencintai kebenaran, maka rawatlah dengan sebaik-baiknya, sehingga Allah juga berkenan merawat dan melindungi kita untuk menjadi hamba-Nya yang selalu ber-istiqomah.

"Bersegeralah beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam yang gelap gulita, seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di waktu sore telah kafir, dan di waktu sore beriman dan pagi menjadi kafir, ia menjual agamanya dengan kesenangan dunia." (HR. Ahmad no: 8493)

"Bersegeralah kamu dengan mengerjakan amalan-amalan (shalih) sebelum munculnya berbagai macam fitnah (kerusakan/ penyimpangan dalam agama) yang (gambarannya) seperti satu bagian malam yang gelap gulita, (sehingga) ada seorang yang di waktu pagi dia masih memiliki iman tapi di waktu sore dia telah menjadi orang yang kafir, dan (ada juga) yang di waktu sore dia masih memiliki iman tapi besok paginya dia telah menjadi orang yang kafir, dia menjual agamanya dengan perhiasan dunia.” (HR. Muslim no: 118).~~~)))
----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar