Sabtu, 04 Januari 2014

RAJAB DAN SYA'BAN SEBAGAI BULAN PERSIAPAN UNTUK MENYAMBUT RAMADHAN

*** Ramadhan yang penuh berkah harus kita jadikan sebagai momentum untuk menyelamatkan masyarakat dengan melakukan taqarrub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah), baik dengan taubat, munajat dan menjalankan sejumlah peribadatan maupun dengan khidmat.

*** Orang - orang yang shaleh biasa melakukan persiapan ini seawal mungkin sebelum datang Ramadhan. Bahkan mereka sudah merindukan kedatangannya sejak bulan Rajab dan Sya'ban.

Memasuki bulan Rajab Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم. selalu berdo'a, yang artinya: "Ya Allah berkahilah kami dalam bulan Rajab dan Sya'ban dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan."

*** Dua bulan lagi, kita akan kedatangan bulan Ramadhan. Kedatangan Ramadhan tahun ini tentu kita sambut dengan penuh kegembiraan, bentuk kegembiraan itu kita buktikan dengan melakukan persiapan-persiapan yang maksimal menyongsong datangnya bulan ramadhan...

PERSIAPAN MENYONGSONG RAMADHAN

PERTAMA, I'dad Ruhi Imani, ( persiapan ruh keimanan).

Misalnya:

# Memperbanyak aktivitas puasa di bulan Sya'ban,

seperti yang dilakukan oleh Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم dalam hadis Bukhari-Muslim, Aisyah ra. berkata :

"Tidaklah aku lihat Rasul menyempurnakan puasanya sebulan penuh kecuali pada Ramadhan dan tidak juga aku lihat beliau memperbanyak puasa sunnatnya kecuali di bulan Syaban".

# Memperbanyak aktivitas tilawah Al-Quran, sebagaimana yang diungkapkan Anas bin Malik bahwa para sahabatjika memasuki bulan Sya'ban, mereka segera mengambil mushaf dan membacanya.

# Segera mengqodho puasa. Aisyah ra. berkata : "Dulu aku pernah punya hutang puasa Ramadhan, dan aku tidak dapat membayar qodhonya kecuali pada bulan Sya'ban".

# Membiasakan bangun malam (qiyamul-lail)

# Saling maaf memaafkan sesama muslim, sehingga dalam memasuki Ramadhan dosa kita dengan sesama sudah terhapuskan sehingga pada bulan Ramadhan hanya menyelesaikan dosa kepada Allah سبحانه و تعالى saja.

Dalam rangka persiapan ruh keimanan itu, kita sudah harus melakukan peningkatan kualitas ibadah wajib, memperbanyak ibadah sunah, meninggalkan berbagai maksiat dan kedzhaliman sejak bulan Rajab. Hal ini dimaksudkan agar sejak bulan Rajab kadar keimanan kita sudah meningkat. Bisa dimaknai bahwa bulan Rajab dan Sya'ban adalah masa pemanasan(warming up), ketika memasuki Ramadhan kita sudah terbiasa menjalani ibadah shaum dan sebagainya, sehingga ketika melaksanakan serangkaian ibadah di bulan ramadhan kita tinggal meraih hasil terbaik di sisi Allah سبحانه و تعالى dari setiap aktifitas ibadah yang kita kerjakan...

KEDUA, I'dad Jasadi (persiapan fisik).

Perlunya peningkatan perhatian terhadap pola istirahat, makan, olahraga yang teratur.

Untuk memasuki Ramadhan kita memerlukan fisik yang lebih prima dari biasanya. Sebab, jika fisik lemah, bisa-bisa kemuliaan yang dilimpahkan Allah pada bulan Ramadhan tidak dapat kita raih secara optimal.

KETIGA,I'dad Maliyah (persiapan harta).

Persiapan harta bukan untuk membeli keperluan buka puasa atau hidangan lebaran sebagaimana tradisi kita selama ini. Memersiapkan harta adalah untuk melipatgandakan sedekah, karena Ramadhanpun merupakan bulan memperbanyak sedekah. Pahala bersedekah pada bulan ini berlipat ganda dibandingkan bulan-bulan biasa.

KEEMPAT,I'dad Fikri wa Ilmi (persiapan intelektual dan keilmuan)

Agar ibadah Ramadhan bisa optimal, diperlukan bekal wawasan dan tashawur(persepsi) yang benar tentang Ramadhan. Caranya dengan membaca berbagai bahan rujukan dan menghadiri majelis ilmu tentang Ramadhan. Kegiatan ini berguna untuk mengarahkan kita agar beribadah sesuai tuntunan Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم, selama Ramadhan. Menghafal ayat-ayat dan doa-doa yang berkait dengan perlbagai jenis ibadah, atau menguasai berbagai masalah dalam fiqh puasa:

Contoh hal-hal yang perlu pengkajian ulang:

Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم Bersabda : bukanlah shaum itu sekedar meninggalkan makan dan minum, Melainkan meninggalkan pekerjaan sia-sia (tak bernilai) dan kata-kata Sombong. (HR.Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah).

Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم juga Bersabda : "Barangsiapa yang selama berpuasa tidak juga meninggalkan kata-kata bohong, bahkan mempraktekkannya, maka tidak ada nilainya bagi Allah apa yang ia sangkakan sebagai puasa, yaitu sekedar meninggalkan makan dan minum". (HR.Bukhari-Muslim).
----------------------------------------------------------------------------------

--------semoga bermanfaat--------

Untuk Anggota Grup AHSANU QAWLAN Penyejuk Hati. ----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------
(((~~~ Saat jiwa kita sangat mencintai kebenaran, maka rawatlah dengan sebaik-baiknya, sehingga Allah juga berkenan merawat dan melindungi kita untuk menjadi hamba-Nya yang selalu ber-istiqomah.

"Bersegeralah beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam yang gelap gulita, seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di waktu sore telah kafir, dan di waktu sore beriman dan pagi menjadi kafir, ia menjual agamanya dengan kesenangan dunia." (HR. Ahmad no: 8493)

"Bersegeralah kamu dengan mengerjakan amalan-amalan (shalih) sebelum munculnya berbagai macam fitnah (kerusakan/ penyimpangan dalam agama) yang (gambarannya) seperti satu bagian malam yang gelap gulita, (sehingga) ada seorang yang di waktu pagi dia masih memiliki iman tapi di waktu sore dia telah menjadi orang yang kafir, dan (ada juga) yang di waktu sore dia masih memiliki iman tapi besok paginya dia telah menjadi orang yang kafir, dia menjual agamanya dengan perhiasan dunia.” (HR. Muslim no: 118).~~~)))
----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
---------------------------------------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar