IBU YANG BIJAK IBU YANG SHOLIHAH...
----------------------------------------------------------------------------------
Seorang
wanita yang telah atau yang sedang menyiapkan diri untuk menjadi
seorang IBU sholihah, dia akan selalu merasa senang untuk meraih dan
mempertahankan beberapa syarat ini:
*** Yang selalu taat kepada Allah dan Rasu-Nya.
*** Yang selalu taat kepada suami dalam kebenaran didasari karena taat kepada Allah dan Rasu-Nya.
***
Menjadi madrosah/sekolah bagi anak-anaknya agar mereka menjadi generasi
Robbani; generasi yang selalu belajar dan mengajarkan Al-quran.
***
Seorang ibu yang apabila suaminya pergi mencari nafkah terpatri dalam
jiwanya kata-kata "wahai suamiku sesungguhnya saya sabar menghadapi
lapar tapi sungguh saya tidak tahan terhadap panasnya api neraka".
----------------------------------------------------------------------------------
“(Apakah)
perumpamaan (penghuni) Surga yang dijanjikan kepada orang-orang
bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tidak berubah
rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya,
sungai-sungai dari khamr (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya, dan
sungai-sungai dari madu yang disaring dan mereka memperoleh di dalamnya
segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka sama dengan orang
yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih
sehingga memotong-motong ususnya?” (QS. Muhammad : 15).
----------------------------------------------------------------------------------
Rasulullah صلى الله عليه وسلم menggambarkan keutamaan-keutamaan wanita penduduk Surga dalam sabda beliau :
“
… seandainya salah seorang wanita penduduk Surga menengok penduduk bumi
niscaya dia akan menyinari antara keduanya (penduduk Surga dan penduduk
bumi) dan akan memenuhinya bau wangi-wangian. Dan setengah dari
kerudung wanita Surga yang ada di kepalanya itu lebih baik daripada
dunia dan isinya.” (HR. Bukhari dari Anas bin Malik radliyallahu ‘anhu)
----------------------------------------------------------------------------------
Dalam hadits lain Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :
Sesungguhnya
istri-istri penduduk Surga akan memanggil suami-suami mereka dengan
suara yang merdu yang tidak pernah didengarkan oleh seorangpun. Di
antara yang didendangkan oleh mereka : “Kami adalah wanita-wanita
pilihan yang terbaik. Istri-istri kaum yang termulia. Mereka memandang
dengan mata yang menyejukkan.” Dan mereka juga mendendangkan : “Kami
adalah wanita-wanita yang kekal, tidak akan mati. Kami adalah
wanita-wanita yang aman, tidak akan takut. Kami adalah wanita-wanita
yang tinggal, tidak akan pergi.” (Shahih Al Jami’ nomor 1557)
----------------------------------------------------------------------------------
Istri-istri
kaum Mukminin yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tersebut akan
tetap menjadi pendamping suaminya kelak di Surga dan akan memperoleh
kenikmatan yang sama dengan yang diperoleh penduduk Surga lainnya,
tentunya sesuai dengan amalnya selama di dunia.
Tentunya setiap
wanita Muslimah ingin menjadi ahli Surga. Pada hakikatnya wanita ahli
Surga adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Seluruh
ciri-cirinya merupakan cerminan ketaatan yang dia miliki. Di antara
ciri-ciri wanita ahli Surga di dalam kitab Majmu’ Fatawa karya Syaikhul
Islam Ibnu Tamiyyah juz 11 halaman 422-423 adalah :
1. Bertakwa.
2.
Beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya,
Rasul-Rasul-Nya, hari kiamat, dan beriman kepada takdir yang baik maupun
yang buruk.
3. Bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah
kecuali Allah, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan, dan
naik haji bagi yang mampu.
4. Ihsan, yaitu beribadah kepada Allah
seakan-akan melihat Allah, jika dia tidak dapat melihat Allah, dia
mengetahui bahwa Allah melihat dirinya.
5. Ikhlas beribadah
semata-mata kepada Allah, tawakkal kepada Allah, mencintai Allah dan
Rasul-Nya, takut terhadap adzab Allah, mengharap rahmat Allah, bertaubat
kepada-Nya, dan bersabar atas segala takdir-takdir Allah serta
mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan kepadanya.
6. Gemar
membaca Al Qur’an dan berusaha memahaminya, berdzikir mengingat Allah
ketika sendiri atau bersama banyak orang dan berdoa kepada Allah semata.
7. Menghidupkan amar ma’ruf dan nahi mungkar pada keluarga dan masyarakat.
8.
Berbuat baik (ihsan) kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan
seluruh makhluk, serta berbuat baik terhadap hewan ternak yang dia
miliki.
9. Menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang
memutuskannya, memberi kepada orang, menahan pemberian kepada dirinya,
dan memaafkan orang yang mendhaliminya.
10. Berinfak, baik ketika lapang maupun dalam keadaan sempit, menahan amarah dan memaafkan manusia.
11. Adil dalam segala perkara dan bersikap adil terhadap seluruh makhluk.
12. Menjaga lisannya dari perkataan dusta, saksi palsu dan menceritakan kejelekan orang lain (ghibah).
13. Menepati janji dan amanah yang diberikan kepadanya.
14. Berbakti kepada kedua orang tua.
15. Menyambung silaturahmi dengan karib kerabatnya, sahabat terdekat dan terjauh.
----------------------------------------------------------------------------------
--------semoga bermanfaat--------
Untuk Anggota Grup AHSANU QAWLAN Penyejuk ----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------
(((~~~
Saat jiwa kita sangat mencintai kebenaran, maka rawatlah dengan
sebaik-baiknya, sehingga Allah juga berkenan merawat dan melindungi kita
untuk menjadi hamba-Nya yang selalu ber-istiqomah.
"Bersegeralah
beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam
yang gelap gulita, seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di waktu
sore telah kafir, dan di waktu sore beriman dan pagi menjadi kafir, ia
menjual agamanya dengan kesenangan dunia." (HR. Ahmad no: 8493)
"Bersegeralah
kamu dengan mengerjakan amalan-amalan (shalih) sebelum munculnya
berbagai macam fitnah (kerusakan/ penyimpangan dalam agama) yang
(gambarannya) seperti satu bagian malam yang gelap gulita, (sehingga)
ada seorang yang di waktu pagi dia masih memiliki iman tapi di waktu
sore dia telah menjadi orang yang kafir, dan (ada juga) yang di waktu
sore dia masih memiliki iman tapi besok paginya dia telah menjadi orang
yang kafir, dia menjual agamanya dengan perhiasan dunia.” (HR. Muslim
no: 118).~~~)))
----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar