Sabtu, 04 Januari 2014

ISTIQOMAH - KETENTRAMAN DAN KETENANGAN HIDUP

Istiqamah merupakan kalimat yang mengandung banyak makna, meliputi berbagai sisi agama, yaitu berdiri di hadapan Allah سبحانه و تعالى secara hakiki dan memenuhi janji. Istiqamah berkaitan dengan perkataan, perbuatan, keadaan dan niat. Istiqamah dalam perkara-perkara ini berarti pelaksanaannya karena Allah, beserta Allah dan berdasarkan perintah Allah سبحانه و تعالى. Sebagian orang arif berkata, “Jadilah orang yang memiliki istiqamah dan janganlah menjadi orang yang mencari kemuliaan, karena jiwamu berge-rak untuk mencari kemuliaan, sementara Rabb-mu memintamu untuk istiqamah.


وَقُلْ رَبِّ أَدْخِلْنِي مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِي مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لِي مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا

"Dan katakanlah: "Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong". (Terjemah Al-Quran Surat Al-Israa' ayat 80)

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
 "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu".(Terjemah Al-Quran Surat Al-Fushilat ayat 30)

------------------------------------------------------------------------------
Pada era dunia yang penuh dengan fitnah seperti sekarang ini, kita menyadari betapa sulit mempertahankan diri kita masing-masing untuk mampu beristiqomah. Maka berjuang keraslah untuk tidak menjadi orang-orang yang di pagi hari hidup dalam TAQWA tetapi sayang kehilangan pada sore harinya...

Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم bersabda:

بَادِرُوا فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ

يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا وَيُمْسِي مُؤْمِنًا

وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا

"Bersegeralah beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam yang gelap gulita, seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di waktu sore telah kafir, dan di waktu sore beriman dan pagi menjadi kafir, ia menjual agamanya dengan kesenangan dunia." (HR. Ahmad no: 8493)

“Bersegeralah kamu dengan mengerjakan amalan-amalan (shalih) sebelum munculnya berbagai macam fitnah (kerusakan/ penyimpangan dalam agama) yang (gambarannya) seperti satu bagian malam yang gelap gulita, (sehingga) ada seorang yang di waktu pagi dia masih memiliki iman tapi di waktu sore dia telah menjadi orang yang kafir, dan (ada juga) yang di waktu sore dia masih memiliki iman tapi besok paginya dia telah menjadi orang yang kafir, dia menjual agamanya dengan perhiasan dunia.” (HR. Muslim no: 118).
----------------------------------------------------------------------------------

Allah سبحانه و تعالى berfirman, yang artinya:

 “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Robb kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap beristiqomah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita, mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan (di dunia)” (QS. Al Ahqaaf [46]: 13-14)

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘Rabb kami adalah Allah’, kemudian mereka istiqamah (meneguhkan pendirian mereka), maka malaikatakan turun kepada mereka (dengan mengatakan), Janganlah kalian merasa takut dan janganlah kalian merasa sedih, dan bergembiralah kalian dengan (memperoleh) surga yang telah dijanji-kan Allah kepada kalian’.” (Fushshilat: 30).

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘Rabb kami ialah Allah’, kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulahpenghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya, sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (Al-Ahqaf: 13-14).

“Maka tetaplah istiqamah kamu sebagaimana yang diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kalian kerjakan.” (Hud: 112).
----------------------------------------------------------------------------------

*** Abu Bakar Ash-Shiddiq, orang yang paling lurus dan jujur serta yang paling istiqamah dalam umat ini pernah dita-nya tentang makna istiqamah. Maka dia menjawab, “Artinya, janganlah engkau menyekutukan sesuatu pun dengan Allah.” Maksudnya, istiqamah adalah berada dalam tauhid yang murni.

*** Umar bin Al-Khaththab juga berkata, “Istiqamah artinya engkau teguh hati pada perintah dan larangan dan tidak menyimpang seperti jalannya rubah.”

*** Utsman bin Affan berkata, “Istiqamah artinya amal yang ikhlas karena Allah.” Ali bin Abu Thalib dan Ibnu Abbas berkata, “Istiqamah artinya melaksanakan kewajiban-kewajiban.”

*** Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyah berkata,”Istiqamah artinya teguh hati untuk mencintai dan beribadah kepada-Nya, tidak menoleh dari-Nya ke kiri atau ke kanan.”

*** Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Kemuliaan yang paling besar adalah mengikuti istiqamah.” (Madarijus Salikin, Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah)

*** Di dalam Shahih Muslim disebutkan dari Sufyan bin Abdullah Radhiyallahu Anhu, dia berkata, “Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku satu perkataan dalam Islam, sehingga aku tidak lagi bertanya lagi kepada seseorang selain engkau.” Beliau menjawab, “Katakanlah, ‘Aku beriman kepada Allah’, kemudian istiqamahlah.”

*** Di dalam Shahih Muslim disebutkan dari Tsauban Radhiyallahu Anhu, dari Nabi صلى الله عليه وسلم, Beliau bersabda: “Istiqamahlah kalian dan sekali-kali kalian tidak bisa membilangnya. Ketahuilah bahwa sebaik-baik amal kalian adalah shalat, dan tidak ada yang memelihara wudhu’ kecuali orang Mukmin.”

*** Di dalam Shahih Muslim juga disebutkan dari hadits Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, dari Nabi صلى الله عليه وسلم, Beliau bersabda: “Ikutilah jalan lurus dan berbuatlah apa yang mendekatinya. Ketahuilah bahwa sekali-kali salah seorang di antara kalian tidak akan selamat karena amalnya”. Mereka bertanya, “Tidak pula engkau wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Tidak pula aku, kecuali jika Allah melimpahiku dengan rahmat dan karunia-Nya.”

Akan tetapi bagaimana pun juga seorang hamba tidak mungkin untuk senantiasa terus dan sempurna dalam istiqomahnya. Terkadang seorang hamba lalai yang menyebabkan nilai istiqomah seorang hamba menjadi berkurang. Allah memberikan jalan keluar untuk memperbaiki kekurangan tersebut yaitu dengan beristigfar dan memohon ampun kepada Allah ta’ala dari dosa dan kesalahan. Allah سبحانه و تعالى berfirman yang artinya, Maka beristiqomahlah (tetaplah) pada jalan yang lurus menuju kepada Allah dan mohonlah ampun kepada-Nya”. (QS. Fushshilat [41]: 6).
----------------------------------------------------------------------------------

MENJAGA  ISTIQOMAH DALAM IBADAH-TAQWA-IMAN-ISLAM

Di dalam al-Qur’an maupun Sunnah telah ditegaskan cara-cara yang dapat ditempuh oleh seorang hamba untuk bisa meraih istiqomah.

*** Memahami dan mengamalkan dua kalimat syahadat dengan baik dan benar. Allah سبحانه و تعالى berfirman yang artinya, “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ‘ucapan yang teguh’ dalam kehidupan di dunia dan di akhirat” (QS. Ibrahim [14] : 27). Makna “ucapan yang teguh” adalah dua kalimat syahadat. Sehingga, Allah akan meneguhkan orang yang beriman yang memahami dan mengamalkan dua kalimat syahadat ini di dunia dan di akhirat.

*** Membaca al-Qur’an dengan menghayati dan merenungkannya. Allah berfirman yang artinya, “Katakanlah: ‘Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan al-Qur‘an itu dari Robb-mu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).” (QS. An Nahl [16]:102)

*** Berkumpul dan bergaul di lingkungan orang-orang saleh. Hal ini sangat membantu seseorang untuk senantiasa istiqomah di jalan Allah ta’ala. Teman-teman yang saleh akan senantiasa mengingatkan kita untuk berbuat baik serta mengingatkan kita dari kekeliruan. Bahkan dalam al-Qur’an disebutkan bahwa hal yang sangat membantu meneguhkan keimanan para sahabat adalah keberadaan Rasulullah صلى الله عليه وسلم, Allah berfirman yang artinya, “Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kalian menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan Rosul-Nya pun berada di tengah-tengah kalian? Dan barang siapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS. Ali ‘Imran [3]:101)

*** Berdoa kepada Allah سبحانه و تعالى agar Dia senantiasa memberikan kepada kita istiqomah hingga akhir hayat. Bahkan Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha mengatakan bahwa doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم adalah doa, “Yaa muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘ala diinik ” artinya “Wahai Zat yang membolak-balikkan hati teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.” (HR. Tirmidzi, Ahmad, Hakim, dishahihkan oleh Adz Dzahabi, lihat pula Shahihul Jami’)

*** Membaca kisah Rasulullah صلى الله عليه وسلم, para sahabat dan para ulama terdahulu untuk mengambil teladan dari mereka. Dengan membaca kisah-kisah mereka, bagaimana perjuangan mereka dalam menegakkan diinul Islam, maka kita dapat mengambil pelajaran dari kisah tersebut sebagaimana firman Allah ta’ala yang artinya, “Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Huud [11]: 120)

Kokohnya iman-islam dalam diri kita masing-masing, antara lain sangat terpengaruhi oleh sejauh mana kita dalam hidup ini mampu mempertahankan rasa loyal/wala' kepada Allah سبحانه و تعالى , Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan orang-orang mu'min.

1. Hanyalah Allah سبحانه و تعالى tempat bergantung, pelindung dan penolong bagi kita, merasa senang dengan apa-apa yang Allah senangi---tidak suka terhadap apa-apa yang Allah tidak menyukainya.

2. Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم adalah suri tauladan dan pemimpin kita. Selain Al-Quran sunnah Beliu pun kita jadikan sebagai pedoman.

3. Sahabat karib, kawan setia, pemimpin kita adalah orang-orang mu'min yang mendirikan shalat, menunaikan zakat dan ruku, tunduk pada aturan-aturan Allah---(bersikap ramah, santun kita berikan kepada setiap manusia tetapi yang harus kita jadikan sebagi sahabat, orang-orang terdekat adalah hanya dari kalangan mu'min yang benar)--- karena sahabat bagaikan minyak wangi yang sangat mempengaruhi aroma kehidupan kita, sangat mempengaruhi terbentuknya kepribadian kita selanjutnya.

إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُواْ الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ

"Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah)."

وَمَن يَتَوَلَّ اللّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آمَنُواْ فَإِنَّ حِزْبَ اللّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ

"Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang." (Al-Quran Surat Al-maidah ayat 55-56).

ORANG YANG HIDUPNYA SELALU MAMPU MERASAKAN KETENTRAMAN DAN KEINDAHAN

----------------------------------------------------------------------------------
1. KOMITMEN untuk mengatakan, meyakini dan membuktikan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari bahwa Robb kita hanyalah Allah سبحانه و تعالى , bahwa hanya Dia lah Yang Maha Pencipta, Dia lah Sang Pengatur alam semesta beserta segala isinya, hanya Allah سبحانه و تعالى lah yang mampu memelihara seluruh makhluk. TIDAK PERNAH merasa hebat atau kekagumanya kepada sesuatu tidak sampai dan tidak akan pernah mengakui adanya sesuatu yang mampu mencipta dan memelihara, menggantungkan hidup hanya kepada Allah سبحانه و تعالى , sesulit apapun masalah kehidupan yang dialami "selalu" hanya meminta pemeliharaan, perlindungan dan pertolongan kepada Allah سبحانه و تعالى----------------------------------------------------------------------------------

2. Sanggup "mengatur" perasaan cinta di hatinya, disalurkan perasaan cinta itu menurut yang dikehendaki Allah سبحانه و تعالى , menjaga diri secara maksimal untuk tidak melakukan segala perbuatan buruk yang berbahaya menjauhkan dirinya dari iman, agar terjauhkan dari kegelapan, selalu hidup dalam naungan cahaya petunjuk Allah سبحانه و تعالى

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ

"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu". (Al-Quran Surat Fushiat Ayat 30).

ثلاث من كن فيه وجد طعم الايمان : من كان الله ورسوله احب اليه مما سواهما, ومن احب عبدا لا يحبه الا الله, ومن يكره ان يعود فى الكفر بعد ان انقذه الله منه كما يكره ان يلقى فى النار.

Dari Anas r.a. berkata: Nabi saw bersabda, "Ada tiga perkara yang barangsiapa memilikinya akan merasakan kelezatan iman yaitu jika ia mencintai Allah dan Rasulullah melebihi cintanya kepada yang lain; Jika ia mencintai sesama manusia semata-mata karena Allah dan jika ia enggan kembali kafir setelah diselamatkan Allah daripadanya, sebagaimana ia enggan dimasukkan ke dalam neraka."(HR. Bukhari - Muslim).

MENUJU NAFSU MUTMAINNAH

Kata 'nafsu' artinya adalah jiwa. Kata 'amarah' artinya memerintah atau menyuruh untuk melakukan suatu pekerjaan. Lalu bagaimanakah dengan kebiasaan keseharian 'nafsu' kita, apa yang selalu dia perintahkan kepada semua anggota badan kita???


وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لأمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ


" Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu menyuruh kepada keburukan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".(Terjemah Al-Quran Surat Yusuf ayat 53).

-----------------BAGAIMANA KEADAAN 'NAFSU' KITA HARI INI???

1. Nafsu Ammarah/yang selalu menyuruh kepada kejahatan.


Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan (Ammarahh Bissu’), kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyanyang.(Terjemah Al-Quran Surat Yusuf ayat 53).


2. Nafsu Lawwamah adalah berjuang antara kebaikan dan kejahatan.


Bila berbuat kebaikan menyesal kenapa tidak berbuat lebih banyak, apalagi kalau berbuat kejahatan, lebih sangat menyeasal lagi, jiwa yang mudah mengeluh, kecewa, kurang bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya.


3. Nafu Musawwilah adalah nafsu yang pandai menipu, sehingga kejahatan tampak sebagai suatu kebaikan.


قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنفُسُكُمْ أَمْراً فَصَبْرٌ جَمِيلٌ عَسَى اللّهُ أَن يَأْتِيَنِي بِهِمْ جَمِيعاً إِنَّهُ هُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ

"Ya'qub berkata: "Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu. Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku; sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".(Terjemah Al-Quran Surat Yusuf ayat 83).


4. Nafsu Muthmainnah, nafsu yang tenteram, tenang, aman, damai, bahagia, menerima dengan baik, qonaah, penuh ridlo terhadap qodho dan qhodar Allah. Merasa senang dalam mengingat Allah dan menjalankan perintah-Nya.


Hai jiwa yang tenang (Muthmainnah). Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, Masuklah ke dalam syurga-Ku.(Terjemah Al-Quran Surat Al-fajr ayat27-30).


TERUS BERIKHTIAR MERAIH CITA-CITA MULYA


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ
 مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan" (Al-Qur'an Surat At-Tahriim ayat 6)

1. Dalam posisi sebagai apapun kita dalam sebuah keluarga(ayah, ibu atau anak) berupaya keraslah untuk turut andil dalam mewujudkankan rumah tangga muslim semaksimal mungkin sebagai wahana penempaan syakhsiyah/pribadi muslim(Ayah, Ibu, anak-anak yang menempatkan rasa cinta, rindu, takut, harap kepada Allah di atas apapun yang lain, seluruh anggota keluarga yang memiliki pola fikir hidup islami, ma'nawiyah/perasaan/moralitas yang islami dan amal perbuatan yang Islami).

2. Berharaplah jika kelak seluruh anggota keluarga telah dipanggil mengahadap-Nya.., Allah سبحانه و تعالى mengharamkan seluruh hewan bumi untuk memakan jasad kita, disebabkan karena keshalehanya, sebagaimana telah Allah kehendaki terjadi pada banyak jasad para syuhada dan orang-orang shalih terkasih.

3. Semoga wajah-wajah seluruh anggota keluarga kita kelak di akherat akan bercahaya dimuliyakan oleh Allah سبحانه و تعالى dan akan dijadikan sangat tampan dan cantik ribuan kali lipat dibandingkan ketampanan Nabi Yusuf 'alaihi sallam dan kencantikan zulaikha sekalipun atas kehendak Allah سبحانه و تعالى lantaran di dunia ini kita tidak menyombongkan atau sebaliknya menyesali tentang bagaimanapun keaadaan wajah kita masing-masing.

4. Berharaplah untuk menjadi pribadi yang tidak mudah kagum dengan orang shaleh yang masih hidup, tapi kagumlah kepada orang shaleh yang telah meninggal dunia...
----------------------------------------------------------------------------------

--------semoga bermanfaat--------

Untuk Anggota Grup AHSANU QAWLAN Penyejuk ----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------
(((~~~ Saat jiwa kita sangat mencintai kebenaran, maka rawatlah dengan sebaik-baiknya, sehingga Allah juga berkenan merawat dan melindungi kita untuk menjadi hamba-Nya yang selalu ber-istiqomah.

"Bersegeralah beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam yang gelap gulita, seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di waktu sore telah kafir, dan di waktu sore beriman dan pagi menjadi kafir, ia menjual agamanya dengan kesenangan dunia." (HR. Ahmad no: 8493)

"Bersegeralah kamu dengan mengerjakan amalan-amalan (shalih) sebelum munculnya berbagai macam fitnah (kerusakan/ penyimpangan dalam agama) yang (gambarannya) seperti satu bagian malam yang gelap gulita, (sehingga) ada seorang yang di waktu pagi dia masih memiliki iman tapi di waktu sore dia telah menjadi orang yang kafir, dan (ada juga) yang di waktu sore dia masih memiliki iman tapi besok paginya dia telah menjadi orang yang kafir, dia menjual agamanya dengan perhiasan dunia.” (HR. Muslim no: 118).~~~)))
----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar