SEBAB SEBAB DITURUKANYA RIZKI -
BERHARAP RIZKI YANG SELALU HALAL
Rasulullahصلى الله عليه وسلم bersabda, yang artinya:
"Ya
Allah, cukupilah aku dengan rezeki-Mu yang halal (hingga akuselamat)
dari yang haram. Cukupilah aku dengan karunia-Mu (hingga aku tidak
meminta) kepada selain-Mu." {HR. At-Tirmidzi dan dihasankan oleh
Al-Albani Rahimahullah dlm Shahihut Targhib wat Tarhib no. 1820}.
KEBANYAKAN
orang lebih banyak menuntut kepada Allah untuk diberi banyak kemudahan,
tetapi melupakan untuk melakukan hal-hal yang menyebabkan Allah
berkenan mengkabulkan keinginanya...
Allah سبحانه و تعالى telah
menjelaskan kepada hamba-hamba-Nya sebab-sebab yang dapat mendatangkan
rizki dengan penjelasan yang amat gamblang. Dia menjanjikan keluasan
rizki kepada siapa saja yang menempuhnya serta menggunakan cara-cara
itu, Allah سبحانه و تعالى juga memberikan jaminan bahwa mereka pasti
akan sukses serta mendapatkan rizki dengan tanpa disangka-sangka.
SELAIN DENGAN HARUS BEKERJA KERAS Diantara sebab-sebab yang melapangkan rizki adalah sebagai berikut:
1.) Takwa Kepada Allah سبحانه و تعالى
Takwa
merupakan salah satu sebab yang dapat mendatangkan rizki dan
menjadikannya terus bertambah. Allah سبحانه و تعالى berfirman, artinya,
“Barangsiapa
yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke
luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tidada disangka-sangkanya.”
(At Thalaq 2-3).
Setiap orang yang bertakwa, menetapi segala yang
diridhai Allah سبحانه و تعالى dalam segala kondisi maka Allah سبحانه و
تعالى akan memberikan keteguhan di dunia dan di akhirat. Dan salah
satu dari sekian banyak pahala yang dia peroleh adalah Allah akan
menjadikan baginya jalan keluar dalam setiap permasalahan dan
problematika hidup, dan Allah سبحانه و تعالى akan memberikan kepadanya
rizki secara tidak terduga.
Imam Ibnu Katsir berkata tentang
firman Allah di atas, “Yaitu barang siapa yang bertakwa kepada Allah
dalam segala yang diperintahkan dan menjauhi apa saja yang Dia larang
maka Allah akan memberikan jalan keluar dalam setiap urusannya, dan Dia
akan memberikan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka, yakni dari
jalan yang tidak pernah terlintas sama sekali sebelumnya.”
Allah سبحانه و تعالى juga berfirman, yang artinya,
“Jikalau
sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami
akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi
mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya.” (QS. 7: 96).
2.) Istighfar dan Taubat
Termasuk
sebab yang mendatang kan rizki adalah istighfar dan taubat, sebagaimana
firman Allah yang mengisahkan tentang Nabi Nuh Alaihissalam ,
“Maka
aku katakan kepada mereka:”Mohonlah ampun kepada Rabbmu, sesungguhnya
Dia adalah Maha Pengampun” niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu
dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan
untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu
sungai-sungai.” (QS. 71:10-12).
Al-Qurthubi mengatakan, “Di dalam
ayat ini, dan juga dalam surat Hud (ayat 52,red) terdapat petunjuk
bahwa istighfar merupakan penyebab turunnya rizki dan hujan.”
Ada
seseorang yang mengadukan kekeringan kepada al-Hasan al-Bashri, maka
beliau berkata, “Beristighfarlah kepada Allah”, lalu ada orang lain yang
mengadukan kefakirannya, dan beliau menjawab, “Beristighfarlah kepada
Allah”. Ada lagi yang mengatakan, “Mohonlah kepada Allah agar memberikan
kepadaku anak!” Maka beliau menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah”.
Kemudian ada yang mengeluhkan kebunnya yang kering kerontang, beliau pun
juga menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah.”
Maka orang-orang
pun bertanya, “Banyak orang berdatangan mengadukan berbagai persoalan,
namun anda memerintahkan mereka semua agar beristighfar.” Beliau lalu
menjawab, “Aku mengatakan itu bukan dari diriku, sesungguhnya Allah swt
telah berfirman di dalam surat Nuh,(seperti tersebut diatas, red)
Istighfar
yang dimaksudkan adalah istighfar dengan hati dan lisan lalu berhenti
dari segala dosa, karena orang yang beristighfar dengan lisannnya saja
sementara dosa-dosa masih terus dia kerjakan dan hati masih senantiasa
menyukainya maka ini merupakan istighfar yang dusta. Istighfar yang
demikian tidak memberikan faidah dan manfaat sebagaimana yang
diharapkan.
3.) Tawakkal Kepada Allah سبحانه و تعالى
Allah سبحانه و تعالى berfirman, yang artinya,
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. 65: 3).
Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم telah bersabda, yang artinya,
“Seandainya
kalian mau bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya maka pasti
Allah akan memberikan rizki kepadamu sebagaimana burung yang diberi
rizki, pagi-pagi dia dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan
kenyang.” (HR Ahmad, at-Tirmidzi dan dishahihkan al-Albani)
Tawakkal
kepada Allah merupakan bentuk memperlihatkan kelemahan diri dan sikap
bersandar kepada-Nya saja, lalu mengetahui dengan yakin bahwa hanya
Allah yang memberikan pengaruh di dalam kehidupan. Segala yang ada di
alam berupa makhluk, rizki, pemberian, madharat dan manfaat, kefakiran
dan kekayaan, sakit dan sehat, kematian dan kehidupan dan selainnya
adalah dari Allah semata.
Maka hakikat tawakkal adalah
sebagaimana yang di sampaikan oleh al-Imam Ibnu Rajab, yaitu
menyandarkan hati dengan sebenarnya kepada Allah Azza wa Jalla di dalam
mencari kebaikan (mashlahat) dan menghindari madharat (bahaya) dalam
seluruh urusan dunia dan akhirat, menyerahkan seluruh urusan hanya
kepada Allah serta merealisasikan keyakinan bahwa tidak ada yang dapat
memberi dan menahan, tidak ada yang mendatangkan madharat dan manfaat
selain Dia.
4.) Silaturrahim
Ada banyak hadits yang
menjelaskan bahwa silaturrahim merupakan salah satu sebab terbukanya
pintu rizki, di antaranya adalah sebagai berikut:
Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم , yang artinya,
“Dari
Abu Hurairah ra berkata, “Aku mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم
bersabda, “Siapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan
umurnya maka hendaklah menyambung silaturrahim.” (HR Al Bukhari)
Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم , yang artinya,
“Dari
Abu Hurairah Radhiallaahu anhu , Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم
bersabda, “Ketahuilah orang yang ada hubungan nasab denganmu yang engkau
harus menyambung hubungan kekerabatan dengannya. Karena sesungguhnya
silaturrahim menumbuhkan kecintaan dalam keluarga, memperbanyak harta
dan memperpanjang umur.” (HR. Ahmad dishahihkan al-Albani)
Yang
dimaksudkan dengan kerabat (arham) adalah siapa saja yang ada hubungan
nasab antara kita dengan mereka, baik itu ada hubungan waris atau tidak,
mahram atau bukan mahram.
5.) Infaq fi Sabilillah
Allah سبحانه و تعالى berfirman, yang artinya,
“Dan
barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan
Dia lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. 34:39)
Ibnu
Katsir berkata, “Yaitu apapun yang kau infakkan di dalam hal yang
diperintahkan kepadamu atau yang diperbolehkan, maka Dia (Allah) akan
memberikan ganti kepadamu di dunia dan memberikan pahala dan balasan di
akhirat kelak.”
Juga firman Allah سبحانه و تعالى yang lain,yang artinya,
“Hai
orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari
hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari hasil usahamu yang
baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk
kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan
dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan
dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha
Kaya lagi Maha Terpuji. Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan
kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah
menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha
Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. 2:267-268)
Dalam
sebuah hadits qudsi Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم bersabda,
Allah سبحانه و تعالى berfirman, “Wahai Anak Adam, berinfaklah maka Aku
akan berinfak kepadamu.” (HR Muslim)
6.) Menyambung Haji dengan Umrah
Berdasarkan
pada hadits Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم dari Ibnu Mas”ud
Radhiallaahu anhu dia berkata, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,
artinya,
“Ikutilah haji dengan umrah karena sesungguhnya keduanya
akan menghilangkan kefakiran dan dosa sebagaimana pande besi
menghilangkan karat dari besi, emas atau perak, dan haji yang mabrur
tidak ada balasannya kecuali surga.” (HR. at-Tirmidzi dan an- Nasai,
dishahihkan al-Albani)
Maksudnya adalah, jika kita berhaji maka
ikuti haji tersebut dengan umrah, dan jika kita melakukan umrah maka
ikuti atau sambung umrah tersebut dengan melakukan ibadah haji.
7.) Berbuat Baik kepada Orang Lemah
Rasulullah
Muhammad صلى الله عليه وسلم telah menjelaskan bahwa Allah akan
memberikan rizki dan pertolongan kepada hamba-Nya dengan sebab ihsan
(berbuat baik) kepada orang-orang lemah, Beliau bersabda, artinya,
“Tidaklah
kalian semua diberi pertolongan dan diberikan rizki melainkan karena
orang-orang lemah diantara kalian.” (HR. al-Bukhari)
Dhu”afa”
(orang-orang lemah) klasifikasinya bermacam-macam, ada fuqara, yatim,
miskin, orang sakit, orang asing, wanita yang terlantar, hamba sahaya
dan lain sebagainya.
8.) Bersungguh-sungguh di dalam Beribadah
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, dari Nabi Muhammad صلى الله عليه
وسلم , “Allah سبحانه و تعالى berfirman, artinya,
“Wahai Anak
Adam Bersungguh-sungguhlah engkau beribadah kepada Ku, maka Aku akan
memenuhi dadamu dengan kecukupan dan Aku menanggung kefakiranmu. Jika
engkau tidak melakukan itu maka Aku akan memenuhi dadamu dengan
kesibukan dan Aku tidak menanggung kefakiranmu.”
Tekun beribadah
bukan berarti siang malam duduk di dalam masjid serta tidak bekerja,
namun yang dimaksudkan adalah menghadirkan hati dan raga dalam
beribadah, tunduk dan khusyu” hanya kepada Allah, merasa sedang
menghadap Pencipta dan Penguasanya, yakin sepenuhnya bahwa dirinya
sedang bermunajat, mengadu kepada Dzat Yang menguasai Langit dan Bumi.
Dan
masih banyak lagi pintu-pintu rizki yang lain, seperti hijrah, jihad,
bersyukur, menikah, bersandar kepada Allah, meninggalkan kemaksiatan,
istiqamah serta melakukan ketaatan, yang tidak dapat di sampaikan secara
lebih rinci dalam tulisan ini. Mudah-mudahan Allah memberi kan taufik
dan bimbingan kepada kita semua. Amin.
----------------------------------------------------------------------------------
--------semoga bermanfaat--------
Untuk
Anggota Grup AHSANU QAWLAN Penyejuk Hati.
----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------
(((~~~
Saat jiwa kita sangat mencintai kebenaran, maka rawatlah dengan
sebaik-baiknya, sehingga Allah juga berkenan merawat dan melindungi kita
untuk menjadi hamba-Nya yang selalu ber-istiqomah.
"Bersegeralah
beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam
yang gelap gulita, seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di waktu
sore telah kafir, dan di waktu sore beriman dan pagi menjadi kafir, ia
menjual agamanya dengan kesenangan dunia." (HR. Ahmad no: 8493)
"Bersegeralah
kamu dengan mengerjakan amalan-amalan (shalih) sebelum munculnya
berbagai macam fitnah (kerusakan/ penyimpangan dalam agama) yang
(gambarannya) seperti satu bagian malam yang gelap gulita, (sehingga)
ada seorang yang di waktu pagi dia masih memiliki iman tapi di waktu
sore dia telah menjadi orang yang kafir, dan (ada juga) yang di waktu
sore dia masih memiliki iman tapi besok paginya dia telah menjadi orang
yang kafir, dia menjual agamanya dengan perhiasan dunia.” (HR. Muslim
no: 118).~~~)))
----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar