MENJADI HAMBA YANG DISAYANG ALLAH
Berbagai
ujian hidup akan Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya baik berupa
kesenangan maupun kesulitan, kita semua berharap saat ini dan hingga
akhir hayat kita dengan izin Allah akan selalu mampu mengahadapi semua
ujian-ujian hidup dari Allah dengan sebaik-baiknya.
Allah berfirman:
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
"Yang
menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara
kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun",(Al-Qur'an Surat Al-Mulk ayat 2).
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ
بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ
وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
"Dan
sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar."(Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat
153)
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
"Apakah
manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami
telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?"(Al-Quran Surat
Al-Ankabuut ayat 2).
وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
"Dan
sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya
Dia mengetahui orang-orang yang dusta."(Al-Quran Surat Al-Ankabuut ayat
3).
AGAR ALLAH TEATAP SAYANG KEPADA KITA
1. HAL HAL YANG HARUS KITA LAKUKAN SAAT DIUJI DENGAN KESENANGAN DAN KEJAYAAN
--- MENJAGA SYUKUR NIKMAT NIKMAT KEPADA ALLAH
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
"Dan
(ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
(Terjemah Al-Quran Surat Ibrahim ayat 7)
Agar mampu selalu menjaga syukur nikmat iringkan dengan doa:
رَبِّ
أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى
وَالِدَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ
وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ.
"Ya
Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah
Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk
mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan
rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh." (Al-Quran Surat
An-Naml ayat 19).
"Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala
kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati
dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik
amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun ".(Terjemah Al-Qur'an
Surat Al-Mulk ayat 2).
--- BERLAKU RENDAH HATI KEPADA ALLAH
تِلْكَ
الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي
الْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا ۚ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ
"Negeri
akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin
menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan
(yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa".(Terjemah
Al-Qur'an Surat Al-Qashas ayat 83).
SALAH SATU bentuk kesombongan
manusia kepada Allah سبحانه و تعالى adalah apabila seseorang telah
berhasil menjadi hartawan ia merasa bahwa dalam keberhasilanya itu tidak
ada campur tangan dari Allah سبحانه و تعالى, bahkan karena sifat
congkak sampai ada yang merasa bahwa dirinya kaya dan menganggap Allah
سبحانه و تعالى itu miskin, Na'udzubillah...
لَّقَدْ سَمِعَ اللّهُ
قَوْلَ الَّذِينَ قَالُواْ إِنَّ اللّهَ فَقِيرٌ وَنَحْنُ أَغْنِيَاء
سَنَكْتُبُ مَا قَالُواْ وَقَتْلَهُمُ الأَنبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ
وَنَقُولُ ذُوقُواْ عَذَابَ الْحَرِيقِ
"Sesungguhnya Allah telah
mendengar perkatan orang-orang yang mengatakan: "Sesunguhnya Allah
miskin dan kami kaya". Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan
perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami
akan mengatakan (kepada mereka): "Rasakanlah olehmu azab yang
membakar".(Al-Quran Surat Ali 'Imraan ayat 181).
----------------------------------------------------------------------------------
Asbabun Nuzul :
Ibnu
Ishak dan Ibnu Abu Hatim mengetengahkan dari Ibnu Abbas katanya, "Abu
Bakar masuk ke rumah seseorang bernama Madras. Didapatinya di sana telah
berkumpul orang-orang Yahudi sedang menghadap pemimpin mereka bernama
Fanhas.
Kata Fanhas kepada Abu Bakar, 'Demi Allah, wahai Abu
Bakar! Sebenarnya kami ini tidak membutuhkan Allah, sebaliknya Dialah
yang butuh kepada kami! Seandainya Dia kaya, tentulah Dia tidak perlu
meminta pinjaman kepada kami sebagaimana diakui oleh sahabatmu itu!' Abu
Bakar pun naik darah lalu menampar mukanya.
Fanhas pergi menemui
Nabi صلى الله عليه وسلم katanya, 'Hai Muhammad! Lihatlah ini apa yang
telah dilakukan oleh sahabatmu kepada saya!' Jawab Nabi صلى الله عليه
وسلم, 'Hai Abu Bakar, apa yang menyebabkanmu melakukan itu?'
Jawabnya,
'Wahai Rasulullah! Ia telah mengeluarkan kata-kata berat, dikatakannya
bahwa Allah miskin sedangkan mereka kaya.' Fanhash menolak keterangan
itu, tetapi Allah menurunkan ayat, 'Sungguh Allah telah mendengar
perkataan orang-orang yang mengatakan, 'Sesungguhnya Allah miskin dan
kami kaya..."(Al-Quran Surat Ali 'Imraan ayat 181).
Ibnu Abu
Hatim mengetengahkan dari Ibnu Abbas, bahwa orang-orang Yahudi datang
kepada Nabi صلى الله عليه وسلم sewaktu Allah menurunkan, "Siapakah yang
bersedia mempiutangi Allah suatu piutang yang baik?"
Kata mereka,
"Hai Muhammad! Rupanya Tuhanmu jatuh miskin, sehingga ia meminta
pinjaman kepada hamba-Nya!" Maka Allah pun menurunkan ayat, "Sungguh
Allah telah mendengar perkataan orang-orang yang mengatakan
'Sesungguhnya Allah miskin dan kami kaya." (Al-Quran Surat Ali 'Imraan
ayat 181).
AKIBAT SIFAT SOMBONG:
Takabur Akibat Kesenangan Duniawi
Kesombongan
maupun ketakabburan adalah salah satu sifat buruk yang banyak
diungkapkan dalam kisah-kisah Al-Qur’an yang menjadi penyebab utama
kehancuran seseorang atau suatu bangsa, betapapun mereka memiliki
kekuasaan dan kedudukan yang kuat, harta yang melimpah, atau anak
keturunan maupun pengikut yang banyak, serta fishik jasmani maupun
teknologi yang tangguh. Beberapa contoh dikemukakan sebagai berikut:
“Sesungguhnya
telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; karena itu berjalanlah
kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang
mendustakan (rasul-rasul) (137) (Al Qur’an) ini adalah penerangan bagi
seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang
bertakwa (138).” (Terjemah Al-Quran Surat Ali Imran ayat 137-138).
“Maka
apakah mereka tiada mengadakan perjalanan di muka bumi lalu
memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Adalah
orang-orang yang sebelum mereka itu lebih hebat kekuatannya dan (lebih
banyak) bekas-bekas mereka di muka bumi, maka apa yang mereka usahakan
itu tidak dapat menolong mereka (82) Maka tatkala datang kepada mereka
rasul-rasul (yang diutus kepada) mereka dengan membawa
keterangan-keterangan, mereka merasa senang dengan pengetahuan yang ada
pada mereka dan mereka dikepung oleh azab Allah yang selalu mereka
perolok-olokkan itu (83).” (Terjemah Al-Quran Surat Ghafir/Al-Mukmin
ayat 82-83).
Mengulas kembali kisah Qorun
Sayangnya karunia Allah سبحانه و تعالى yang begitu besar kepadanya ini malah menjadikan Qorun takabur.
“Sesungguhnya
Qorun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap
mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta
yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang
kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: “Janganlah kamu
terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
terlalu membanggakan diri” (76) Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah
kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan (77) Karun berkata:
“Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”.
Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah
membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih
banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada
orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka (78) Maka
keluarlah Qorun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah
orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: “Moga-moga kiranya kita
mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qorun; sesungguhnya ia
benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar” (79) Berkatalah
orang-orang yang dianugerahi ilmu: “Kecelakaan yang besarlah bagimu,
pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal
saleh, dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh orang-orang yang
sabar” (80) Maka Kami benamkanlah Qorun beserta rumahnya ke dalam bumi.
Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab
Allah. dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela
(dirinya) (81). “Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan
kedudukan Qorun itu. berkata: “Aduhai. benarlah Allah melapangkan rezki
bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya;
kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia
telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung
orang-orang yang mengingkari (ni`mat Allah)”.(82) (Terjemah Al-Quran
Surat Al-Qashash ayat 76-82).
Qorun tidak mempedulikan nasehat
orang-orang alim pada saat itu, ia telah tertipu oleh kesenangan dunia,
terlalu silau dengan hartanya yang melimpah ruah itu Yang bahkan
kunci-kunci gudang dimana ia menyimpan hartanya itu saking beratnya
harus dipikul sejumlah orang-orang yang kuat.
Syaitan yang
membisiki Qorun supaya ia tidak mendengar nasihat para alim ulama. Ia
bahkan menganggap para alim ulama itu iri dan dengki terhadap
kesuksesannya.
Akhirnya Allah سبحانه و تعالى menurunkan Ahzab-Nya
kepada Qorun, melihat malapetaka yang menimpa Qorun beserta seluruh
harta bendanya itu, pendudukpun terkesiap. Mereka segera menyadari
kesalahan yang dilakukan Qorun. Dan apa yang telah dikatakan para alim
ulama itu adalah yang benar.
Itulah kisah Qorun dan hartanya yang
dibenamkan Sang Khalik karena ia takabur dan tidak memanfaatkan
hartanya dijalan yang benar. Saat ini jejak peninggalan istana Qorun dan
danau tempat ditenggelamkan hartanya bisa ditemui di Al Fayoum, Mesir,
yang hanya berjarak sekitar 1 jam perjalanan dari Kairo.
Mengulas kembali kisah Kaum ‘Aad
“Apakah
kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum ‘Aad?
(6)(yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi
(7) Yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di
negeri-negeri lain (8) Dan kaum Tsamud yang memotong batu-batu besar di
lembah (9) Dan kaum Fir’aun yang mempunyai pasak-pasak (tentara yang
banyak) (10) Yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri (11) Lalu mereka
berbuat banyak kerusakan dalam negeri itu (12) Karena itu Tuhanmu
menimpakan kepada mereka cemeti azab (13).” (Terjemah Al-Quran Surat
Al-Fajr ayat 6-13).
Kaum ‘Aad memiliki kemampuan mendirikan
bangunan-bangunan yang tinggi yang tidak pernah ada bangunan sebelumnya
sehebat bangunan mereka. Akan tetapi karena kesombongan dan
ketakabburannya, yang menyebabkan mereka tidak mau melakukan pengabdian
kepada Allah سبحانه و تعالى, akhirnya kehancuran dan kebinasaan yang
mereka alami.
Mengulas kembali kisah Fir’aun
Khusus untuk
Fir’aun, puncak kesombongannya adalah pada pengakuan dirinya sebagai
TUHAN yang patut disembah, bukan Tuhannya Musa dan Harun.
“Sesungguhnya
Fir`aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan
penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka,
menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak
perempuan mereka. Sesungguhnya Fir`aun termasuk orang-orang yang berbuat
kerusakan.” (Terjemah Al-Quran Surat Al-Qashashayat 4).
“Kemudian
Kami utus Musa dan saudaranya Harun dengan membawa tanda-tanda
(kebesaran) Kami, dan bukti yang nyata (45) Kepada Fir`aun dan
pembesar-pembesar kaumnya, maka mereka ini takabur dan mereka adalah
orang-orang yang sombong (46) Dan mereka berkata: “Apakah (patut) kita
percaya kepada dua orang manusia seperti kita (juga), padahal kaum
mereka (Bani Israil) adalah orang-orang yang menghambakan diri kepada
kita?”(47) Maka (tetaplah) mereka mendustakan keduanya, sebab itu mereka
adalah termasuk orang-orang yang dibinasakan (48).” (Terjemah Al-Quran
Surat Al-Mukminun ayat 45-48).
“Pergilah kamu kepada Fir’aun,
sesungguhnya dia telah melampaui batas (17) Dan katakanlah (kepada
Fir’aun): “Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari
kesesatan)”(18) Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu
takut kepada-Nya?”(19) Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mu’jizat yang
besar (20) Tetapi Fir’aun mendustakan dan mendurhakai (21) Kemudian dia
berpaling seraya berusaha menantang (Musa) (22) Maka dia mengumpulkan
(pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya (23) (Seraya)
berkata: “Akulah tuhanmu yang paling tinggi” (24) Maka Allah mengazabnya
dengan azab di akhirat dan azab di dunia (25).” (Terjemah Al-Quran
Surat An-Nazi’at ayat 17-25).
-----------------------------------------------------------------------------------------------
“Sesungguhnya
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri
terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu
langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lobang
jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang
berbuat kejahatan.” (Terjemah Al-Quran Surat Al-A’raf ayat 40).
Karena
itu, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Salam berpesan kepada kita untuk
menjauhi 3 (tiga) sifat buruk yang merupakan sumber malapetaka dan
sumber kejahatan, yang salah satunya adalah sifat takabbur dan sombong.
Hal ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Asakir,
Rasulullah Saw. bersabda:
“Rasulullah Saw. bersabda: “Jauhilah oleh
kalian sifat sombong, karena sesungguhnya Iblis tidak mau sujud kepada
Adam dikarenakan terdorong oleh sifat sombong. Jauhilah oleh kalian
sifat rakus, sebab karena sifat rakuslah Adam mau memakan buah pohon
terlarang (khuldi). Dan jauhilah oleh kalian sifat dengki (hasud), sebab
karena sifat dengki inilah seorang diantara anak Adam (manusia)
membunuh saudaranya. Semua sifat tersebut adalah sumber dari segala
perbuatan dosa.” (HR. Ibnu ‘Asakir dari Ibnu Mas’ud).
"Maka
apabila malapetaka yang sangat besar (hari kiamat) telah datang.Pada
hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya.Dan
diperlihatkan neraka dengan jelas kepada setiap orang yang
melihat.Adapun orang yang melampaui batas.Dan lebih mengutamakan
kehidupan dunia.maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal (nya).Dan
adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri
dari keinginan hawa nafsunya.Maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal
(nya)". (Terjemah Al-Quran Surat An-Nazi'at (79) ayat 34- 41):
2. HAL HAL YANG HARUS KITA LAKUKAN SAAT DIUJI DENGAN KESULITAN
--- MENINGKATKAN KESABARAN
أَمْ
حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ
الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ
وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى
نَصْرُ اللَّهِ أَلا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ
"Apakah kamu
mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu
(cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka
ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan
bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang
beriman bersamanya, "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah,
sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat". (Al-Quran Surat
Al-Albaqarah ayat 214).
وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
"Janganlah
kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal
kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu
orang-orang yang beriman".(Al-Qur'an Surat Ali Imraan ayat 139).
--- SELALU BERPRASANGKA BAIK KEPADA ALLAH
Berupaya
keraslah untuk mempertahankan kualitas diri sebagai seorang hamba,
tetap beristiqomah dalam Iman.., dalam taqwa.., dalam ibadah.
Pertahankan kemampuan mensyukuri nikmat serta prasangka baik kita kepada
Allah...
MANFAAT SELALU MENJAGA PRASANGKA BAIK KEPADA ALLAH
"Siapa
yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah hendaklah dia
mengamati bagaimana kedudukan Allah dalam dirinya. Sesungguhnya Allah
menempatkan hamba Nya dalam kedudukan sebagaimana dia menempatkan
kedudukan Allah pada dirinya". (HR. Al Hakim).
*** Salah satu tanda orang-orang yang benar-benar beriman.
*** Terjaganya syukur nikmat dan rasa tawakal kepada setiap keputusan Allah.
*** Dimudahkan urusan rizki berikutnya.
*** Terjaga kotinuitas ibadahnya.
*** Terjaga perasaan tenang dan kebahagiaanya.
*** Mendapat ridlo dan jannahNya.
"Dan
(ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
(Terjemah Al-Quran Surat Ibrahim ayat 7)
“Wahai orang-orang yang
beriman mintalah pertolongan melalui sabar dan shalat, sesungguhnya
Allah bersama orang-orang yang sabar. Dan benar-benar akan Kami uji kamu
dengan sedikit ketakutan, kelaparan, dan kekurangan buah-buahan, dan
berilah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar, (yaitu) yang apabila
mereka tertimpa musibah mereka mengatakan “Sesungguhnya kami adalah
milik Allah dan kepada-Nya kami kembali”. (Terjemah Al-Quran Suratayat
155-156).
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah
mereka yg apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan bila
dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka
(karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal,(yaitu) orang-orang
yang mendirikan shalat dan yg menafkahkan sebagian dari rizki yg Kami
berikan kepada mereka.Itulah orang-orang yg beriman dengan
sebenar-benarnya". (Terjemah Al-Quran Surat Al Anfaal ayat 2-3)
----------------------------------------------------------------------------------
--------semoga bermanfaat--------
Untuk
Anggota Grup AHSANU QAWLAN Penyejuk Hati.
----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------
(((~~~
Saat jiwa kita sangat mencintai kebenaran, maka rawatlah dengan
sebaik-baiknya, sehingga Allah juga berkenan merawat dan melindungi kita
untuk menjadi hamba-Nya yang selalu ber-istiqomah.
"Bersegeralah
beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam
yang gelap gulita, seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di waktu
sore telah kafir, dan di waktu sore beriman dan pagi menjadi kafir, ia
menjual agamanya dengan kesenangan dunia." (HR. Ahmad no: 8493)
"Bersegeralah
kamu dengan mengerjakan amalan-amalan (shalih) sebelum munculnya
berbagai macam fitnah (kerusakan/ penyimpangan dalam agama) yang
(gambarannya) seperti satu bagian malam yang gelap gulita, (sehingga)
ada seorang yang di waktu pagi dia masih memiliki iman tapi di waktu
sore dia telah menjadi orang yang kafir, dan (ada juga) yang di waktu
sore dia masih memiliki iman tapi besok paginya dia telah menjadi orang
yang kafir, dia menjual agamanya dengan perhiasan dunia.” (HR. Muslim
no: 118).~~~)))
----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar