Sabtu, 04 Januari 2014

MENGUATKAN KESABARAN

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا

"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu)”. (Al-Quran Surat Ali-'Imran ayat 200).

 

SABAR ITU TIDAK BERBATAS, ketika seseorng masih meyakini dan terbiasa mengucapkan kata-kata "sabar ada batasnya", sesungguhnya itu menunjukan masih belum tercapainya menjadi hamba yang penyabar.., mari selalu kita tingkatkan kesabaran  kita.

MAKNA SABAR

Sabar merupakan istilah dari bahasa Arab dan sudah menjadi istilah bahasa Indonesia. Asal katanya adalah "shabara", yang membentuk infinitif (masdar) menjadi "shabran".

Secara bahasa, sabar berarti menahan dan mencegah. Untuk Menguatkan definisi ini di sebutkan dalam Al-Qur’an, Firman Allah yang artinya:

"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.”(Terjemah Al-Quran Surat Al-Kahfi ayat 28).

Perintah bersabar pada ayat di atas adalah untuk menahan diri dari keingingan "keluar" dari komunitas orang-orang yang menyeru Rabnya serta selalu mengharap keridhaan-Nya. Perintah sabar di atas sekaligus juga sebagai pencegahan dari keinginan manusia yang ingin bersama dengan orang-orang yang lalai dari mengingat Allah سبحانه و تعالى.
Secara istilah sabar adalah menahan diri dari sifat kegundahan dan rasa emosi, kemudian menahan lisan dari keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah.
Amru bin Usman mengatakan, bahwa sabar adalah keteguhan bersama Allah سبحانه و تعالى , menerima ujian dari-Nya dengan lapang dan tenang. Hal senada juga dikemukakan oleh Imam Al-Khawas, “Sabar adalah refleksi keteguhan untuk merealisasikan Al-Qur’an dan sunnah. Sehingga sabar tidak identik dengan kepasrahan dan ketidakmampuan.
Dalam Al-Qur’an banyak ayat yang berbicara mengenai kesabaran. Jika ditelusuri, terdapat 103 kali disebut dalam Al-Qur’an, baik berbentuk isim maupun fi’ilnya. Hal ini menunjukkan betapa kesabaran menjadi perhatian Allah سبحانه و تعالى

PARA ULAMA MEMBAGI KESABARAN MENJADI 3:

A. Sabar dalam ketaatan kepada Allah.

Seseorang yang tengah membina diri untuk bertqwa kepada Allah adakalanya akan mendapat ejekan, hinaan dari orang-orang yang tidak taat.

Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

"Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, DAN YANG TIDAK TAKUT KEPADA CELAAN orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui."(Al-Quran Surat Al-Maidah ayat 54).

B. Sabar untuk tidak melakukan perkara-perkara yang diharamkan oleh Allah.

Allah berfirman:

وَرَاوَدَتْهُ الَّتِي هُوَ فِي بَيْتِهَا عَنْ نَفْسِهِ وَغَلَّقَتِ الْأَبْوَابَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ ۚ قَالَ مَعَاذَ اللَّهِ ۖ إِنَّهُ رَبِّي أَحْسَنَ مَثْوَايَ ۖ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ

"Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: "Marilah ke sini". Yusuf berkata: "Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik". Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung."(Al-Quran Surat Yusuf ayat 23)

وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ ۖ وَهَمَّ بِهَا لَوْلَا أَنْ رَأَىٰ بُرْهَانَ رَبِّهِ ۚ كَذَٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ ۚ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ

"Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih."(Al-Quran Surat Yusuf ayat 24)

وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَىٰ

فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَىٰ

Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).(Al-Quran Surat An-Naaziaat ayat 40-41)

C. Sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah.

Allah berfirman:

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun",(Al-Qur'an Surat Al-Mulk ayat 2).

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?"(Al-Quran Surat Al-Ankabuut ayat 2).

وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ

"Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta."(Al-Quran Surat Al-Ankabuut ayat 3).

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

"Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar".(Al-Quran Surat Al-Albaqarah ayat 155)

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ

الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya”. (Al-Quran Surat Al-Albaqarah ayat45-46).

أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat". (Al-Quran Surat Al-Albaqarah ayat 214).

وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman".(Al-Qur'an Surat Ali Imraan ayat 139).

Mencontoh Kesabaran Nabi Ayub 'Alaihi Salam

Sejenak kita tadabburi bagaimana kesabaran istri Nabi Ayub 'Alaihi Salam dalam merawat suaminya tercinta, yang bertahun-tahun mendapat cobaan dengan kemiskinan dan sakit yang parah disekujur tubuhnya.
Ustad Afif Abdul Fattah dalam kitabnya Ma'a Al-Anbiya' Fii Al-Qur'an ul Kariim, menyebutkan bahwa para pakar sejarah dan ulama tafsir berpendapat bahwa Nabi Ayub 'Alaihi Salam pada awalnya adalah seorang yang kaya raya dengan berbagai ragam jenis hartanya : hewan ternak, budak, kebun dan tanah yang luas. Disamping itu juga beliau mempunyai anak-anak dan keluarga yang banyak.

Musibah beruntun yang menimpa Nabi Ayub 'Alaihi Salam diawali dengan dicabutnya harta kekayaannya, hingga anak-anaknya meninggal dunia. Bahkan setelah itu sekujur tubuhnya menderita sakit yang parah, hati dan lisannya saja yang digunakan untuk mengingat Allah siang dan malam. Pada saat itu orang-orang mulai mengambil jarak dengan beliau, hanya istrinya seorang yang selalu menemaninya, merawatnya dengan baik. Membantunya dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Ini berlangsung cukup lama hingga harta persediaan mereka pun habis. Hingga akhirnya istri Nabi Ayub pun bekerja pada orang lain agar mendapat uang untuk makan mereka berdua.

Dr. Aidh Abdullah al Qarni menukilkan bahwa ketika penyakit itu telah begitu parah, Beliau berkata, "Ya Rabbku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, sedangkan Engkau adalah Yang Maha Penyayang dari semua Penyayang." (Al-Quran Surat Al- Anbiya ayat 83)
Seolah-olah Beliau 'Alaihi Wasalam berkata "Ya Allah aku sakit, dan Engkaulah tabibnya. Engkaulah Yang lebih Mengetahui apakah penyakit ini telah sampai pada puncaknya dan telah tiba saatnya untuk diobati ataupun belum."
Nabi Ayub 'Alaihi Wasalam tidak berkata, "Ya Tuhanku sesungguhnya aku sekarang sedang sakit berat, maka lenyapkanlah penyakit itu sekarang juga." tapi menyerahkan kepada-Nya Yang Maha Mengetahui yang terbaik bagi hamba kesayangan...

Maka musibah apapun yang menimpa kita, bukanlah artinya Allah سبحانه و تعالى benci kepada kita... namun sebaliknya.. sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasalam, "Tidaklah suatu cobaan menimpa seorang Muslim, seperti kegelisahan, kesusahan, sakit perut, kesedihan, samapai tertusuk duri, melainkan dengannya Allah akan menghapus dosa-nya." (HR Bukhari dan Muslim)

Nabi Ayub 'Alaihi Wasalam hidup sejahtera selama 80 tahun, lalu setelah itu menderita sakit selama 18 tahun. Ketika istrinya berkata, “Berdoalah kepada Tuhanmu,” Nabi Ayub 'Alaihi Wasalam menjawab, “Aku malu kepada Tuhan. Dia telah memuliakanku selama delapan puluh tahun, dan tidak bisa bersabar selama delapan belas tahun?”

“Dan ingatlah kisah Nabi Ayub 'Alaihi Salam, ketika ia menyeru Tuhannya, ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.” (Al-Quran Surat Al- Anbiya ayat 83)

Nabi Ayub Ayub 'Alaihi Wasalam tidak berdoa, “Ya Allah, bebaskan aku dari keadaan ini.” Akan tetapi, “Aku terserang penyakit, sedangkan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.”

Mari kita lanjutkan akhir kisah nabi Ayub 'Alaihi Wasalam dan istrinya yang setia. Kali ini Ustadz Akhmad Khalil Jam'ah dalam bukunya Istri-istri para Nabi, menuturkan :
Dikisahkan dalam sebuah hadits dari Anas bin Malik, bahwa Nabi Ayub 'Alaihi Salam menderita sakit selama 18 tahun, sehingga beliau ditolak baik mereka yang dekat maupun yang jauh. Hanya saudaranya saja yang kadang menemuinya di pagi atau sore hari. Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasalam bersabda : Ayub biasa keluar untuk buang hajat. Jika Beliau usai buang hajat, istri Beliau memegang tangan beliau. Pada suatu hari, istri beliau terlambat datang kepada Beliau. Kemudian Allah سبحانه و تعالى mewahyukan : "Hantamkanlah kakimu, inilah air sejuk untuk mandi dan untuk minum". (Al-Quran Surat As-Shod ayat 42 ).

Lalu istri Ayub 'Alaihi Wasalam tiba di tempat Ayub 'Alaihi Salam yang sakit beliau telah dihilangkan Allah dari beliau, dan sekarang lebih tampan dari sebelumnya. Ketika istri Ayub 'Alaihi Salam. Melihat Ayub 'Alaihi Salam., ia berkata : Semoga Allah memberkahimu, Apakah engkau melihat nabi Allah yang diuji ? Demi Allah, aku tidak melihat orang yang mirip dengan beliau daripada engkau jika beliau sehat. Ayub 'Alaihi Salam. berkata : "Akulah Ayub" .

Kisah Nabi Ayub 'Alaihi Salam menggambarkan sosok manusia yang paling sabar, bahkan bisa dikatakan bahwa beliau berada di puncak kesabaran. Sering orang menisbatkan kesabaran kepada Nabi Ayub. Misalnya, dikatakan: seperti sabarnya Nabi Ayub. Jadi, Nabi Ayub 'Alaihi Salam menjadi simbol kesabaran dan cermin kesabaran atau teladan kesabaran pada setiap bangsa, pada setiap agama, dan pada setiap budaya. Allah سبحانه و تعالى telah memujinya dalam kitab-Nya yang berbunyi:
"Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaih-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya)." (Al-Quran Surat As-Shod ayat 44)

Al-Qur’an al-Karim tidak menyebutkan bentuk dari penyakitnya, dan banyak cerita-cerita dongeng yang mengemukakan tentang penyakitnya. Dikatakan bahwa beliau terkena penyakit kulit yang dahsyat sehingga manusia-manusia enggan untuk mendekatinya. Dalam cuplikan kitab Taurat disebutkan berkenaan dengan Nabi Ayub Ayub 'Alaihi Wasalam: “Maka keluarlah iblis dari haribaan Tuhan dan kemudian Ayub 'Alaihi Wasalam terkena suatu luka yang sangat mengerikan dari ujung kakinya sampai kepalanya.” Tentu kita menolak semua ini sebagai suatu hakikat yang nyata. Kami pun tidak mentolerir jika itu dianggap sebagai perbuatan seni semata. Perhatikanlah ungkapan dalam Taurat: “Kemudian Iblis keluar dari haribaan Tuhan kita,” sebagai orang-orang Muslim, kita mengetahui bahwa Iblis telah keluar dari haribaan Tuhan sejak Allah سبحانه و تعالى menciptakan Adam 'Alaihi Salam. Maka kapan Iblis kembali keharibaan Tuhan? Kita berada di hadapan ungkapan seni, tetapi kita tidak berada di hadapan suatu hakikat.

KISAH YANG POPULER tentang cobaan Nabi Ayub 'Alaihi Salam dan kesabarannya adalah riwayat berikut: para malaikat di bumi berbicara sesama mereka tentang manusia dan sejauh mana ibadah mereka. Salah seorang di antara mereka berkata: “Tidak ada di muka bumi ini seorang yang lebih baik daripada Nabi Ayub 'Alaihi Salam. Beliau adalah orang mukmin yang paling sukses, orang mukmin yang paling agung keimanannya, yang paling banyak beribadah kepada Allah سبحانه و تعالى dan bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya dan selalu berdakwah di jalan-Nya. Iblis mendengarkan apa yang dikatakan lalu ia merasa terganggu dengan hal itu. Kemudian ia pergi menuju ke Nabi Ayub 'Alaihi Salam dalam rangka berusaha menggodanya tetapi Nabi Ayub 'Alaihi Wasalam adalah seorang Nabi di mana hatinya dipenuhi dengan ketulusan dan cinta kepada Allah سبحانه و تعالى sehingga Iblis tidak mungkin mendapatkan jalan untuk mengganggunya.

Ketika Iblis berputus asa dari mengganggu Nabi Ayub 'Alaihi Salam, Iblis berkata kepada Allah سبحانه و تعالى: “Ya Rabbi, hamba-Mu Ayub sedang menyembah-Mu dan menyucikan-Mu namun, ia menyembah-Mu bukan karena cinta, tapi ia menyembah-Mu karena kepentingan-kepentingan tertentu. Ia menyembah-Mu sebagai balasan kepada-Mu karena Engkau telah memberinya harta dan anak dan Engkau telah memberinya kekayaan dan kemuliaan. Sebenarnya ia ingin menjaga hartanya, kekayaannya, dan anak-anaknya. Seakan-akan berbagai nikmat yang Engkau karuniakan padanya adalah rahasia dalam ibadahnya. Ia takut kalau-kalau apa yang dimilikinya akan binasa dan hancur. Oleh karena itu, ibadahnya dipenuhi dengan hasrat dan rasa takut. Jadi, di dalamnya bercampur antara rasa takut dan tamak, dan bukan ibadah yang murni karena cinta.”
Riwayat tersebut mengatakan bahwa Allah سبحانه و تعالى berkata kepada Iblis : "Sesungguhnya Ayub adalah hamba yang mukmin dan sejati imannya. Ayub 'Alaihi Salam menjadi teladan dalam keimanan dan kesabaran. Aku membolehkanmu untuk mengujinya dalam hartanya. Lakukan apa saja yang engkau inginkan, kemudian lihatlah hasil dari apa yang engkau lakukan".

Akhirnya, Iblis pergi dan mendatangi tanah Nabi Ayub 'Alaihi Salam dan berbagai tanaman dan kenikmatan yang dimilikinya. Kemudian Iblis itu menghancurkan semuanya. Keadaan Nabi Ayub pun berubah dari puncak kekayaan ke puncak kefakiran. Kemudian setan menunggu apa tindakan Nabi Ayub. Nabi Ayub berkata: “Oh musibah dari Allah سبحانه و تعالى. Aku harus mengembalikan kepada-Nya amanat yang ada di sisi kami di mana Dia saat ini mengambilnya. Allah سبحانه و تعالى telah memberi kami nikmat selama beberapa masa. Maka segala puji bagi Allah سبحانه و تعالى atas segala nikmat yang diberikannya, dan Dia mengambil dari kami pada hari ini nikmat-nikmat itu. Bagi-Nya pujian sebagai Pemberi dan Pengambil. Aku dalam keadaan ridha dengan keputusan Allah سبحانه و تعالى. Dia-lah yang mendatangkan manfaat dan mudharat. Dia-lah yang ridha dan Dialah yang murka. Dia adalah Penguasa. Dia memberikan kerajaan kepada siapa yang di kehendaki-Nya, dan mencabut kerajaan dari siapa yang dikehendaki-Nya; Dia memuliakan siapa yang dikehendaki-Nya dan menghinakan siapa yang dikehendaki-Nya.” Kemudian Nabi Ayub 'Alaihi Salam sujud dan Iblis tampak tercengang melihat pemandangan tersebut.

Lalu Iblis kembali kepada Allah سبحانه و تعالى dan berkata: “Ya Allah, jika Ayub 'Alaihi Salam tidak menerima nikmat kecuali dengan mengatakan pujian, dan tidak mendapatkan musibah kecuali mendapatkan kesabaran maka hal itu sebagai bentuk usahanya karena ia mendapatkan anak. Ia mengharapkan dengan melalui mereka kekayaannya meningkat dan melalui mereka ia dapat menjalani kehidupan yang lebih mudah.” Riwayat mengatakan bahwa Allah سبحانه و تعالى membolehkan bagi Iblis untuk berbuat apa saja kepada anak-anak Ayub 'Alaihi Salam. Kemudian Iblis menggoncangkan rumah yang di situ anak-anaknya tinggal sehingga mereka semua terbunuh. Dalam keadaan demikian, Nabi Ayub 'Alaihi Salam berdialog kepada Tuhannya dan menyeru: "Allah memberi dan Allah mengambil. Maka bagi-Nya pujian saat Dia memberi dan mengambil, saat Dia murka dan ridha, saat Dia mendatangkan manfaat dan mudharat. Kemudian Ayub 'Alaihi Salam pun sujud dan iblis lagi-lagi tampak tercengang dan merasa malu".

Iblis kembali menemui Allah سبحانه و تعالى dan mengatakan bahwa Ayub 'Alaihi Salam dapat bersabar karena badannya sehat. Seandainya Engkau memberi kekuasaan kepadaku, ya Rabbi, untuk mengganggu badannya niscaya dia akan berhenti dari kesabarannya. Riwayat ini mengatakan bahwa Allah سبحانه و تعالى menginzinkan setan untuk mengganggu tubuh Ayub 'Alaihi Salam. Dikatakan bahwa Iblis memukul tubuh Nabi Ayub 'Alaihi Salam dari kepalanya sampai kakinya sehingga Nabi Ayub sakit kulit di mana tubuhnya membusuk dan mengeluarkan nanah, bahkan keluarganya dan sahabat-sahabatnya meninggalkannya kecuali isterinya. Namun lagi-lagi Nabi Ayub 'Alaihi Salam tetap bersabar dan bersyukur kepada Allah سبحانه و تعالى. Beliau memuji-Nya pada hari-hari kesehatannya dan ia tetap memuji Allah سبحانه و تعالى saat mendapatkan ujian sakit. Dalam dua keadaan itu, Nabi Ayub 'Alaihi Salam tetap bersabar dan bersyukur kepada Allah سبحانه و تعالى.

Melihat pemandangan itu, amarah Iblis semakin meningkat namun ia tidak mengetahui apa yang harus dilakukannya. Di sini setan mengumpulkan para penasihatnya dari pakar-pakar dan ia menceritakan tentang kisah Ayub 'Alaihi Salam dan meminta mereka mengeluarkan pendapat—setelah ia menyampaikan rasa putus asanya saat menggodanya atau mencoba menghilangkan sifat sabarnya dan syukurnya.
Salah seorang setan berkata: "Sungguh engkau telah mengeluarkan Adam bapak manusia dari surga, lalu darimana engkau mendatanginya? Oh, yang engkau maksud adalah Hawa?" Terbukalah di hadapan Iblis suatu ide yang baru. Lalu ia pergi ke istri Ayub 'Alaihi Salam dan memenuhi hatinya dengan rasa putus asa sehingga ia pergi ke Ayub dan berkata padanya: “Sampai kapan Allah سبحانه و تعالى menyiksamu? Di mana harta, keluarga, teman dan kaum kerabat? Di mana masa jayamu dan kemuliaanmu dahulu?”
Mendengar perkataan isterinya itu, Nabi Ayub 'Alaihi Salam menjawab: “Sungguh engkau telah dikuasai oleh setan. Mengapa engkau menangisi kemuliaan yang telah berlalu dan anak yang telah mati?” Perempuan itu berkata: “Mengapa engkau tidak berdoa kepada Allah agar Dia menghilangkan cobaan darimu dan menyembuhkanmu serta menghilangkan kesedihannmu?” Nabi Ayub 'Alaihi Wasalam berkata: “Berapa lama kita merasakan kebahagiaan?” Istrinya menjawab: “Delapan tahun.” Ayub 'Alaihi Salam berkata: “Berapa lama kita mendapat penderitaan?” Istrinya menjawab: “Tujuh tahun.” Ayub 'Alaihi Salam berkata: “Aku malu jika aku meminta agar Allah سبحانه و تعالى melepaskan penderitaanku ketika aku melihat masa kebahagiaanku. Sungguh imanmu tampak melemah dan keputusan Allah سبحانه و تعالى membuat hatimu menjadi sempit. Seandainya aku sembuh dan kembali kepada kekuatanku, niscaya aku akan memukulmu dengan seratus kali pukulan dari tongkat. Sejak hari ini, aku tidak memakan dari makananmu dan dari minumanmu atau memerintahkanmu untuk melakukan suatu urusan. Maka pergilah kau dariku".

Kita telah memahami bahwa Nabi Ayub 'Alaihi Salam adalah hamba yang saleh dari hamba-hamba Allah سبحانه و تعالى. Allah سبحانه و تعالى menginginkan untuk mengujinya dalam hartanya, keluarganya, dan badannya. Hartanya hilang sehingga ia menjadi orang fakir setelah sebelumnya ia termasuk orang yang paling kaya. Kemudian ia ditinggalkan oleh istrinya dan keluarganya sehingga ia merasakan arti kesunyian dan kesendirian lalu ia ditimpa penyakit dalam tubuhnya dan ia merasa menderita karenanya, tetapi beliau tetap sabar menghadapi semua itu dan tetap bersyukur kepada Allah سبحانه و تعالى
Sakit yang dideritanya cukup lama sehingga beliau menghabiskan waktu-waktu dan hari-harinya dalam keadaan sendirian bersama penyakitnya, rasa sedihnya, dan kesendiriannya. Demikianlah Nabi Ayub 'Alaihi Salam merasakan segi tiga penderitaan. Segi tiga penderitaan dalam hidupnya, yaitu sakit, kesedihan, dan kesendirian. Di saat beliau mendapat cobaan seperti itu, pada suatu hari datang pada beliau salah satu pemikiran Iblis.

Pikiran itu berputar-putar di relung hatinya; pikiran itu mengatakan padanya, wahai Ayub penyakit ini dan penderitaan yang engkau rasakan oleh karena godaaan dariku. Seandainya engkau berhenti sabar dalam satu hari saja niscaya penyakitmu akan hilang darimu. Kemudian manusia-manusia berbisik-bisik dan berkata: Seandainya Allah سبحانه و تعالى mencintainya niscaya ia tidak akan merasakan penderitaan yang begitu hebat. Demikianlah pemikiran yang jahat itu.

Iblis tidak mampu untuk mengganggu seseorang kecuali dengan izin Allah سبحانه و تعالى sebagaimana Allah سبحانه و تعالى tidak menjadikan cinta-Nya kepada manusia identik dengan kesehatan mereka. Sesungguhnya Allah سبحانه و تعالى menguji mereka sebagaimana yang dikehendaki-Nya.

Pikiran Iblis itu berputar di sekitar hati Nabi Ayub 'Alaihi Salam seperti berputarnya lalat di musim panas di sekitar kepala manusia, namun beliau mampu menghilangkan pikiran ini dan sambil tersenyum kepada dirinya beliau berkata: “Keluarlah hai setan! Sungguh aku tidak akan berhenti bersabar, bersyukur, dan beribadah.” Akhirnya, pikiran jahat itu dengan rasa putus asa keluar dari akal Nabi Ayub 'Alaihi Salam. Nabi Ayub 'Alaihi Salam duduk dalam keadaaan marah karena setan berani untuk mengganggunya. Beliau membayangkan bahwa boleh jadi setan berani menggodanya dengan memanfaatkan kesendiriannya, penderitaannya, dan penyakitnya.

Istri Nabi Ayub 'Alaihi Wasalam datang dalam keadaan terlambat dan mendapati Nabi Ayub 'Alaihi Salam dalam keadaan marah. Istrinya itu menutupi kepalanya dengan suatu kain tertutup. Istri Nabi Ayub 'Alaihi Wasalam menghadirkan atau menghidangkan makanan yang baik untuknya. Nabi Ayub 'Alaihi Salam bertanya padanya: “Dari mana engkau mendapati uang?” Nabi Ayub 'Alaihi Salam telah bersumpah akan memukulnya seratus kali pukulan dengan tongkat ketika beliau sembuh, tetapi kesabarannya sungguh sangat luas seperti sungai yang besar. Dan di waktu sore, setelah mengetahui kehalalan makanan yang dihidangkan, beliau pun memakannya. Kemudian Nabi Ayub 'Alaihi Salam keluar menuju ke gunung dan berdoa kepada Tuhannya.

Allah Allah سبحانه و تعالى berfirman,yang artinya:
“Dan ingatlah akan hamba Kami Ayub ketika ia menyeru Tuhannya: ‘Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan.’ (Allah berfirman): ‘Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum. Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran. Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesugguhnya Kami mendapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia sangat taat (hepada Tuhannya).” (Al-Quran Surat As-Shod ayat 41)
-44)

Bagaimana kita memahami perkataan Nabi Ayub 'Alaihi Salam, “Sesungguhnya aku diganggu Iblis dengan kepayahan dan siksaan.”? Nabi Ayub 'Alaihi Salam ingin mengadukan kepada Tuhannya perihal keberanian Iblis padanya di mana Iblis membayangkan bahwa ia dapat mengganggunya.

Demikianlah pemahaman yang sesuai dengan kemaksuman para nabi dan kesempumaan mereka. Allah memerintahkan beliau untuk mandi di salah satu mata air di gunung.
Allah سبحانه و تعالى memerintahkannya agar beliau minum dari mata air ini. Kemudian Nabi Ayub 'Alaihi Salam melaksanakan perintah ini dan mandi serta minum. Belum lama beliau minum pada tegukan yang terakhir sehingga beliau merasakan sehat dan sembuh total dari penyakitnya. Kemudian suhu panas dalam tubuhnya pun kembali normal seperti biasanya. Allah سبحانه و تعالى memberikan kepada Ayub 'Alaihi Salam dan keluarganya dan orang-orang yang seperti mereka suatu rahmat dari sisi-Nya sehingga Nabi Ayub 'Alaihi Salam tidak kembali sendirian. Allah سبحانه و تعالى memberinya berlipat-lipat kekayaan dan kemuliaan dari sisi-Nya sehingga Ayub 'Alaihi Salam tidak menjadi fakir.

Yang perlu kita perhatikan dan perlu kita pastikan adalah apa-apa yang telah disampaikan oleh Al-Qur’an berkenaan dengan cerita Nabi Ayub 'Alaihi Salam. Al-Qur’an adalah kitab satu-satunya yang pasti benar yang tiada kebatilan di depan dan di belakangnya.

Allah سبحانه و تعالى berfirman yang artinya:
"Dan (ingatlah kisah) Ayub ketika ia menyeru Tuhannya: (‘Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.’ Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyahit yang ada padanya dan Kami kembalihan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah". (Al-Quran Surat Al-Anbiya’: 83-84)

Nabi Ayub 'Alaihi Salam kembali mendapatkan kesehatannya setelah lama merasakan penderitaan dan sakit; Nabi Ayub 'Alaihi Salam bersyukur kepada Allah سبحانه و تعالى. Beliau telah bersumpah untuk memukul istrinya sebanyak seratus pukulan dengan tongkat ketika beliau sembuh. Sekarang beliau sembuh maka Allah سبحانه و تعالى mengetahui bahwa beliau tidak bermaksud untuk memukul istrinya. Namun agar beliau tidak sampai melanggar janjinya dan sumpahnya, Allah سبحانه و تعالى memerintahkannya agar segera mengumpulkan seikat ranting dari bunga Raihan yang berjumlah seratus dan hendaklah beliau memukulkan itu kepada istrinya dengan sekali pukulan. Dengan demikian, beliau telah memenuhi sumpahnya dan tidak berbohong. Allah سبحانه و تعالى membalas kesabaran Ayub 'Alaihi Salam dan memujinya dalam Al-Qur’an sebagaimana firman-Nya:
“Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya).” (Al-Quran Surat As-Shod ayat 44).

Subhannallah. Dapatkah Anda bayangkan kebahagiaan seperti apa yang terpancar dari sepasang suami istri agung tersebut ? Setelah mengarungi samudera ujian yang seolah tak bertepi, kini daratan tempat berlabuh telah nampak dihadapan. Mereka berdua pantas berbahagia atas prestasi kesabarannya yang akan tetap dikenang sepanjang masa. Sungguh kisah ini mampu menghapus deretan kisah-kisah romantis yang dipuja-puja banyak orang selama ini.
Indah sekali Al-Quran menggambarkan suasana happy ending dalam kisah agung ini. Allah berfirman yang artinya: " Dan kami anugerahi dia ( dengan mengumpulkannya kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) pada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran". (Al-Quran Surat As-Shod ayat 43) .

Semoga kita termasuk mereka yang mampu mengambil pelajaran dari kisah di atas. Kita berharap pada setiap musibah yang di ujikan kepada kita, dengan kekuatan iman dan kesabaran ... menjadi semakin ditebarkanya kasih sayang Allah سبحانه و تعالى untuk kita semua...Amiiin..
----------------------------------------------------------------------------------

--------semoga bermanfaat--------

Untuk Anggota Grup AHSANU QAWLAN Penyejuk Hati
----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------
(((~~~ Saat jiwa kita sangat mencintai kebenaran, maka rawatlah dengan sebaik-baiknya, sehingga Allah juga berkenan merawat dan melindungi kita untuk menjadi hamba-Nya yang selalu ber-istiqomah.

"Bersegeralah beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam yang gelap gulita, seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di waktu sore telah kafir, dan di waktu sore beriman dan pagi menjadi kafir, ia menjual agamanya dengan kesenangan dunia." (HR. Ahmad no: 8493)

"Bersegeralah kamu dengan mengerjakan amalan-amalan (shalih) sebelum munculnya berbagai macam fitnah (kerusakan/ penyimpangan dalam agama) yang (gambarannya) seperti satu bagian malam yang gelap gulita, (sehingga) ada seorang yang di waktu pagi dia masih memiliki iman tapi di waktu sore dia telah menjadi orang yang kafir, dan (ada juga) yang di waktu sore dia masih memiliki iman tapi besok paginya dia telah menjadi orang yang kafir, dia menjual agamanya dengan perhiasan dunia.” (HR. Muslim no: 118).~~~)))
----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar