Sabtu, 04 Januari 2014

SYARAT-SYARAT PENYAMPAI



SYARAT-SYARAT MENJADI PENYAMPAI (WA’IDH, NASHIHUN AMIN, MUDZAKIR, AL MUBALGH, AL HADI, AD DA’I, AR RASYID)
 

Penyampai menurut agama Islam meliputi :

Wa’idh : juru nasihat

Nashihun Amin : penasihat yang dipercaya (Qs 7:68)

Mudzakir : pemberi peringatan (Qs 51:55; 87:9)

Al Mubaligh : Penyampai (Qs 5:67)

Al Hadi : Pemberi bimbingan (Qs 13:7)

Ad Da’i : Juru Da’wah (Qs 33:46)

Ar Rasyid : Pemberi bimbingan (Qs 11: 87)

Menurut Al Qur’an dan As Sunnah, syarat-syarat menjadi penyampai itu dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Taat dan patuh kepada Allah dan RasulNya

Katakanlah:"Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir". (Qs 3:32; 3:132; 4:69).

2. Tidak takut kepada siapapun kecuali kepada Allah

Maka janganlah kamu takut kepada mereka (orang-orang zalim) dan takutlah kepada-Ku. Dan agar Kusempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk. (Qs 2:150; 3:175; 5:44).

3. Membawa kebenaran dan membenarkannya (Qs 39:33).

Dan orang yang membawa kebenaran dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.' (QS. 39:33)

4. Mendapat hikmah dari sisi Allah, dan mengetahui serta memahami hikmah tersebut kemudian dapat menerapkan dalam dirinya. Mereka benar-benar harus dapat mengambil manfaat untuk dirinya sendiri, berbekas dan berpengaruh dalam jiwa, akhlaq budi pekertinya dan amal perbuatannya sehingga ia benar-benar dapat menjadi suri tauladan bagi orang lain.

Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal. (QS. 2:269)

5. Menasihati diri sendiri terlebih dahulu, sehingga dirinya dapat mengamalkan nasihat-nasihat yang akan disampaikan kepada orang lain.

Allah telah memberikan wahyu kepada Nabi Isa anak Maryam : “Hai Isa, nasihatilah dirimu dengan hikmat-Ku. Jika engkau telah mengambil manfaatnya, nasihatilah orang banyak, dan jika tidak, hendaklah merasa malu kepada-Ku. (HQR Dailami yang bersumber dari Abu Musa r.a.).

Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al-Kitab (Taurat) Maka tidakkah kamu berpikir (QS. 2:44)

Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat (QS. 61:2)

Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. (QS. 61:3)

Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan. (QS. 3:167).

6. Tidak minta upah dalam da’wahnya

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebagian besar dari orang-orang alim yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang batil (QS. 9:34).

Katakanlah : "Aku tidak meminta upah sedikitpun kepadamu atas da'wahku; dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan. (QS. 38:86)

Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (al-Qur'an)". al-Qur'an itu tidak lain hanyalah peringatan untuk segala umat. (QS. 6:90)

ikutilah orang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. 36:21)

Katakanlah: "Aku tidak meminta upah sedikitpun kepada kamu dalam menyampaikan risalah itu, melainkan (mengharapkan kepatuhan) orang-orang yang mau mengambil jalan kepada Tuhannya (QS. 25:57)

Katakanlah: "Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan". (QS. 42:23)

Jika kamu berpaling (dari peringatanku), aku tidak meminta upah sedikitpun daripadamu. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah belaka, dan aku disuruh supaya aku termasuk golongan orang-orang yang berserah diri (kepada-Nya)". (QS. 10:72).

Dan (dia berkata):"Hai kaumku, aku tiada meminta harta benda kepada kamu (sebagai upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah ". (QS. 11:29).

Hai kaumku, aku tidak meminta upah kepadamu bagi seruanku ini. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Maka tidakkah kamu memikirkan(nya)?" (QS. 11:51)

Dan kamu sekali-kali tidak meminta upah kepada mereka (terhadap seruanmu ini), itu tidak lain hanyalah pengajaran bagi semesta alam. (QS. 12:104)

Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. (QS. 26:109, 127, 145, 164, 180).

Kemudian bagi yang minta upah dalam da’wahnya berarti mereka telah mengingkari dan menyembunyikan ayat-ayat Allah, dan Dia memberikan ancaman sebagai berikut :

Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa-apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Al-Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah, untuk kepentingan duniawi), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada Hari Kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih. (QS. 2:174)

Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjukdan siksa dengan ampunan. Maka alangkah beraninya mereka menentang api neraka! (QS. 2:175)

Yang demikian itu adalah karena Allah telah menurunkan Al-Kitab dengan membawa kebenaran; dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih tentang (kebenaran) Al-Kitab itu, benar-benar dalam penyimpangan yang jauh (dari kebenaran). (QS. 2:176).

Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat mela'nati, (QS. 2:159)

Dan didalam suatu hadits Rasulullah pernah bersabda, bahwa salah satu tanda bahwa umat Islam merasa asing terhadap Islam adalah, agama diperjual belikan untuk kepentingan dunia.

Akibat dari penyampai-penyampai yang tidak memenuhi syarat diatas dapat dilihat bahwa, banyak penyampaian / dakwah yang dilakukan, tetapi perbuatan-perbuatan keji dan mungkar masih meraja lela di negara yang mayoriyas penduduknya beragama Islam ini.
----------------------------------------------------------------------------------

--------semoga bermanfaat--------

Untuk Anggota Grup AHSANU QAWLAN Penyejuk Hati
----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------
(((~~~ Saat jiwa kita sangat mencintai kebenaran, maka rawatlah dengan sebaik-baiknya, sehingga Allah juga berkenan merawat dan melindungi kita untuk menjadi hamba-Nya yang selalu ber-istiqomah.

"Bersegeralah beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam yang gelap gulita, seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di waktu sore telah kafir, dan di waktu sore beriman dan pagi menjadi kafir, ia menjual agamanya dengan kesenangan dunia." (HR. Ahmad no: 8493)

"Bersegeralah kamu dengan mengerjakan amalan-amalan (shalih) sebelum munculnya berbagai macam fitnah (kerusakan/ penyimpangan dalam agama) yang (gambarannya) seperti satu bagian malam yang gelap gulita, (sehingga) ada seorang yang di waktu pagi dia masih memiliki iman tapi di waktu sore dia telah menjadi orang yang kafir, dan (ada juga) yang di waktu sore dia masih memiliki iman tapi besok paginya dia telah menjadi orang yang kafir, dia menjual agamanya dengan perhiasan dunia.” (HR. Muslim no: 118).~~~)))
----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------


Tidak ada komentar:

Posting Komentar