KEWAJIBAN KITA TERHADAP DIENUL ISLAM
ALLAH
سبحانه و تعالى menciptakan kita HANYA untuk MENGABDI kepada-Nya, untuk
itu perlu upaya yang sangat maksimal, penuh kehatai-hatian dalam hidup
agar setiap detik waktu kita terisi aktifitas yang pada PENILAIAN ALLAH
سبحانه و تعالى bernilai ibadah kepada-Nya...
SETELAH sepenuhnya
keyakinan kita terhunjam dalam hati, BAHWA HANYA dengan ber- ISLAM-lah
kita akan mendapat sa'adah/kebahagiaan dunia-akherat, maka keyakinan
penuh ini akan semakin menyadarkan diri kita diiringi rasa senang dan
rasa sangat membutuhkan untuk melaksanakan semua kewajiban terhadap
DIENUL ISLAM yang kita anut. Ada empat kewajiban kita terhadap Dienul
Islam:
MEMPELAJARI-MENGAMALKAN-MENYAMPAIKAN-KOMITMEN
---------------------------------------------------------------------------
Tanamkan
niat bahwa optimalisasi pelaksanaan kewajiban terhadap Dienul Islam
yang kita lakukan semata-mata hanya dalam rangka mengabdi kepada Allah.
ALLAH
menciptakan kita HANYA untuk MENGABDI kepada-Nya, untuk itu perlu upaya
yang sangat maksimal, penuh kehatai-hatian dalam hidup agar setiap
detik waktu kita terisi aktifitas yang pada PENILAIAN ALLAH bernilai
ibadah kepada-Nya...
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan agar mereka mengabdikan diri kepada-Ku (Allah)". (Terjemah
Al-Quran Surat Az-zariat ayat 56 )
"Hai orang-orang yang beriman,
masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu
turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata
bagimu".(Terjemah Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 208).
---------------------------------------------------------------------------
I. KEWAJIBAN MEMPELAJARI
"Hai
orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah
dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Terjemah Al-Quran Surat
Al-Mujadilah ayat 11)
"Dan sungguh akan Kami tempatkan di dalam
jahanam kebanyakan jin dan manusia, mereka memiliki hati tidak
dipergunakan untuk menghayatinya (ayat-ayat Allah), dan mereka memiliki
mata tidak dipergunakan untuk melihatnya (ayat-ayat Allah),dan mereka
memiliki pendengaran tidak dipergunakan untuk mendengarnya (ayat-ayat
Allah), mereka laksana binatang ternak bahkan lebih buruk lagi, mereka
itulah orang-orang yang lalai". (Terjemah Al-Quran Surat Al-'Araaf ayat
179).
"Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan
kepadanya Al-Kitab, hikmah, dan kenabian, lalu ia berkata kepada manusia
‘hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembah Allah’. Akan tetapi (ia
berkata) : ‘Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu
selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kaum mempelajarinya."
(Terjemah Al-Quran Surat Al-Imran ayat 79)
Dari Abu Musa
Al-Asy`arit berkata, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
"Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al Qur`an bagaikan buah limau
baunya harum dan rasanya lezat. Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak
membaca Al Qur`an bagaikan kurma, rasanya lezat dan tidak berbau. Dan
perumpamaan orang munafik yang membaca Al Qur`an bagaikan buah raihanah
yang baunya harum dan rasanya pahit, dan perumpamaan orang munafik yang
tidak membaca Al Qur`an bagaikan buah hanzholah tidak berbau dan rasanya
pahit." (HR. Muttafaqun 'Alaihi).
Dari Abu Musa r.a. berkata,
Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda: "Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang
diberikan oleh Allah kepadaku bagaikan hujan yang turun ke tanah, maka
ada sebagian tanah yang subur, yang dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan
dan rumput yang banyak sekali. Dan adapula tanah yang keras menahan air,
hingga berguna untuk minuman dan penyiraman kebun tanaman. Dan ada
sebagian tanah yang keras kering tidak dapat menahan air dan tidak pula
menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Demikianlah perumpamaan orang yang pandai
dalam agama Allah dan mempergunakan apa yang diberikan Allah kepadaku,
lalu mengajarkannya dan perumpamaan orang yang tidak dapat menerima
petunjuk Allah yang telah ditugaskan kepadaku." (HR. Bukhari - Muslim)
---------------------------------------------------------------------------
II. KEWAJIBAN MELAKSANAKAN
Pengetahuan
kita yang mendalam terhadap Dienul Islam tanpa mengimplementasikan
dalam kehidupan sehari-hari tidaklah cukup untuk meraih keselamatan
dunia-akherat kita, maka ilmu yang sudah kita raih harus diiringi amal
perbuatan.
"Tetapi Kami jadikan Al-Qur'an itu cahaya, yang Kami
tunjuki dengannya siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami.
Dan sesungguhnyaKami benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang
lurus." (Terjemah Al-Quran SuratAsy-Syura ayat 52)
"Adapun
orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya, dan
mengikuti cahaya terang yang diturunkan kepadanya, mereka itulah
orang-orang yang beruntung." (Terjemah Al-Quran Surat Al-A 'raf ayat
157)
"....Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia,
(tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku
dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa
yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir."
(Terjemah Al-Quran Surat Almaidah ayat 44).
"....Barangsiapa yang
tidak menghukum menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu
adalah orang-orang zalim." (Terjemah Al-Quran Surat Al-Maidah ayat 45).
"....Barangsiapa
tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka
itu adalah orang-orang yang fasik." (Terjemah Al-Quran Surat Almaidah
47).
---------------------------------------------------------------------------
III. KEWAJIBAN MENYAMPAIKAN/MENDA'WAHKAN
Indahnya
beribadah kepada Allah, berkesanya diri kita terhadap nilai-nilai taqwa
tidak boleh hanya kita rasakan sendiri, kita wajib membawa serta orang
lain untuk juga mampu (biidznillah) merasakan hal yang sama... Apa yang
sudah kita ketahui dari ajaran Islam dan kita juga sudah berupaya keras
untuk melaksanakanya maka segeralah sampaikan kepada orang lain, jangan
menunggu perasaan telah sempurna mampu melaksanakanya karena hal itu
akan membuat kita terhalang untuk memulai berda'wah. Berda'wah memang
bisa hanya dengan perbuatan, hal ini kita laksanakan pada
kondisi-kondisi tertentu saja, tentunya kita ingin bisa melakukan
aktifitas Da'wah dalam bentuk lain, bisa dengan lisan atau tulisan,
bahkan sampai pada tahap berda'wah dengan menyertakan lebih banyak lagi
apa-apa yang kita miliki. Da'wah adalah fardlu 'ain, menunaikanya
merupakan kewajiban setiap individu kita...
"Katakanlah: "Inilah
jalan (agama) ku, aku (Rasul) dan orang-orang yang mengikutiku mengajak
(kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku
tiada termasuk orang-orang yang musyrik". (Terjemah Al-Quran SuratYusuf
ayat 108).
"Balighu 'anni walau ayyah (sampaikan daripada ku walau satu ayat)." (HR. Bukhari).
“Hai
orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan
menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Terjemah Al-Quran Surat
Muhammad ayat 7).
---------------------------------------------------------------------------
IV. KEWAJIBAN KONSISTEN DAN KOMITMEN
Salah
satu keuntungan dari melaksanakan tugas da'wah antara lain kita lebih
termotifasi untuk lebih taat kepada Allah, karena Allah sangat membenci
kepada orang-orang yang hanya pandai berbicara tetapi malas untuk
melaksanakan, ---tidak berda'wah salah dihadapan Allah, berda'wah tetapi
tidak komitmen dengan yang dida'wahkan juga lebih salah di hadapan-Nya,
yang benar adalah BERDAWAH DAN MENJAGA KOMITMEN AMAL PERBUATAN.
"Hai
orang-orang yang beriman mengapa kamu mengatakan apa-apa yang kamu
tidak kerjakan. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan
apa-apa yang tidak kamu kerjakan". (Terjemah Al-Quran Surat As-Shaff
ayat 2-3).
Dari Abu Zaid (Usamah) bin Zaid Haritsah r.a. berkata:
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Seseorang dihadapkan di hari
kiamat kemudian dilemparkan ke dalam neraka maka keluar usus perutnya
lalu berputar-putar di dalam neraka bagaikan himaryang berputar di
sekitar penggilingan. Maka kerumunan ahli neraka menghampiri padanya
sambil bertanya, "Hai Fulan, mengapakah engkau, bukankah engkau dahulu
yang menganjurkan kebaikan dan mencegah kemunkaran?" Jawabnya, "Benar,
aku dahulu menganjurkan kebaikan, tetapi tidak saya kerjakan dan
mencegah kemunkaran tetapi saya kerjakan."
(HR. Bukhari - Muslim).
---------------------------------------------------------------------------
EMPAT
kewaiban di atas seharusnya bukan terasa sebagai BEBAN bagi kita tetapi
justru harus dirasakan sebagai kebutuhan, akan selalu terasa sebagi
sebuah KENIKMATAN empat kewajiban tersebut, selama kita terus
mengakrabkan kewajiban-kewajiban itu dalam kehidupan kita...SELALU...
Mudah-mudahan Allah senantiasa melapangkan hati kita untuk senang, giat,
optimis, terus menerus, istiqomah menunaikan kewajiban-kewajiban
sebagai seorang muslim untuk menjadi mu'min yang sebenar-benarnya...
AMIN YA ROBBI!
----------------------------------------------------------------------------------
--------semoga bermanfaat--------
Untuk Anggota Grup AHSANU QAWLAN Penyejuk Hati
----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------
(((~~~
Saat jiwa kita sangat mencintai kebenaran, maka rawatlah dengan
sebaik-baiknya, sehingga Allah juga berkenan merawat dan melindungi kita
untuk menjadi hamba-Nya yang selalu ber-istiqomah.
"Bersegeralah
beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam
yang gelap gulita, seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di waktu
sore telah kafir, dan di waktu sore beriman dan pagi menjadi kafir, ia
menjual agamanya dengan kesenangan dunia." (HR. Ahmad no: 8493)
"Bersegeralah
kamu dengan mengerjakan amalan-amalan (shalih) sebelum munculnya
berbagai macam fitnah (kerusakan/ penyimpangan dalam agama) yang
(gambarannya) seperti satu bagian malam yang gelap gulita, (sehingga)
ada seorang yang di waktu pagi dia masih memiliki iman tapi di waktu
sore dia telah menjadi orang yang kafir, dan (ada juga) yang di waktu
sore dia masih memiliki iman tapi besok paginya dia telah menjadi orang
yang kafir, dia menjual agamanya dengan perhiasan dunia.” (HR. Muslim
no: 118).~~~)))
----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar