ISRA' MI'RAJ RASULULLAH MUHAMMAD صلى الله عليه وسلم
*
Telah terjadi peristiwa/sejarah besar dimasa lalu, sejarah tersebut
adalah peristiwa yang terjadi sekitar 14 abad Hijriyah yang lalu, yaitu
peristiwa Isra' Mi'raj. Pada saat itu Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم
diperjalankan oleh Allah سبحانه و تعالى dari Masjidil Haram di Makkah
ke Masjidil Aqsha di Al-Quds, lalu dilanjutkan dengan menembus lapisan
langit tertinggi sampai batas yang tidak dapat dijangkau oleh ilmu semua
makhluq, malaikat, manusia, dan jin. Semua itu ditempuh dalam sehari
semalam. Peristiwa itu sekaligus sebagai mukjizat mengagumkan yang
diterima Rasulullahصلى الله عليه وسلم .
Dalam Al Qur'an, dari
sekian ribu ayat di dalamnya, ada 4 ayat yang menjelaskan tentang Isra'
Mi'raj, yaitu QS. Bani Israil ayat 1, dan QS. An Najm ayat 13 sampai 15.
Maksudnya, kebesaran Islam itu bukan terletak pada peristiwa Isra'
Mi'raj ini, tapi pada konsepnya, sistemnya, muatannya, dan sebagainya.
Pada surat An Najm ayat 13-15 itu, menggambarkan bahwa Rasulullahصلى
الله عليه وسلم menemui Jibril dalam bentuk aslinya di Sidratil Muntaha
ketika Isra Mi'raj.
* Kalau kita baca sejarah kehidupan
Rasulullahصلى الله عليه وسلم (Sirah Nabawiyah), sebelum peristiwa itu
terjadi, Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengalami keadaan duka cita yang
sangat mendalam. Beliau ditinggal oleh istrinya tercinta, Khadijah, yang
setia menemani dan menghiburnya dikala orang lain masih mencemoohnya.
Lalu beliau juga ditinggal oleh pamannya sendiri, Abu Thalib, yang
(walaupun sampai meninggalnya tidak mau beriman) tetapi dia sangat
melindungi aktivitas Nabi. Sehingga orang-orang kafir Quraisy semakin
leluasa untuk melancarkan penyiksaannya kepada Nabi, sampai-sampai orang
awam Quraisy pun berani melemparkan kotoran ke atas kepala Rasulullah
Shalallahu 'Alaihi Wassalam.
Dalam keadaan yang duka cita dan
penuh dengan rintangan yang sangat berat itu, menambah perasaan
Rasulullahصلى الله عليه وسلم semakin berat dalam mengemban risalah
Ilahi. Lalu Allah سبحانه و تعالى "menghibur" Nabi dengan memperjalankan
beliau, sampai kepada langit dan menemui Allah. Hingga kini, peristiwa
ini seringkali diperingati oleh sebagian besar kaum muslimin dalam
peringatan Isra' Mi'raj. Pada dasarnya peringatan tersebut hanyalah
untuk memotivasi dan penyemangat, bukan dalam rangka beribadah (ibadah
dalam artian ibadah ritual khusus).
* Peristiwa Isra' Mi'raj
merupakan ujian keimanan bagi umat Islam, untuk mengimani bahwa atas
kehendak Allah سبحانه و تعالى seorang hamba telah diperjalankan dari
Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa hingga ke Sidratul Muntaha kemudian
kembali lagi ke Masjidil Haram hanya dalam waktu sehari semalam, semoga
kita bisa mengimani seperti kuatnya keyakinan Abu Bakar sidik ra. ketika
diberitakan peristiwa Isra' Mi'raj ini oleh Amru Bin Hisyam untuk
menebarkan keragu-raguan dihati Abu Bakar ra. dan Umat Islam umumnya.
"Kalalulah Muhammad صلى الله عليه وسلم membawa berita yang lebih hebat
dari ini (Isra' Mi'raj), maka pasti aku akan membenarkanya" kata Abu
Bakar ra.
* Sebenarnya, sebelum peristiwa itu terjadi,
orang-orang kafir Quraisy pernah meminta kepada Rasulullah صلى الله
عليه وسلم untuk menunjukkan hal-hal yang aneh, karena mereka tidak
percaya kalau Muhammad صلى الله عليه وسلم itu adalah nabi.
Permintaan-permintaan itu mereka lontarkan untuk membuktikan bahwa
dirinya benar-benar seorang Nabi. Hal ini direkam oleh Allah dalam Al
Qur'an sebagai berikut:
"Dan mereka berkata: "Kami sekali-kali
tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dari bumi untuk
kami, atau kamu mempunyai sebuah kebun korma dan anggur, lalu kamu
alirkan sungai-sungai di celah kebun yang deras alirannya, atau kamu
jatuhkan langit berkeping-keping atas kami, sebagaimana kamu katakan
atau kamu datangkan Allah dan malaikat-malaikat berhadapan muka dengan
kami. Atau kamu mempunyai sebuah rumah dari emas, atau kamu naik ke
langit. Dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kenaikanmu itu
hingga kamu turunkan atas kami sebuah kitab yang kami baca". (QS. Bani
Israil : 90 - 93)
* Permintaan mereka itu betul-betul
"keterlaluan". Tetapi Rasulullahصلى الله عليه وسلم menjawabnya dengan
bijaksana, "Maha Suci Tuhanku, bukankah aku ini hanya seorang manusia
yang menjadi rasul?" (QS. Bani Israil: 93). Allah Yang Maha Suci tentu
Maha Kuasa untuk melakukan semua itu, tetapi Rasulullah mengatakan bahwa
dirinya hanyalah seorang manusia biasa yang diangkat menjadi seorang
Rasul, sehingga tidak mungkin melakukan semua itu.
Meskipun hanya
Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم yang telah diperjalankan pada malam
harinya (Isra' Mi'raj), tapi dia tetaplah manusia biasa, hamba Allah.
*
Ada beberapa pertanyaan mengenai peristiwa Isra' Mi'raj. Salah satunya,
mengapa dalam peristiwa itu Rasul diperjalankan ke Masjidil Aqsa?
Kenapa tidak langsung saja ke langit? Paling tidak ada beberapa ibrah,
antara lain:
1. Bahwa Nabi Muhammad adalah satu-satunya Nabi dari
golongan Ibrahim عليه السلام yang berasal dari Ismail عليه السلام,
sedangkan Nabi lainnya adalah berasal dari Ishaq AS. Inilah yang
menyebabkan Yahudi dan Kristen menolak Nabi Muhammad, karena mereka
melihat asal usul keturunannya (nasab). Alasan mereka itu sangat tidak
ilmiah, dan kalau memang benar, mereka berarti rasialis, karena melihat
orang itu dari keturunannya. Hikmah lainnya adalah, bahwa Nabi Muhammad
berda'wah di Makkah, sedangkan Nabi yang lain berda'wah di sekitar
Palestina. Kalau dibiarkan saja, orang lain akan menuduh Nabi صلى الله
عليه وسلم sebagai orang yang tidak ada hubungannya dengan "golongan"
Ibrahim dan merupakan sempalan. Bagi kita sebagai muslim, tidaklah
melihat orang itu dari asal usulnya, tapi dari ajarannya.
2.Hikmah
berikutnya adalah, Allah dengan segala ilmu-Nya mengetahui bahwa
Masjidil Aqsa adalah akan menjadi sumber sengketa sepanjang zaman
setelah itu. Mungkin Allah ingin menjadikan tempat ini sebagai
"pembangkit" ruh perjuangan kaum muslimin. Kadangkala, kalau tiada lawan
itu semangat perjuangan kaum muslimin "melemah" karena terlena, dan
dengan adanya sengketa tersebut, semangat perjuangan kaum muslimin terus
terjaga dan terbina.
3. Berikutnya, Allah ingin memperlihatkan
sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya kepada Nabi صلى الله عليه وسلم. Pada
Al Qur'an surat An Najm ayat 12, terdapat kata "Yaro" dalam bahasa Arab
yang artinya "menyaksikan langsung". Berbeda dengan kata "Syahida", yang
berarti menyaksikan tapi tidak musti secara langsung. Allah
memperlihatkan sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya itu secara langsung,
karena pada saat itu da'wah Nabi sedang pada masa sulit, penuh duka
cita. Oleh karena itulah pada peristiwa tersebut Nabi Muhammad صلى الله
عليه وسلم juga dipertemukan dengan Nabi-nabi sebelumnya, agar Muhammad
صلى الله عليه وسلم juga bisa melihat bahwa Nabi yang sebelumnya pun
mengalami masa-masa sulit, sehingga Nabi SAW bertambah motivasi dan
semangatnya. Hal ini juga merupakan pelajaran bagi kita yang mengaku
sebagai da'i, bahwa dalam kesulitan da'wah itu bukan berarti Allah tidak
mendengar.
* PADA ISRA' MI'RAJ, Allah memberikan perintah sholat
wajib. Dan sholat Subuh adalah sholat yang pertama kali diperintahkan.
Karena peristiwa Isra' Mi'raj sendiri terjadi pada saat malam hari.
Subuhnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم sudah tiba kembali di tempat
semula. Mungkin ini juga hikmah bagi kita semua, karena sholat Subuh
adalah sholat yang sulit untuk di laksanakan, di mana pada saat itu
banyak manusia yang masih terlelap dalam tidurnya. Sebelum
diperintahkannya sholat wajib 5 waktu ini, Rasulullah melaksanakan
sholat sebagaimana Nabi Ibrahim.
* PADA ISRA' MI'RAJ, perintah
shalat dari Allah untuk didirikan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan
umat Beliau yang tadinya 50 kali waktu shalat dalam sehari semalam atas
permintaan Rasulullah Sholalahu 'Alaihi Wasalam, kemudian Allah
turunkan menjadi 5 kali waktu shalat dalam sehari semalam, ini
memberikan kesadaran bagi kita semua "SANGAT KETERLALUAN" jika kita
enggan untuk mendirikan shalat karena Allah sudah sangat memberikan
keringanan.
* Kita tidak hanya diperintahkan untuk mengerjakan
sholat, tetapi juga menegakkan sholat. Sholat bukan segala-galanya, tapi
segala-galanya berawal dari sholat. Karena aktifitas ibadah yang
pertama kali akan diperhitungkan di hari akherat kelak adalam SHALAT,
jika benar shalat seseorang maka akan baiklah amal-mal yang lainya,
tetapi jika rusak Shalat seseorang maka kan dianggap rusaklah
amal-amalnya yang lain.
----------------------------------------------------------------------------------
--------semoga bermanfaat--------
Untuk Anggota Grup AHSANU QAWLAN Penyejuk Hati
----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------
(((~~~
Saat jiwa kita sangat mencintai kebenaran, maka rawatlah dengan
sebaik-baiknya, sehingga Allah juga berkenan merawat dan melindungi kita
untuk menjadi hamba-Nya yang selalu ber-istiqomah.
"Bersegeralah
beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam
yang gelap gulita, seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di waktu
sore telah kafir, dan di waktu sore beriman dan pagi menjadi kafir, ia
menjual agamanya dengan kesenangan dunia." (HR. Ahmad no: 8493)
"Bersegeralah
kamu dengan mengerjakan amalan-amalan (shalih) sebelum munculnya
berbagai macam fitnah (kerusakan/ penyimpangan dalam agama) yang
(gambarannya) seperti satu bagian malam yang gelap gulita, (sehingga)
ada seorang yang di waktu pagi dia masih memiliki iman tapi di waktu
sore dia telah menjadi orang yang kafir, dan (ada juga) yang di waktu
sore dia masih memiliki iman tapi besok paginya dia telah menjadi orang
yang kafir, dia menjual agamanya dengan perhiasan dunia.” (HR. Muslim
no: 118).~~~)))
----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar