ISTIQOMAH - KETENTRAMAN DAN KETENANGAN HIDUP
Istiqamah
merupakan kalimat yang mengandung banyak makna, meliputi berbagai sisi
agama, yaitu berdiri di hadapan Allah سبحانه و تعالى secara hakiki dan
memenuhi janji. Istiqamah berkaitan dengan perkataan, perbuatan, keadaan
dan niat. Istiqamah dalam perkara-perkara ini berarti pelaksanaannya
karena Allah, beserta Allah dan berdasarkan perintah Allah سبحانه و
تعالى. Sebagian orang arif berkata, “Jadilah orang yang memiliki
istiqamah dan janganlah menjadi orang yang mencari kemuliaan, karena
jiwamu berge-rak untuk mencari kemuliaan, sementara Rabb-mu memintamu
untuk istiqamah.
وَقُلْ رَبِّ أَدْخِلْنِي مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِي مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لِي مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا
"Dan
katakanlah: "Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan
keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku
dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong". (Terjemah Al-Quran Surat
Al-Israa' ayat 80)
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ
اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا
وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
"Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka
dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan
gembirakanlah mereka dengan surga yang telah dijanjikan Allah
kepadamu".(Terjemah Al-Quran Surat Al-Fushilat ayat 30)
------------------------------------------------------------------------------
Pada
era dunia yang penuh dengan fitnah seperti sekarang ini, kita menyadari
betapa sulit mempertahankan diri kita masing-masing untuk mampu
beristiqomah. Maka berjuang keraslah untuk tidak menjadi orang-orang
yang di pagi hari hidup dalam TAQWA tetapi sayang kehilangan pada sore
harinya...
Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم bersabda:
بَادِرُوا فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ
يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا وَيُمْسِي مُؤْمِنًا
وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا
"Bersegeralah
beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam
yang gelap gulita, seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di waktu
sore telah kafir, dan di waktu sore beriman dan pagi menjadi kafir, ia
menjual agamanya dengan kesenangan dunia." (HR. Ahmad no: 8493)
“Bersegeralah
kamu dengan mengerjakan amalan-amalan (shalih) sebelum munculnya
berbagai macam fitnah (kerusakan/ penyimpangan dalam agama) yang
(gambarannya) seperti satu bagian malam yang gelap gulita, (sehingga)
ada seorang yang di waktu pagi dia masih memiliki iman tapi di waktu
sore dia telah menjadi orang yang kafir, dan (ada juga) yang di waktu
sore dia masih memiliki iman tapi besok paginya dia telah menjadi orang
yang kafir, dia menjual agamanya dengan perhiasan dunia.” (HR. Muslim
no: 118).
----------------------------------------------------------------------------------
Allah سبحانه و تعالى berfirman, yang artinya:
“Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan: “Robb kami ialah Allah”, kemudian mereka
tetap beristiqomah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
mereka tiada (pula) berduka cita, mereka itulah penghuni-penghuni surga,
mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka
kerjakan (di dunia)” (QS. Al Ahqaaf [46]: 13-14)
“Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan, ‘Rabb kami adalah Allah’, kemudian mereka
istiqamah (meneguhkan pendirian mereka), maka malaikatakan turun kepada
mereka (dengan mengatakan), Janganlah kalian merasa takut dan janganlah
kalian merasa sedih, dan bergembiralah kalian dengan (memperoleh) surga
yang telah dijanji-kan Allah kepada kalian’.” (Fushshilat: 30).
“Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan, ‘Rabb kami ialah Allah’, kemudian mereka
tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka
tiada (pula) berduka cita. Mereka itulahpenghuni-penghuni surga, mereka
kekal di dalamnya, sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.”
(Al-Ahqaf: 13-14).
“Maka tetaplah istiqamah kamu sebagaimana
yang diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta
kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat
apa yang kalian kerjakan.” (Hud: 112).
----------------------------------------------------------------------------------
***
Abu Bakar Ash-Shiddiq, orang yang paling lurus dan jujur serta yang
paling istiqamah dalam umat ini pernah dita-nya tentang makna istiqamah.
Maka dia menjawab, “Artinya, janganlah engkau menyekutukan sesuatu pun
dengan Allah.” Maksudnya, istiqamah adalah berada dalam tauhid yang
murni.
*** Umar bin Al-Khaththab juga berkata, “Istiqamah artinya
engkau teguh hati pada perintah dan larangan dan tidak menyimpang
seperti jalannya rubah.”
*** Utsman bin Affan berkata, “Istiqamah
artinya amal yang ikhlas karena Allah.” Ali bin Abu Thalib dan Ibnu
Abbas berkata, “Istiqamah artinya melaksanakan kewajiban-kewajiban.”
***
Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyah berkata,”Istiqamah artinya teguh hati
untuk mencintai dan beribadah kepada-Nya, tidak menoleh dari-Nya ke kiri
atau ke kanan.”
*** Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyah berkata,
“Kemuliaan yang paling besar adalah mengikuti istiqamah.” (Madarijus
Salikin, Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah)
*** Di dalam Shahih Muslim
disebutkan dari Sufyan bin Abdullah Radhiyallahu Anhu, dia berkata, “Aku
bertanya, “Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku satu perkataan
dalam Islam, sehingga aku tidak lagi bertanya lagi kepada seseorang
selain engkau.” Beliau menjawab, “Katakanlah, ‘Aku beriman kepada
Allah’, kemudian istiqamahlah.”
*** Di dalam Shahih Muslim
disebutkan dari Tsauban Radhiyallahu Anhu, dari Nabi صلى الله عليه وسلم,
Beliau bersabda: “Istiqamahlah kalian dan sekali-kali kalian tidak bisa
membilangnya. Ketahuilah bahwa sebaik-baik amal kalian adalah shalat,
dan tidak ada yang memelihara wudhu’ kecuali orang Mukmin.”
***
Di dalam Shahih Muslim juga disebutkan dari hadits Abu Hurairah
Radhiyallahu Anhu, dari Nabi صلى الله عليه وسلم, Beliau bersabda:
“Ikutilah jalan lurus dan berbuatlah apa yang mendekatinya. Ketahuilah
bahwa sekali-kali salah seorang di antara kalian tidak akan selamat
karena amalnya”. Mereka bertanya, “Tidak pula engkau wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Tidak pula aku, kecuali jika Allah melimpahiku dengan
rahmat dan karunia-Nya.”
Akan tetapi bagaimana pun juga seorang
hamba tidak mungkin untuk senantiasa terus dan sempurna dalam
istiqomahnya. Terkadang seorang hamba lalai yang menyebabkan nilai
istiqomah seorang hamba menjadi berkurang. Allah memberikan jalan keluar
untuk memperbaiki kekurangan tersebut yaitu dengan beristigfar dan
memohon ampun kepada Allah ta’ala dari dosa dan kesalahan. Allah سبحانه و
تعالى berfirman yang artinya, Maka beristiqomahlah (tetaplah) pada
jalan yang lurus menuju kepada Allah dan mohonlah ampun kepada-Nya”.
(QS. Fushshilat [41]: 6).
----------------------------------------------------------------------------------
MENJAGA ISTIQOMAH DALAM IBADAH-TAQWA-IMAN-ISLAM
Di dalam al-Qur’an maupun Sunnah telah ditegaskan cara-cara yang dapat ditempuh oleh seorang hamba untuk bisa meraih istiqomah.
***
Memahami dan mengamalkan dua kalimat syahadat dengan baik dan benar.
Allah سبحانه و تعالى berfirman yang artinya, “Allah meneguhkan (iman)
orang-orang yang beriman dengan ‘ucapan yang teguh’ dalam kehidupan di
dunia dan di akhirat” (QS. Ibrahim [14] : 27). Makna “ucapan yang teguh”
adalah dua kalimat syahadat. Sehingga, Allah akan meneguhkan orang yang
beriman yang memahami dan mengamalkan dua kalimat syahadat ini di dunia
dan di akhirat.
*** Membaca al-Qur’an dengan menghayati dan
merenungkannya. Allah berfirman yang artinya, “Katakanlah: ‘Ruhul Qudus
(Jibril) menurunkan al-Qur‘an itu dari Robb-mu dengan benar, untuk
meneguhkan (hati) orang-orang yang beriman, dan menjadi petunjuk serta
kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).” (QS.
An Nahl [16]:102)
*** Berkumpul dan bergaul di lingkungan
orang-orang saleh. Hal ini sangat membantu seseorang untuk senantiasa
istiqomah di jalan Allah ta’ala. Teman-teman yang saleh akan senantiasa
mengingatkan kita untuk berbuat baik serta mengingatkan kita dari
kekeliruan. Bahkan dalam al-Qur’an disebutkan bahwa hal yang sangat
membantu meneguhkan keimanan para sahabat adalah keberadaan Rasulullah
صلى الله عليه وسلم, Allah berfirman yang artinya, “Bagaimana mungkin
(tidak mungkin) kalian menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah
dibacakan kepada kalian, dan Rosul-Nya pun berada di tengah-tengah
kalian? Dan barang siapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka
sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS.
Ali ‘Imran [3]:101)
*** Berdoa kepada Allah سبحانه و تعالى agar
Dia senantiasa memberikan kepada kita istiqomah hingga akhir hayat.
Bahkan Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha mengatakan bahwa doa yang paling
sering dibaca oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم adalah doa, “Yaa
muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘ala diinik ” artinya “Wahai Zat yang
membolak-balikkan hati teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.” (HR.
Tirmidzi, Ahmad, Hakim, dishahihkan oleh Adz Dzahabi, lihat pula
Shahihul Jami’)
*** Membaca kisah Rasulullah صلى الله عليه وسلم,
para sahabat dan para ulama terdahulu untuk mengambil teladan dari
mereka. Dengan membaca kisah-kisah mereka, bagaimana perjuangan mereka
dalam menegakkan diinul Islam, maka kita dapat mengambil pelajaran dari
kisah tersebut sebagaimana firman Allah ta’ala yang artinya, “Dan semua
kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang
dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang
kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang
beriman.” (QS. Huud [11]: 120)
Kokohnya iman-islam dalam diri
kita masing-masing, antara lain sangat terpengaruhi oleh sejauh mana
kita dalam hidup ini mampu mempertahankan rasa loyal/wala' kepada Allah
سبحانه و تعالى , Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan orang-orang mu'min.
1.
Hanyalah Allah سبحانه و تعالى tempat bergantung, pelindung dan penolong
bagi kita, merasa senang dengan apa-apa yang Allah senangi---tidak suka
terhadap apa-apa yang Allah tidak menyukainya.
2. Rasulullah
Muhammad صلى الله عليه وسلم adalah suri tauladan dan pemimpin kita.
Selain Al-Quran sunnah Beliu pun kita jadikan sebagai pedoman.
3.
Sahabat karib, kawan setia, pemimpin kita adalah orang-orang mu'min
yang mendirikan shalat, menunaikan zakat dan ruku, tunduk pada
aturan-aturan Allah---(bersikap ramah, santun kita berikan kepada setiap
manusia tetapi yang harus kita jadikan sebagi sahabat, orang-orang
terdekat adalah hanya dari kalangan mu'min yang benar)--- karena sahabat
bagaikan minyak wangi yang sangat mempengaruhi aroma kehidupan kita,
sangat mempengaruhi terbentuknya kepribadian kita selanjutnya.
إِنَّمَا
وَلِيُّكُمُ اللّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُواْ الَّذِينَ
يُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ
"Sesungguhnya
penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman,
yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk
(kepada Allah)."
وَمَن يَتَوَلَّ اللّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آمَنُواْ فَإِنَّ حِزْبَ اللّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ
"Dan
barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman
menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah
yang pasti menang." (Al-Quran Surat Al-maidah ayat 55-56).
ORANG YANG HIDUPNYA SELALU MAMPU MERASAKAN KETENTRAMAN DAN KEINDAHAN
----------------------------------------------------------------------------------
1.
KOMITMEN untuk mengatakan, meyakini dan membuktikan secara nyata dalam
kehidupan sehari-hari bahwa Robb kita hanyalah Allah سبحانه و تعالى ,
bahwa hanya Dia lah Yang Maha Pencipta, Dia lah Sang Pengatur alam
semesta beserta segala isinya, hanya Allah سبحانه و تعالى lah yang mampu
memelihara seluruh makhluk. TIDAK PERNAH merasa hebat atau kekagumanya
kepada sesuatu tidak sampai dan tidak akan pernah mengakui adanya
sesuatu yang mampu mencipta dan memelihara, menggantungkan hidup hanya
kepada Allah سبحانه و تعالى , sesulit apapun masalah kehidupan yang
dialami "selalu" hanya meminta pemeliharaan, perlindungan dan
pertolongan kepada Allah سبحانه و
تعالى----------------------------------------------------------------------------------
2.
Sanggup "mengatur" perasaan cinta di hatinya, disalurkan perasaan cinta
itu menurut yang dikehendaki Allah سبحانه و تعالى , menjaga diri secara
maksimal untuk tidak melakukan segala perbuatan buruk yang berbahaya
menjauhkan dirinya dari iman, agar terjauhkan dari kegelapan, selalu
hidup dalam naungan cahaya petunjuk Allah سبحانه و تعالى
إِنَّ
الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ
عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا
بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ
"Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka
dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan
gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah
kepadamu". (Al-Quran Surat Fushiat Ayat 30).
ثلاث من كن فيه وجد
طعم الايمان : من كان الله ورسوله احب اليه مما سواهما, ومن احب عبدا لا
يحبه الا الله, ومن يكره ان يعود فى الكفر بعد ان انقذه الله منه كما يكره
ان يلقى فى النار.
Dari Anas r.a. berkata: Nabi saw bersabda, "Ada
tiga perkara yang barangsiapa memilikinya akan merasakan kelezatan iman
yaitu jika ia mencintai Allah dan Rasulullah melebihi cintanya kepada
yang lain; Jika ia mencintai sesama manusia semata-mata karena Allah dan
jika ia enggan kembali kafir setelah diselamatkan Allah daripadanya,
sebagaimana ia enggan dimasukkan ke dalam neraka."(HR. Bukhari -
Muslim).
MENUJU NAFSU MUTMAINNAH
Kata 'nafsu' artinya
adalah jiwa. Kata 'amarah' artinya memerintah atau menyuruh untuk
melakukan suatu pekerjaan. Lalu bagaimanakah dengan kebiasaan keseharian
'nafsu' kita, apa yang selalu dia perintahkan kepada semua anggota
badan kita???
وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لأمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ
"
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya
nafsu itu menyuruh kepada keburukan, kecuali nafsu yang diberi rahmat
oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang".(Terjemah Al-Quran Surat Yusuf ayat 53).
-----------------BAGAIMANA KEADAAN 'NAFSU' KITA HARI INI???
1. Nafsu Ammarah/yang selalu menyuruh kepada kejahatan.
Dan
aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya
nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan (Ammarahh Bissu’), kecuali
nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha
Pengampun lagi Maha penyanyang.(Terjemah Al-Quran Surat Yusuf ayat 53).
2. Nafsu Lawwamah adalah berjuang antara kebaikan dan kejahatan.
Bila
berbuat kebaikan menyesal kenapa tidak berbuat lebih banyak, apalagi
kalau berbuat kejahatan, lebih sangat menyeasal lagi, jiwa yang mudah
mengeluh, kecewa, kurang bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya.
3. Nafu Musawwilah adalah nafsu yang pandai menipu, sehingga kejahatan tampak sebagai suatu kebaikan.
قَالَ
بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنفُسُكُمْ أَمْراً فَصَبْرٌ جَمِيلٌ عَسَى اللّهُ
أَن يَأْتِيَنِي بِهِمْ جَمِيعاً إِنَّهُ هُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ
"Ya'qub
berkata: "Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang
buruk) itu. Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Mudah-mudahan
Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku; sesungguhnya Dia-lah Yang
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".(Terjemah Al-Quran Surat Yusuf ayat
83).
4. Nafsu Muthmainnah, nafsu yang tenteram, tenang,
aman, damai, bahagia, menerima dengan baik, qonaah, penuh ridlo terhadap
qodho dan qhodar Allah. Merasa senang dalam mengingat Allah dan
menjalankan perintah-Nya.
Hai jiwa yang tenang (Muthmainnah).
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka
masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, Masuklah ke dalam
syurga-Ku.(Terjemah Al-Quran Surat Al-fajr ayat27-30).
TERUS BERIKHTIAR MERAIH CITA-CITA MULYA
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ
لَا يَعْصُونَ اللَّهَ
مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
"Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan" (Al-Qur'an Surat At-Tahriim ayat 6)
1. Dalam posisi
sebagai apapun kita dalam sebuah keluarga(ayah, ibu atau anak) berupaya
keraslah untuk turut andil dalam mewujudkankan rumah tangga muslim
semaksimal mungkin sebagai wahana penempaan syakhsiyah/pribadi
muslim(Ayah, Ibu, anak-anak yang menempatkan rasa cinta, rindu, takut,
harap kepada Allah di atas apapun yang lain, seluruh anggota keluarga
yang memiliki pola fikir hidup islami, ma'nawiyah/perasaan/moralitas
yang islami dan amal perbuatan yang Islami).
2. Berharaplah jika
kelak seluruh anggota keluarga telah dipanggil mengahadap-Nya.., Allah
سبحانه و تعالى mengharamkan seluruh hewan bumi untuk memakan jasad kita,
disebabkan karena keshalehanya, sebagaimana telah Allah kehendaki
terjadi pada banyak jasad para syuhada dan orang-orang shalih terkasih.
3.
Semoga wajah-wajah seluruh anggota keluarga kita kelak di akherat akan
bercahaya dimuliyakan oleh Allah سبحانه و تعالى dan akan dijadikan
sangat tampan dan cantik ribuan kali lipat dibandingkan ketampanan Nabi
Yusuf 'alaihi sallam dan kencantikan zulaikha sekalipun atas kehendak
Allah سبحانه و تعالى lantaran di dunia ini kita tidak menyombongkan atau
sebaliknya menyesali tentang bagaimanapun keaadaan wajah kita
masing-masing.
4. Berharaplah untuk menjadi pribadi yang tidak
mudah kagum dengan orang shaleh yang masih hidup, tapi kagumlah kepada
orang shaleh yang telah meninggal dunia...
----------------------------------------------------------------------------------
--------semoga bermanfaat--------
Untuk Anggota Grup AHSANU QAWLAN Penyejuk ----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------
(((~~~
Saat jiwa kita sangat mencintai kebenaran, maka rawatlah dengan
sebaik-baiknya, sehingga Allah juga berkenan merawat dan melindungi kita
untuk menjadi hamba-Nya yang selalu ber-istiqomah.
"Bersegeralah
beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam
yang gelap gulita, seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di waktu
sore telah kafir, dan di waktu sore beriman dan pagi menjadi kafir, ia
menjual agamanya dengan kesenangan dunia." (HR. Ahmad no: 8493)
"Bersegeralah
kamu dengan mengerjakan amalan-amalan (shalih) sebelum munculnya
berbagai macam fitnah (kerusakan/ penyimpangan dalam agama) yang
(gambarannya) seperti satu bagian malam yang gelap gulita, (sehingga)
ada seorang yang di waktu pagi dia masih memiliki iman tapi di waktu
sore dia telah menjadi orang yang kafir, dan (ada juga) yang di waktu
sore dia masih memiliki iman tapi besok paginya dia telah menjadi orang
yang kafir, dia menjual agamanya dengan perhiasan dunia.” (HR. Muslim
no: 118).~~~)))
----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar