ALLAH SENANG DAN MENERIMA TAUBAT HAMBA-NYA - MENGGAPAI RAHMAT ALLAH MENJAUHI MURKANYA
----------------------------------------------------------------------------------
"Dan
dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada
bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang
baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah
peringatan bagi orang-orang yang ingat" (QS. Hud: 114).
Dari Abu
Hurairah Radiyallahu 'Anhu Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
"Sebelum Allah menciptakan segala mahluq Allah telah menetapkan untuk
diri-Nya sendiri, "Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan kemurkaan-Ku".
(HR. Bukhari-Muslim).
----------------------------------------------------------------------------------
Taubat
menurut ulama adalah meninggalkan perbuatan maksiat karena mengetahui
keburukannya, menyesal telah melakukannya, serta berazam untuk tidak
melakukannya lagi, dan mengejar segala ketertinggalannya, apabila dalam
hal meninggalkan kewajiban, maka menyempurnakan kekurangan dengan amalan
sunah, apabila berhubungan dengan hak manusia, maka mengembalikan hak
kepada pemiliknya. Dengan penuh keikhlasan kepada Allah, mengharapkan
pahalaNya, takut akan azabNya, hendaklah taubat dilakukan sebelum nyawa
sampai ditenggorokan, dan sebelum terbitnya matahari dari sebelah barat.
Allah
سبحانه و تعالى telah membuka selebar-lebarnya pintu taubat, sebesar
apapun dosa kita seandainya kita bertaubat dengan taubat nasuha niscaya
Allah akan mengampuninya sebagaimana firmanya :
قُلْ يَاعِبَادِيَ
الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ
اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ
الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang
malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus
asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.
Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.
Az-Zumar:53)
"Dan mintalah maghfirah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS. Al-Baqarah: 199)
----------------------------------------------------------------------------------
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
"Demi Allah, aku benar-benar beristighfar kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya lebih dari 70 kali dalam sehari". (HR. Bukhori).
--
Dari Anas bin Malik r.a. berkata: Rasulullah صلى الله عليه وسلم
bersabda, "Sesungguhnya Allah lebih suka menerima taubat seorang
hamba-Nya melebihi kesenangan seorang yang menemukan kembali tiba-tiba
untanya yang telah hilang daripadanya di tengah hutan".
(HR. Bukhari - Muslim).
----------------------------------------------------------------------------------
"Allah
سبحانه و تعالى, "Wahai anak Adam, sesungguhnya selama kamu bermohon
kepada-Ku dan ber-roja' kepada-Ku, Aku pasti mengampunimu atas segala
keadaanmu dan aku tidak peduli. Wahai anak Adam kalaulah dosa-dosamu
mencapai langit kemudian kamu bermohon ampunan kepada-Ku, niscaya Aku
mengampunimu. Wahai anak Adam, jika sekiranya kamu datang kepada-Ku
dengan membawa dosa/kesalahan sebanyak isi bumi tatapi kamu tidak
menyekutukan-Ku dengan sesuatu apapun, niscaya Aku akan datang dengan
keampunan sebanyak isi bumi pula". (HR AT-Tirmidzi, dlm kitab Ad-Da'awat
IX/524).
----------------------------------------------------------------------------------
Rasululla
صلى الله عليه وسلم bersabda: "Wahai sekalian manusia, bertaubatlah
kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena sesungguhnya aku bertaubat
kepada AllahSubhanahu Wa Ta’ala dalam satu hari sebanyak seratus kali".
(HR. Muslim dari Al Aghar al Muzni.)
Dari Abi Musa Radiyallahu
'Anhu diriwayatkan bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
"Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala membuka "tangan"-Nya pada malam
hari untuk memberikan ampunan kepada orang yang melakukan dosa pada
siang hari, dan membuka "tangan"-Nya pada siang hari, untuk memberikan
ampunan kepada orang yang melakukan dosa pada malam hari, (terus
berlangsung demikian) hingga (datang masanya) matahari terbit dari Barat
(kiamat)". (HR. An-Nasaai).
Dari Abi Hurairah r.a. bahwa
Rasululla صلى الله عليه وسلم bersabda: "Jika kalian melakukan dosa
hingga dosa kalian sampai ke matahari, kemudian kalian bertaubat,
niscaya Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan mengampuni kalian". (HR. Ibnu
Majah dengan sanad yang baik. dalam kitab Az Zuhd (4248), dan dalam
kitab az Zawaid diterangkan: ini adalah isnad hasan.).
Dari Abi
Sa'id al Khudri r.a. dari Nabi صلى الله عليه وسلم beliau bersabda:
"Perumpamaan orang mu'min dan iman adalah seperti kuda dalam kandang
(ikatan) nya, ia berjalan sebentar ke luar untuk kemudian kembali ke
kandang (ikatan) nya . Dan seorang mu'min dapat lalai dan melakukan
kesalahan namun kemudian ia kembali kepada keimanannya. Maka berikan
makanan kalian kepada kaum yang bertakwa, dan kaum mu'minin yang baik".
(HR. Ibnu Hibban dalam sahihnya, (dalam al Mawaarid (2451).
Dari
Abi Hurairah r.a. bahwa ia mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم
bersabda: "Seorang hamba melakukan dosa, dan berdo'a: 'Ya Tuhanku, aku
telah melakukan dosa maka ampunilah aku'. Tuhannya berfirman: 'hamba-Ku
mengetahui bahwa ia mempunyai Tuhan yang akan mengampuni dan menghapus
dosanya, maka Tuhan-pun mengampuninya'. Kemudian waktu berjalan dan
orang itu tetap seperti itu hingga masa yang ditentukan Allah Subhanahu
WaTa'ala, hingga orang itu kembali melakukan dosa yang lain. Orang
itupun kembali berdo'a: 'Ya Tuhanku, aku kembali melakukan dosa, maka
ampunilah dosaku'. Tuhan-nya berfirman: 'Hamba-Ku mengetahui bahwa dia
mempunyai Tuhan Yang mengampuni dan menghapus dosanya', maka Tuhan-pun
mengampuninya. Kemudian ia terus dalam keadaan demikian hingga masa yang
ditentukan Allah, hingga akhirnya ia kembali melakukan dosa. Dan ia
berdo'a: 'Ya Tuhanku, aku telah melakukan dosa, maka ampunilah daku'.
Tuhan-nya berfirman: 'Hamba-Ku mengetahui bahwa ia mempunyai Tuhan Yang
mengampuni dan menghapus dosanya'. Maka Tuhannya berfirman: 'Aku telah
berikan ampunan kepada hamba-Ku, dan silahkan ia melakukan apa yang ia
mau". (HR. Bukhari dan Muslim).
Rasulullah صلى الله عليه وسلم
bersabda: "Sesungguhnya seorang hamba, jika ia melakukan dosa maka
terdapat bintik hitam dalam hatinya, dan jika ia bertaubat dan
meninggalkan perbuatan dosa itu serta beristighfar, maka hatinya kembali
dibersihkan". Dari Ibnu Abbas Radiyallahu 'Anhu ia berkata: kaum
Quraisy berkata kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم : "Berdoalah kepada
Rabbmu agar bukit Shafa dijadikan emas bagi kami, dan jika ia telah
berhahasil menjadi emas, kami akan mengikutimu". Maka Rasulullah صلى
الله عليه وسلم berdoa kepada Rabbnya dan Jibril a.s. datang dan berkata:
"Rabbmu mengucapkan salam kepada engkau. Dan berfirman kepada engkau:
Jika engkau mau maka dapat Aku jadikan emas bukit Shafa itu bagi mereka,
namun jika kemudian dari mereka itu (kaum kafir Quraisy) ada yang
kafir, maka Aku akan azab dia dengan azab yang tidak pernah aku timpakan
kepada seorangpun di dunia. Dan jika engkau mau, Aku buka bagi mereka
pintu taubat dan rahmah". Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: "(aku
ingin dibukakan) Pintu taubat dan rahmat saja".(HR. Thabrani, dan para
perawinya adalah sahih). (Dan sejenisnya disebutkan oleh Al Haitsami
(10/196) seperti diriwayatkan oleh Al Hakim. Dan ia berkata: Isnadnya
sahih, dan itu setujui oleh Adz Dzahabi (4/240).).
Dari Abdullah
bin Umar r.a. dari Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda: "Sesungguhnya Allah
Subhanahu Wa Ta’ala akan menerima taubat seorang hamba selama nafasnya
belum sampai di tenggorokan (sakratul maut)". (HR. Ibnu Majah, dan
Tirmizi. Ia berkata: hadits ini hasan).
Dari 'Imran bin Hushain r.a. bahwa seorang wanita dari Juhainah datang kepada
Rasululla
صلى الله عليه وسلم , dan wanita itu sedang hamil karena zina. Kemudian
wanita itu berkata kepada beliau: Wahai Rasululla صلى الله عليه وسلم
aku telah melanggar had, maka jatuhkanlah kepada saya hukumannya".
Kemudian Nabi صلى الله عليه وسلم memanggil keluarganya. Dan bersabda:
"Perlakukanlah dia dengan baik, dan jika ia telah melahirkan maka
bawalah dia kemari". Keluarganya pun menjalankannya. Kemudian (setelah
datang masanya) Rasulullah صلى الله عليه وسلم memerintahkan untuk
menjatuhkan hukum atasnya, dan badannya diikat, kemudian iapun dirajam.
Setelah itu Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasalam menshalatkan
jenazahnya. Melihat itu Umar bertanya: Wahai Rasulullah صلى الله عليه
وسلمm apakah baginda menshalatkannya padahal ia telah berzina?
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: "Ia telah melakukan taubat yang
jika taubat itu dibagi-bagi bagi tujuh puluh penduduk Madinah niscaya
mencukupi mereka, dan apakah engkau dapati yang lebih baik daripada
orang yang datang menyerahkan dirinya kepada Allah سبحانه و تعالى?".
(HR.Muslim).
Dari Abi Sa'id al Khudri r.a. bahwa Rasulullah صلى
الله عليه وسلم bersabda: "Pada jaman sebelum kalian ada seseorang yang
telah membunuh sembilan puluh sembilan manusia, kemudian ia mencari
manusia yang paling alim di muka bumi, dan ia pun ditunjukkan kepada
seorang rahib. Ia mendatangi rahib itu dan bertanya: bahwa ia telah
membunuh sembilan puluh sembilan manusia, maka apakah ia masih dapat
bertaubat?. Sang rahib menjawab: "tidak". Dan orang itupun membunuh sang
rahib, hingga ia melengkapi bilangan seratus orang yang telah ia bunuh.
Kemudian ia kembali menanyakan tentang orang yang paling alim di muka
bumi, dan ia pun ditunjukkan kepada seorang alim, dan ia bertanya: bahwa
ia telah membunuh seratus manusia, maka apakah ia dapat bertaubat?
Orang alim itu menjawab: "ya bisa, siapa yang menghalangi antaranya
dengan taubat? Pergilah engkau ke daerah ini dan ini, karena di sana ada
manusia yang menyembah Allah, maka beribadahlah bersama mereka, dan
jangan kembali ke negerimu lagi; karena ia adalah negeri yang buruk".
Orang
itu kemudian berangkat menuju negeri yang ditunjukan itu hingga sampai
di tengah perjalanan, di sana malaikat maut mendatanginya dan mencabut
nyawanya. Kemudian malaikat rahmat dan malaikat azab bertengkar;
malaikat rahmah berkata: Orang ini telah berangkat untuk bertaubat
kepada Allah (oleh karena itu ia berhak mendapatkan rahmah). Sedangkan
malikat azab berkata: orang ini tidak pernah melakukan kebaikan
sedikitpun (oleh karena itu ia seharusnya diazab. Selanjutnya, datang
malaikat dalam bentuk seorang manusia, dan berkata kepada keduanya:
Ukurlah antara dua negeri itu (antara tempat asalnya dan tempat
tujuannya), tempat mana yang lebih dekat orang itu, maka orang itu
dimasukkan dalam kelompok itu. Malaikat pun mengukurnya dan mendapati
orang itu lebih dekat ke tempat yang ditujunya (tempat orang saleh),
maka orag itupun dicabut oleh malaikat rahmah".
Dalam satu
riwayat: "Maka diketahui orang itu lebih dekat ke negeri yang saleh
sekadar satu jengkal, sehingga iapun dimasukkan dalam golongan orang
saleh itu". dalam riwayat lain: "Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan
kepada negeri yang buruk itu untuk menjauh dan kepada negeri yang saleh
untuk mendekat. Kemudian memerintahkan kepada malaikat: Ukurlah antara
keduanya, dan para malaikut mendapati orang itu lebih dekat ke negeri
yang saleh sekadar satu hasta, maka Allah سبحانه و تعالى mengampuni
orang itu".
Dalam riwayat lainnya: Qatadah berkata: Hasan berkata:
Diceritakan kepada kami bahwa ketika beliau didatangi malaikat pencabut
nyawa ia menyodorkan dadanya kepadanya". Diriwayatkan oleh Bukhari,
Muslim dan Ibnu Majah dengan sejenisnya.
Dari Abi Hurairah r.a.
bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: "Allah Subhanahu Wa Ta'ala
berfirman: " Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku
akan bersamanya ketika ia berdzikir kepada-Ku, dan Allah سبحانه و تعالى
lebih senang dengan taubat seorang manusia dari pada seorang kalian yang
menemukan kembali perbekalannya di padang tandus. Barangsiapa yang
mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu
lengan, dan barang siapa mendekat kepada-Ku satu lengan maka Aku akan
mendekat kepadanya dua lengan, dan jika ia menghadap kepada-Ku dengan
berjalan maka Aku akan menemuinya dengan berlari". (HR. Muslim, dan
lafazhnya darinya, juga Bukhari dengan lafazh yang sama).
Dari
Syuraih --yaitu Ibnu Harits-- ia berkata: Aku mendengar seorang
laki-laki dari sahabat Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasalam berkata:
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: "Allah سبحانه و تعالى berfirman:
Wahai anak Adam, bangunlah kepada-Ku niscaya aku akan berjalan
kepadamu, dan berjalanlah kepada-Ku niscaya Aku datang kepadam dengan
berlari". (HR. Ahmad dengan sanadnya yang sahih.Dan al Haitsami berkata:
Diriwayatkan oleh Ahmad dan para perawinya adalah sahih, kecuali
Syuraih bin Harits, ia adalah tsiqat (10/196, 197)).
Dari Anas
bin Malik r.a. ia berkata: Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
"Allah Subhanahu Wa Ta'ala lebih berbahagia mendapati hamba-Nya
bertaubat dari seorang yang tiba-tiba menemukan kendaraannya kembali
setelah hilang di padang pasir", (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari
Abi Dzar r.a. ia berkata; Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
"Barangsiapa yang melakukan kebaikan pada masa usianya yang tersisa maka
ia akan diampuni akan dosa-dosanya yang telah lalu, dan barangsiapa
yang berbuat buruk pada masa usianya yang tersisa maka ia akan
dipertanyakan akan dosa yang telah lalu dan dosa pada usianya yang
tersisa". (HR. Thabrani dengan sanad hasan. (Seperti itu pula al
Haitsami berkata: (10/202).).
Dari 'Uqbah bin 'Amir ia berkata:
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: "Sesungguhnya perumpamaan orang
yang mengerjakan keburukan dan kemudian melakukan kebaikan adalah
seperti orang yang mengenakan pakaian besi yang telah menjepitnya,
kemudian ia melakukan kebaikan dan pakaian besi itupun membuka satu
sisinya, dan ketika ia melakukan kebaikan yang lain baju besi itupun
makin mengendur hingga akhirnya ia dapat keluar darinya". (HR. Ahmad,
dan Thabrani dengan dua sanad, dan salah satu sanadnya adalah sahih, Al
Haitsami berkata: Hadits diriwayatkan oleh Ahmad dan Thabrani. Dan satu
sanad Thabrani para perawinya adalah sahih (10/201, 202).).
Dari
Abi Thawil Syathbul Mamdud bahwa ia mendatangi Nabi صلى الله عليه وسلم
dan bertanya: Apakah orang yang telah melakukan segala dosa seluruhnya,
dan tidak ada suatu dosa apapun yang tidak pernah dilewatkannya, baik
dosa yang kecil maupun yang besar telah ia lakukan, apakah ia masih
terbuka taubat baginya?" Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: "Apakah
engkau telah masuk Islam?". sedangkan saya, maka aku bersaksi bahwa
tidak ada tuhan selain Allah, dan bahwa engkau adalah Rasulullah صلى
الله عليه وسلم". Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: " Lakukanlah
kebaikan, dan tinggalkanlah seluruh keburukan, niscaya Allah سبحانه و
تعالى akan menjadikan itu semua sebagai kebaikan". Orang itu kembali
bertanya: "Apakah itu termasuk dengan perbuatan-perbuatan burukku yang
lalu?". Rasulullah صلى الله عليه وسلم menjawab: "Ya". Orang itu
mengucapkan: Allah Akbar!, dan ia terus bertakbir (sambil berjalan)
hingga tubuhnya tidak terlihat oleh kami. (HR. Al Bazzar, dan Thabrani),
Al Haitsami berkata: hadits ini diriwayatkan oleh Thabrani dan Al
Bazzar dengan riwayat yang sama. Dan para perawi Bazzar adalah sahih,
selain Muhammad bi Harun Abi Nasyith, dia adalah tsiqat.).
--
Dari Abu Sa'id (Sa'ad bin Malik bin Sinan) al-Khudry berkata: Rasulullah
صلى الله عليه وسلم bersabda, "Pernah terjadi pada umat terdahulu
seseorang yang telah membunuh sembilan puluh sembilan jiwa kemudian
ingin bertaubat maka ia pun mencari seorang alim lalu ditunjukkan
kepadanya seorang pendeta maka ia pun bertanya, "Sesungguhnya saya telah
membunuh sembilan puluh sembilan jiwa apakah ada jalan bagiku untuk
bertaubat?" Jawab pendeta, "Tidak ada" Seketika pendeta itupun
dibunuhnya sehingga genaplah seratus orang yang telah dibunuhnya.
Kemudian ia mencari orang alim lainnya dan ketika telah ditunjukkan
iapun menerangkan bahwa ia telah membunuh seratus orang apakah ada jalan
untuk bertaubat? Jawab si alim, "Ya, ada dan siapakah yang dapat
menghalangimu untuk bertaubat? Pergilah ke dusun itu karena di sana
banyak orang-orang yang taat kepada Allah. Maka berbuatlah sebagaimana
perbuatan mereka dan jangan kembali ke negerimu ini karena negerimu ini
adalah tempat penjahat." Maka pergilah orang itu tetapi di tengah
perjalanan mendadak ia mati. Maka bertengkarlah Malaikat rahmat dengan
Malaikat siksa. Malaikat rahmat berkata, "Ia telah berjalan untuk
bertaubat kepada Allah dengan sepenuh hatinya." Malaikat siksa berkata,
"Ia belum pernah berbuat kebaikan sama sekali." Maka datanglah seorang
Malaikat berupa manusia yang menjadi juru penengah (hakim) di antara
mereka. Ia berkata, "Ukur saja jarak antara dusun yang ditinggalkan dan
yang dituju maka kemana ia lebih dekat, masukkanlah ia kepada golongan
orang sana. Maka diukurlah kedua jarak itu dan ternyata lebih dekat
kepada dusun orang-orang baik yang dituju, kira-kira terpaut sejengkal.
Maka dipeganglah ruhnya oleh Malaikat rahmat."
(Bukhari - Muslim).
MENGGAPAI RAHMAT ALLAH
MENJAUHI MURKANYA
MARI PERBANYAK TAUBAT DAN BERAMAL SHALIH..!
BANYAK
hadits meriwayatkan bahwa kasih sayang Rasulullah صلى الله عليه وسلم
membuat Beliau selalu memohon kepada Allah سبحانه و تعالى agar umatnya
jangan didera bencana akibat banyak melakukan dosa, sebagaimana umat
para Nabi terdahulu. Rasulullah صلى الله عليه وسلم selalu berharap
anak–cucu manusia kelak akan banyak yang bertakwa kepada Allah سبحانه و
تعالى .
Namun yang juga harus kita ingat, secara terpisah
Rasulullah صلى الله عليه وسلم pun bersabda kepada Ummu Salamah
(istriNya): “Jika segala bentuk kemaksiatan telah merajalela di dalam
suatu bangsa (umat-Ku), maka Allah سبحانه و تعالى meratakan adzab dari
sisi-Nya kepada mereka”.
Ummu Salamah bertanya: “Wahai Rasulallah, apakah dalam kondisi (dilaknat) itu masih terdapat orang sholeh, taat beribadah?”
Rasulullah menjawab: “Ia, masih ada”.
Ummu Salamah bertanya lagi: “Lalu bagaimana mereka?”
Rasulullah
pun menjawab: “Orang-orang shaleh taat beribadah yang terdapat pada
kaum (bangsa) tersebut, juga turut ditimpa bencana, kemudian mereka akan
mendapatkan ampunan dan keridhoan dari Allah". (HR. Ahmad dari Ummu
Salamah isteri Nabi صلى الله عليه وس . VI/ 304 atau no.26122,
Al-Haitsami mengatakan, hadits ini rijalnya shahih).
TADABUR BEBERAPA MAKNA AYAT-AYAT AL-QUR'AN
" Adapun kaum 'Aad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang,
"
yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan
delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum 'Aad pada waktu itu
mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon kurma yang
telah kosong (lapuk)".
" Maka kamu tidak melihat seorangpun yang tinggal di antara mereka ". (Al Qur'an Surat Al Haqqah: 6-8).
"Dia-lah
yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barangsiapa yang
kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran
orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan
pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain
hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka".(QS. Fathir : 39).
"Sesungguhnya
Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh jika
keduanya akan lenyap tidak ada seorangpun yang dapat menahan keduanya
selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha
Pengampun".(QS. Fathir: 41)
"Karena kesombongan (mereka) di muka
bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat. Rencana yang jahat itu
tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. Tiadalah
yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang
telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu
tidak akan menemui perobahan bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak
(pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu".(QS. Fathir:
43).
"Dan apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu melihat
bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka, sedangkan
orang-orang itu adalah lebih besar kekuatannya dari mereka? Dan tiada
sesuatupun yang dapat melemahkan Allah baik di langit maupun di bumi.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa". (QS. Fathir: 44)
BENCANA BENCANA DI MASA UMAT SEBELUM KITA
***
Masyarakat Nabi Syu'aib عليه السلام, di Madyan dihantam gempa hingga
jadi mayat-mayat yang bergelimpangan karena kekafiran mereka dan curang
dalam menakar dan menimbang. (Lihat QS. Al-A'raaf: 85-94).
***
Kaum (selanjutnya disebut masyarakat) Nabi Nuh عليه السلام diadzab,
ditenggelamkan dengan banjir bandang karena kekafiran mereka, hingga
salah seorang anak Nabi Nuh sendiri (bernama Kan’an) pun turut tenggelam
karena keinkarannya (lihat QS. Huud: 41-44).
*** Masyarakat
“Tsamud” dihancurkan dengan petir, dan masyarakat 'Ad dihancurkan dengan
angin dingin sangat kencang (lihat QS al-Haaqqah: 4-7).
***
Fir'aun dan seluruh pengikutnyanya yang kafir telah dihunjami bencana
berupa taufan, belalang, kutu, kodok, dan darah; kemudian minta agar
dimohonkan oleh Nabi Musa AS untuk dilepaskan dari adzab itu. Setelah
dilepaskan oleh Allah adzabnya, lalu mereka kafir lagi, bahkan sang
Firaun tetap memproklamirkan diri sebagai ‘Tuhan’. Maka Allah
tenggelamkan mereka di dasar laut Merah. (Lihat al-A'raaf:133-136).
***
Masyarakat Nabi Luth عليه السلام (termasuk juga isterinya), mereka
homoseks (istilah anak sekarang ‘gay’), diadzab oleh Allah dengan
dihujani batu panas dan buminya dibalik (Lihat QS. Huud: 82-84).
----------------------------------------------------------------------------------
--------semoga bermanfaat--------
Untuk Anggota Grup AHSANU QAWLAN Penyejuk ----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------
(((~~~
Saat jiwa kita sangat mencintai kebenaran, maka rawatlah dengan
sebaik-baiknya, sehingga Allah juga berkenan merawat dan melindungi kita
untuk menjadi hamba-Nya yang selalu ber-istiqomah.
"Bersegeralah
beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam
yang gelap gulita, seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di waktu
sore telah kafir, dan di waktu sore beriman dan pagi menjadi kafir, ia
menjual agamanya dengan kesenangan dunia." (HR. Ahmad no: 8493)
"Bersegeralah
kamu dengan mengerjakan amalan-amalan (shalih) sebelum munculnya
berbagai macam fitnah (kerusakan/ penyimpangan dalam agama) yang
(gambarannya) seperti satu bagian malam yang gelap gulita, (sehingga)
ada seorang yang di waktu pagi dia masih memiliki iman tapi di waktu
sore dia telah menjadi orang yang kafir, dan (ada juga) yang di waktu
sore dia masih memiliki iman tapi besok paginya dia telah menjadi orang
yang kafir, dia menjual agamanya dengan perhiasan dunia.” (HR. Muslim
no: 118).~~~)))
----------------------------------------------------------------------------------
***************************************************
----------------------------------------------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar