Sabtu, 04 Januari 2014

KEWAJIBAN KITA TERHADAP DIENUL ISLAM


ALLAH سبحانه و تعالى menciptakan kita HANYA untuk MENGABDI kepada-Nya, untuk itu perlu upaya yang sangat maksimal, penuh kehatai-hatian dalam hidup agar setiap detik waktu kita terisi aktifitas yang pada PENILAIAN ALLAH سبحانه و تعالى bernilai ibadah kepada-Nya...

SETELAH sepenuhnya keyakinan kita terhunjam dalam hati, BAHWA HANYA dengan ber- ISLAM-lah kita akan mendapat sa'adah/kebahagiaan dunia-akherat, maka keyakinan penuh ini akan semakin menyadarkan diri kita diiringi rasa senang dan rasa sangat membutuhkan untuk melaksanakan semua kewajiban terhadap DIENUL ISLAM yang kita anut. Ada empat kewajiban kita terhadap Dienul Islam:

MEMPELAJARI-MENGAMALKAN-MENYAMPAIKAN-KOMITMEN
---------------------------------------------------------------------------
Tanamkan niat bahwa optimalisasi pelaksanaan kewajiban terhadap Dienul Islam yang kita lakukan semata-mata hanya dalam rangka mengabdi kepada Allah.

ALLAH menciptakan kita HANYA untuk MENGABDI kepada-Nya, untuk itu perlu upaya yang sangat maksimal, penuh kehatai-hatian dalam hidup agar setiap detik waktu kita terisi aktifitas yang pada PENILAIAN ALLAH bernilai ibadah kepada-Nya...

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka mengabdikan diri kepada-Ku (Allah)". (Terjemah Al-Quran Surat Az-zariat ayat 56 )

"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu".(Terjemah Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 208).
---------------------------------------------------------------------------
I. KEWAJIBAN MEMPELAJARI

"Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Terjemah Al-Quran Surat Al-Mujadilah ayat 11)

"Dan sungguh akan Kami tempatkan di dalam jahanam kebanyakan jin dan manusia, mereka memiliki hati tidak dipergunakan untuk menghayatinya (ayat-ayat Allah), dan mereka memiliki mata tidak dipergunakan untuk melihatnya (ayat-ayat Allah),dan mereka memiliki pendengaran tidak dipergunakan untuk mendengarnya (ayat-ayat Allah), mereka laksana binatang ternak bahkan lebih buruk lagi, mereka itulah orang-orang yang lalai". (Terjemah Al-Quran Surat Al-'Araaf ayat 179).

"Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al-Kitab, hikmah, dan kenabian, lalu ia berkata kepada manusia ‘hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembah Allah’. Akan tetapi (ia berkata) : ‘Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kaum mempelajarinya." (Terjemah Al-Quran Surat Al-Imran ayat 79)

Dari Abu Musa Al-Asy`arit berkata, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: "Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al Qur`an bagaikan buah limau baunya harum dan rasanya lezat. Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al Qur`an bagaikan kurma, rasanya lezat dan tidak berbau. Dan perumpamaan orang munafik yang membaca Al Qur`an bagaikan buah raihanah yang baunya harum dan rasanya pahit, dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al Qur`an bagaikan buah hanzholah tidak berbau dan rasanya pahit." (HR. Muttafaqun 'Alaihi).

Dari Abu Musa r.a. berkata, Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda: "Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang diberikan oleh Allah kepadaku bagaikan hujan yang turun ke tanah, maka ada sebagian tanah yang subur, yang dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rumput yang banyak sekali. Dan adapula tanah yang keras menahan air, hingga berguna untuk minuman dan penyiraman kebun tanaman. Dan ada sebagian tanah yang keras kering tidak dapat menahan air dan tidak pula menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Demikianlah perumpamaan orang yang pandai dalam agama Allah dan mempergunakan apa yang diberikan Allah kepadaku, lalu mengajarkannya dan perumpamaan orang yang tidak dapat menerima petunjuk Allah yang telah ditugaskan kepadaku." (HR. Bukhari - Muslim)
---------------------------------------------------------------------------
II. KEWAJIBAN MELAKSANAKAN

Pengetahuan kita yang mendalam terhadap Dienul Islam tanpa mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari tidaklah cukup untuk meraih keselamatan dunia-akherat kita, maka ilmu yang sudah kita raih harus diiringi amal perbuatan.

"Tetapi Kami jadikan Al-Qur'an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengannya siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnyaKami benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus." (Terjemah Al-Quran SuratAsy-Syura ayat 52)

"Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya, dan mengikuti cahaya terang yang diturunkan kepadanya, mereka itulah orang-orang yang beruntung." (Terjemah Al-Quran Surat Al-A 'raf ayat 157)

"....Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir." (Terjemah Al-Quran Surat Almaidah ayat 44).

"....Barangsiapa yang tidak menghukum menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang zalim." (Terjemah Al-Quran Surat Al-Maidah ayat 45).

"....Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik." (Terjemah Al-Quran Surat Almaidah 47).
---------------------------------------------------------------------------
III. KEWAJIBAN MENYAMPAIKAN/MENDA'WAHKAN

Indahnya beribadah kepada Allah, berkesanya diri kita terhadap nilai-nilai taqwa tidak boleh hanya kita rasakan sendiri, kita wajib membawa serta orang lain untuk juga mampu (biidznillah) merasakan hal yang sama... Apa yang sudah kita ketahui dari ajaran Islam dan kita juga sudah berupaya keras untuk melaksanakanya maka segeralah sampaikan kepada orang lain, jangan menunggu perasaan telah sempurna mampu melaksanakanya karena hal itu akan membuat kita terhalang untuk memulai berda'wah. Berda'wah memang bisa hanya dengan perbuatan, hal ini kita laksanakan pada kondisi-kondisi tertentu saja, tentunya kita ingin bisa melakukan aktifitas Da'wah dalam bentuk lain, bisa dengan lisan atau tulisan, bahkan sampai pada tahap berda'wah dengan menyertakan lebih banyak lagi apa-apa yang kita miliki. Da'wah adalah fardlu 'ain, menunaikanya merupakan kewajiban setiap individu kita...

"Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku (Rasul) dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". (Terjemah Al-Quran SuratYusuf ayat 108).

"Balighu 'anni walau ayyah (sampaikan daripada ku walau satu ayat)." (HR. Bukhari).

“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Terjemah Al-Quran Surat Muhammad ayat 7).
---------------------------------------------------------------------------
IV. KEWAJIBAN KONSISTEN DAN KOMITMEN

Salah satu keuntungan dari melaksanakan tugas da'wah antara lain kita lebih termotifasi untuk lebih taat kepada Allah, karena Allah sangat membenci kepada orang-orang yang hanya pandai berbicara tetapi malas untuk melaksanakan, ---tidak berda'wah salah dihadapan Allah, berda'wah tetapi tidak komitmen dengan yang dida'wahkan juga lebih salah di hadapan-Nya, yang benar adalah BERDAWAH DAN MENJAGA KOMITMEN AMAL PERBUATAN.

"Hai orang-orang yang beriman mengapa kamu mengatakan apa-apa yang kamu tidak kerjakan. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan". (Terjemah Al-Quran Surat As-Shaff ayat 2-3).

Dari Abu Zaid (Usamah) bin Zaid Haritsah r.a. berkata: Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Seseorang dihadapkan di hari kiamat kemudian dilemparkan ke dalam neraka maka keluar usus perutnya lalu berputar-putar di dalam neraka bagaikan himaryang berputar di sekitar penggilingan. Maka kerumunan ahli neraka menghampiri padanya sambil bertanya, "Hai Fulan, mengapakah engkau, bukankah engkau dahulu yang menganjurkan kebaikan dan mencegah kemunkaran?" Jawabnya, "Benar, aku dahulu menganjurkan kebaikan, tetapi tidak saya kerjakan dan mencegah kemunkaran tetapi saya kerjakan."

(HR. Bukhari - Muslim).
---------------------------------------------------------------------------
EMPAT kewaiban di atas seharusnya bukan terasa sebagai BEBAN bagi kita tetapi justru harus dirasakan sebagai kebutuhan, akan selalu terasa sebagi sebuah KENIKMATAN empat kewajiban tersebut, selama kita terus mengakrabkan kewajiban-kewajiban itu dalam kehidupan kita...SELALU... Mudah-mudahan Allah senantiasa melapangkan hati kita untuk senang, giat, optimis, terus menerus, istiqomah menunaikan kewajiban-kewajiban sebagai seorang muslim untuk menjadi mu'min yang sebenar-benarnya...
AMIN YA ROBBI!
----------------------------------------------------------------------------------

--------semoga bermanfaat--------

Untuk Anggota Grup AHSANU QAWLAN Penyejuk Hati
----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------
(((~~~ Saat jiwa kita sangat mencintai kebenaran, maka rawatlah dengan sebaik-baiknya, sehingga Allah juga berkenan merawat dan melindungi kita untuk menjadi hamba-Nya yang selalu ber-istiqomah.

"Bersegeralah beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam yang gelap gulita, seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di waktu sore telah kafir, dan di waktu sore beriman dan pagi menjadi kafir, ia menjual agamanya dengan kesenangan dunia." (HR. Ahmad no: 8493)

"Bersegeralah kamu dengan mengerjakan amalan-amalan (shalih) sebelum munculnya berbagai macam fitnah (kerusakan/ penyimpangan dalam agama) yang (gambarannya) seperti satu bagian malam yang gelap gulita, (sehingga) ada seorang yang di waktu pagi dia masih memiliki iman tapi di waktu sore dia telah menjadi orang yang kafir, dan (ada juga) yang di waktu sore dia masih memiliki iman tapi besok paginya dia telah menjadi orang yang kafir, dia menjual agamanya dengan perhiasan dunia.” (HR. Muslim no: 118).~~~)))
----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar