SYARAT-SYARAT PENYAMPAI
SYARAT-SYARAT MENJADI PENYAMPAI (WA’IDH, NASHIHUN AMIN, MUDZAKIR, AL MUBALGH, AL HADI, AD DA’I, AR RASYID)
Penyampai menurut agama Islam meliputi :
Wa’idh : juru nasihat
Nashihun Amin : penasihat yang dipercaya (Qs 7:68)
Mudzakir : pemberi peringatan (Qs 51:55; 87:9)
Al Mubaligh : Penyampai (Qs 5:67)
Al Hadi : Pemberi bimbingan (Qs 13:7)
Ad Da’i : Juru Da’wah (Qs 33:46)
Ar Rasyid : Pemberi bimbingan (Qs 11: 87)
Menurut Al Qur’an dan As Sunnah, syarat-syarat menjadi penyampai itu dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Taat dan patuh kepada Allah dan RasulNya
Katakanlah:"Ta'atilah
Allah dan Rasul-Nya; Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang kafir". (Qs 3:32; 3:132; 4:69).
2. Tidak takut kepada siapapun kecuali kepada Allah
Maka
janganlah kamu takut kepada mereka (orang-orang zalim) dan takutlah
kepada-Ku. Dan agar Kusempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu
mendapat petunjuk. (Qs 2:150; 3:175; 5:44).
3. Membawa kebenaran dan membenarkannya (Qs 39:33).
Dan orang yang membawa kebenaran dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.' (QS. 39:33)
4.
Mendapat hikmah dari sisi Allah, dan mengetahui serta memahami hikmah
tersebut kemudian dapat menerapkan dalam dirinya. Mereka benar-benar
harus dapat mengambil manfaat untuk dirinya sendiri, berbekas dan
berpengaruh dalam jiwa, akhlaq budi pekertinya dan amal perbuatannya
sehingga ia benar-benar dapat menjadi suri tauladan bagi orang lain.
Allah
memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa
yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tak
ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal.
(QS. 2:269)
5. Menasihati diri sendiri terlebih dahulu, sehingga
dirinya dapat mengamalkan nasihat-nasihat yang akan disampaikan kepada
orang lain.
Allah telah memberikan wahyu kepada Nabi Isa anak
Maryam : “Hai Isa, nasihatilah dirimu dengan hikmat-Ku. Jika engkau
telah mengambil manfaatnya, nasihatilah orang banyak, dan jika tidak,
hendaklah merasa malu kepada-Ku. (HQR Dailami yang bersumber dari Abu
Musa r.a.).
Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan)
kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal
kamu membaca Al-Kitab (Taurat) Maka tidakkah kamu berpikir (QS. 2:44)
Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat (QS. 61:2)
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. (QS. 61:3)
Mereka
mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam hatinya. Dan
Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan. (QS. 3:167).
6. Tidak minta upah dalam da’wahnya
Hai
orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebagian besar dari orang-orang
alim yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang
dengan jalan yang batil (QS. 9:34).
Katakanlah : "Aku tidak
meminta upah sedikitpun kepadamu atas da'wahku; dan bukanlah aku
termasuk orang-orang yang mengada-adakan. (QS. 38:86)
Mereka
itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah
petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam
menyampaikan (al-Qur'an)". al-Qur'an itu tidak lain hanyalah peringatan
untuk segala umat. (QS. 6:90)
ikutilah orang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. 36:21)
Katakanlah:
"Aku tidak meminta upah sedikitpun kepada kamu dalam menyampaikan
risalah itu, melainkan (mengharapkan kepatuhan) orang-orang yang mau
mengambil jalan kepada Tuhannya (QS. 25:57)
Katakanlah: "Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan". (QS. 42:23)
Jika
kamu berpaling (dari peringatanku), aku tidak meminta upah sedikitpun
daripadamu. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah belaka, dan aku
disuruh supaya aku termasuk golongan orang-orang yang berserah diri
(kepada-Nya)". (QS. 10:72).
Dan (dia berkata):"Hai kaumku, aku
tiada meminta harta benda kepada kamu (sebagai upah) bagi seruanku.
Upahku hanyalah dari Allah ". (QS. 11:29).
Hai kaumku, aku tidak
meminta upah kepadamu bagi seruanku ini. Upahku tidak lain hanyalah dari
Allah yang telah menciptakanku. Maka tidakkah kamu memikirkan(nya)?"
(QS. 11:51)
Dan kamu sekali-kali tidak meminta upah kepada mereka
(terhadap seruanmu ini), itu tidak lain hanyalah pengajaran bagi
semesta alam. (QS. 12:104)
Dan aku sekali-kali tidak minta upah
kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan
semesta alam. (QS. 26:109, 127, 145, 164, 180).
Kemudian bagi
yang minta upah dalam da’wahnya berarti mereka telah mengingkari dan
menyembunyikan ayat-ayat Allah, dan Dia memberikan ancaman sebagai
berikut :
Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa-apa
yang telah diturunkan Allah, yaitu Al-Kitab dan menjualnya dengan harga
yang sedikit (murah, untuk kepentingan duniawi), mereka itu sebenarnya
tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah
tidak akan berbicara kepada mereka pada Hari Kiamat dan tidak
mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih. (QS. 2:174)
Mereka
itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjukdan siksa
dengan ampunan. Maka alangkah beraninya mereka menentang api neraka!
(QS. 2:175)
Yang demikian itu adalah karena Allah telah
menurunkan Al-Kitab dengan membawa kebenaran; dan sesungguhnya
orang-orang yang berselisih tentang (kebenaran) Al-Kitab itu,
benar-benar dalam penyimpangan yang jauh (dari kebenaran). (QS. 2:176).
Sesungguhnya
orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa
keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami
menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dila'nati Allah
dan dila'nati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat mela'nati, (QS.
2:159)
Dan didalam suatu hadits Rasulullah pernah bersabda, bahwa
salah satu tanda bahwa umat Islam merasa asing terhadap Islam adalah,
agama diperjual belikan untuk kepentingan dunia.
Akibat dari
penyampai-penyampai yang tidak memenuhi syarat diatas dapat dilihat
bahwa, banyak penyampaian / dakwah yang dilakukan, tetapi
perbuatan-perbuatan keji dan mungkar masih meraja lela di negara yang
mayoriyas penduduknya beragama Islam ini.
----------------------------------------------------------------------------------
--------semoga bermanfaat--------
Untuk Anggota Grup AHSANU QAWLAN Penyejuk Hati
----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------
(((~~~
Saat jiwa kita sangat mencintai kebenaran, maka rawatlah dengan
sebaik-baiknya, sehingga Allah juga berkenan merawat dan melindungi kita
untuk menjadi hamba-Nya yang selalu ber-istiqomah.
"Bersegeralah
beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam
yang gelap gulita, seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di waktu
sore telah kafir, dan di waktu sore beriman dan pagi menjadi kafir, ia
menjual agamanya dengan kesenangan dunia." (HR. Ahmad no: 8493)
"Bersegeralah
kamu dengan mengerjakan amalan-amalan (shalih) sebelum munculnya
berbagai macam fitnah (kerusakan/ penyimpangan dalam agama) yang
(gambarannya) seperti satu bagian malam yang gelap gulita, (sehingga)
ada seorang yang di waktu pagi dia masih memiliki iman tapi di waktu
sore dia telah menjadi orang yang kafir, dan (ada juga) yang di waktu
sore dia masih memiliki iman tapi besok paginya dia telah menjadi orang
yang kafir, dia menjual agamanya dengan perhiasan dunia.” (HR. Muslim
no: 118).~~~)))
----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar