PARA ISTRI YANG DISAYANG SUAMI
DAN DISAYANG ALLAH سبحانه و تعالى
BEBERAPA KARAKTER ISTRI SHOLIHAH :
Lemah-lembut,
Menyejukkan pandangan, Realistis dalam menuntut hak dan melaksanakan
kewajiban, Pandai berbakti kepada suami karena Allah...
*Imam
Ahmad meriwayatkan hadits dari A’isyah r.a. bahwa Rasulullahصلى الله
عليه وسلم bersabda, “Wahai A’isyah, bersikap lemah lembutlah, karena
sesungguhnya Allah itu jika menghendaki kebaikan kepada sebuah keluarga,
maka Allah menunjukkan mereka kepada sifat lembah lembut ini.” Dalam
riwayat lain disebutkan, “Jika Allah menghendaki suatu kebaikan pada
sebuah keluarga, maka Allah memasukkan sifat lemah lembut ke dalam diri
mereka.”
*Penuh kasih sayang, selalu kembali kepada suaminya dan
mencari maafnya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
“Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi
penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu
kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi
suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata:
“Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun
Nisa no. 257. Silsilah Al-Ahadits Ash Shahihah, Asy- Syaikh Al Albani
rahimahullah, no. 287)
*Asma’ bintu Yazid radhiallahu ‘anha
menceritakan dia pernah berada di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Ketika itu kaum lelaki dan wanita sedang duduk. Beliau صلى الله
عليه وسلم bertanya: “Barangkali ada seorang suami yang menceritakan
apa yang diperbuatnya dengan istrinya (saat berhubungan intim), dan
barangkali ada seorang istri yang mengabarkan apa yang diperbuatnya
bersama suaminya?” Maka mereka semua diam tidak ada yang menjawab. Aku
(Asma) pun menjawab: “Demi Allah! Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka
(para istri) benar-benar melakukannya, demikian pula mereka (para
suami).” Beliau صلى الله عليه وسلم bersabda: “Jangan lagi kalian
lakukan, karena yang demikian itu seperti syaithan jantan yang bertemu
dengan syaitan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara manusia
menontonnya.” (HR. Ahmad 6/456, Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam
Adabuz Zafaf (hal. 63) menyatakan ada syawahid (pendukung) yang
menjadikan hadits ini shahih atau paling sedikit hasan)
*Selalu
berpenampilan yang menarik di hadapan suaminya sehingga bila suaminya
memandang akan menyenangkannya. Rasulullahصلى الله عليه وسلم bersabda:
“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan
seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan
menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si
istri ini akan menjaga dirinya”. (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh
Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini
shahih di atas syarat Muslim.”)
*Salah satu sifat terpuji seorang
wanita yang patut dicintai seorang lelaki shalih adalah qana’ah. Bukan
saja qana’ah atas segala ketentuan yang Allah tetapkan dalam Al-Qur’an,
tetapi juga qana’ah dalam menerima pemberian suami. “Sebaik-baik istri
adalah apabila diberi, dia bersyukur; dan bila tak diberi, dia bersabar.
Engkau senang bisa memandangnya dan dia taat bila engkau menyuruhnya.”
Karena itu tak heran jika acapkali melepas suaminya di depan pintu untuk
pergi mencari rezeki, mereka berkata, “Jangan engkau mencari nafkah
dari barang yang haram, karena kami masih sanggup menahan lapar, tapi
kami tidak sanggup menahan panasnya api jahanam.”
*Bersegera
memenuhi ajakan suami untuk memenuhi hasratnya, tidak menolaknya tanpa
alasan yang syar’i, dan tidak menjauhi tempat tidur suaminya, karena ia
tahu dan takut terhadap berita Rasulullahصلى الله عليه وسلم : “Demi Dzat
yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil
istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak (enggan) melainkan
yang di langit murka terhadapnya hingga sang suami ridha padanya.” (HR.
Muslim no.1436)
*Rasulullahصلى الله عليه وسلم bersabda,
“Tidakkah mau aku kabarkan kepada kalian tentang sesuatu yang paling
baik dari seorang wanita? (Yaitu) wanita shalihah adalah wanita yang
jika dilihat oleh suaminya menyenangkan, jika diperintah ia mentaatinya,
dan jika suaminya meninggalkannya ia menjaga diri dan harta suaminya.”
(Abu daud dan An-Nasa’i)
*Ketika suaminya sedang berada di rumah,
istri tidak menyibukkan dirinya dengan melakukan ibadah sunnah yang
dapat menghalangi suaminya untuk istimta’ (bernikmat-nikmat) dengannya
seperti puasa, terkecuali bila suaminya mengizinkan. Rasulullahصلى الله
عليه وسلم bersabda: “Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah)
sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian) kecuali dengan izinnya”.
(HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)
*Pandai mensyukuri
pemberian dan kebaikan suami, tidak melupakan kebaikannya, karena
Rasulullahصلى الله عليه وسلم pernah bersabda: “Diperlihatkan neraka
kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita
yang kufur.” Ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah mereka kufur
kepada Allah?” Beliau menjawab: “Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri
(tidak mensyukuri) kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian
berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh,
kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya)
niscaya dia berkata: “Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama
sekali.” (HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907)
*Kata Rasulullah,
“Istri yang paling berkah adalah yang paling sedikit biayanya.” (Ahmad,
Al-Hakim, dan Baihaqi dari A’isyah r.a.)
*Rasulullah صلى الله
عليه وسلم bersabda, “Allah tidak akan melihat kepada seorang istri yang
tidak bersyukur (berterima kasih) kepada suaminya, sedang ia sangat
membutuhkannya.” (HR. An-Nasa’i).
----------------------------------------------------------------------------------
--------semoga bermanfaat--------
Untuk Anggota Grup AHSANU QAWLAN Penyejuk Hati
----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------
(((~~~
Saat jiwa kita sangat mencintai kebenaran, maka rawatlah dengan
sebaik-baiknya, sehingga Allah juga berkenan merawat dan melindungi kita
untuk menjadi hamba-Nya yang selalu ber-istiqomah.
"Bersegeralah
beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam
yang gelap gulita, seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di waktu
sore telah kafir, dan di waktu sore beriman dan pagi menjadi kafir, ia
menjual agamanya dengan kesenangan dunia." (HR. Ahmad no: 8493)
"Bersegeralah
kamu dengan mengerjakan amalan-amalan (shalih) sebelum munculnya
berbagai macam fitnah (kerusakan/ penyimpangan dalam agama) yang
(gambarannya) seperti satu bagian malam yang gelap gulita, (sehingga)
ada seorang yang di waktu pagi dia masih memiliki iman tapi di waktu
sore dia telah menjadi orang yang kafir, dan (ada juga) yang di waktu
sore dia masih memiliki iman tapi besok paginya dia telah menjadi orang
yang kafir, dia menjual agamanya dengan perhiasan dunia.” (HR. Muslim
no: 118).~~~)))
----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar